Pembangunan jalur tol Yogyakarta-Solo kini mulai berjalan. Akibatnya, harga tanah di sekitarnya pun meningkat hingga 3 kali lipat.
Dalam waktu dekat, pemerintah akan mulai melakukan pematokan tanah di jalur tol Yogyakarta-Solo.
Jalur sepanjang 76 kilometer ini nantinya akan menghubungkan Kulon Progo-Yogyakarta-Solo.
Pembangunan ini tentu akan berdampak pada lahan warga di sekitarnya.
Tak hanya dalam hal kepemilikian, tapi juga terkait harga tanah di sekitar jalur tersebut.
Proses Pelepasan Lahan di Sekitar Jalur Tol Jogja-Solo
Pembangunan jalur tol Yogyakarta-Solo akan berdampak pada sekitar 3.006 bidang seluas 177,5 hektar dan 2.978 warga.
Tentu saja, untuk warga yang terdampak akan dilakukan proses pembayaran ganti rugi.
Proses ini akan dilakukan setelah pemasangan patok selesai dilakukan dan diharapkan dapat selesai sebelum akhir tahun.
“Kami berharap proses pemasangan patok selesai dalam dua bulan, dilakukan secara paralel agar realisasi pembayaran ganti untung juga secara bertahap, bisa dilakukan sebelum akhir tahun ini,” terang Kepala Dispertaru DIY Krido Suprayitno, dilansir 99.co Indonesia dari bisnis.com.
Pembayaran ganti rugi ini akan melibatkan tim appraisal tanah independen.
Hal ini karena pengadaan tanah untuk jalan tol bukanlah proses jual beli, melainkan pelepasan tanah.
Oleh sebab itu peran pemilik lahan pun sangat penting, untuk membantu proses penaksiran harga tanah di sekitar jalur tol tersebut.
Baca Juga:
5 Hal yang Harus Dipertimbangkan Saat Beli Rumah Pertama. Awas, Menyesal!
Harga Tanah di Sekitar Jalur Tol Jogja-Solo Naik
Meski proses pemasangan patok belum berjalan, kabarnya harga tanah di sekitar jalur tol sudah melonjak naik.
Hal ini didukung oleh keterangan Suprapti, warga Tegalrejo, Tamanmartani, Kalasan.
Suprapti merupakan salah satu warga yang tanahnya masuk dalam peta calon lahan untuk jalan tol.
Sekitar 500 meter dari 1.200 meter lahan miliknya akan masuk dalam proses pelepasan lahan oleh pemerintah.
“Yang dipakai sekitar 500 meter saja di bagian tengah. Jadi, membelah lahan. Yang kena rumah. Itu berita yang saya dapat,” terangnya.
Lebih lanjut, ia juga menjelaskan bahwa harga lahan di sekitar lokasi pembangunan kini naik hingga tiga kali lipat, mencapai Rp3 juta – Rp3,5 juta per meter.
Awalnya harga lahan di sana sekitar Rp1 juta per meter.
Padahal warga pun belum mendapat informasi terkait kapan rencana pematokan akan dimulai.
Baca Juga:
5 Fakta Tentang Fengshui Rumah Hadap Utara. Benarkah Bawa Untung buat Penghuni?
Semoga informasinya bermanfaat, Sahabat 99.
Simak artikel menarik lainnya di Berita Properti 99.co Indonesia.
Sedang mencari perumahan di Jakarta, Bali, Solo, Sidoarjo, atau kota lainnya?
Kunjungi 99.co/id dan temukan hunian impianmu sekarang!