Cerita Kita

Cerita Iman dan Vinny Membuat Rumah Minimalis ala Muji House dengan Bujet Minimal & tanpa Riba

5 menit

Lebih dari sekadar tempat istirahat, rumah adalah ruang untuk merawat dan mengembangkan cinta sekaligus cita-cita. Hal itu diyakini Iman dan Vinny, pasangan inspiratif, yang percaya bahwa rumah juga punya fungsi untuk mengekspresikan karakter diri. Berikut adalah cerita keduanya dalam membuat rumah minimalis yang sesuai dengan idealisme dan harapan mereka.

Setelah merasa cukup waktu tinggal di rumah orang tua untuk saling mengakrabkan diri dengan masing-masing keluarga barunya, Iman dan Vinny membulatkan tekad untuk hidup mandiri.

Berbekal rencana memiliki hunian sendiri, akhirnya mereka berhasil mewujudkan rumah pertama yang diberi nama rumah Imani.

Rumah ini mereka definisikan sebagai hunian minimalis yang dibangun dengan inspirasi dari gaya Muji house di Jepang.

Kepada Gadis dari 99.co Indonesia, Vinny mengisahkan lika-liku perjalanan membangun rumah impian bersama sang suami.

Membangun Rumah agar Lebih Mandiri

muji house

sumber: instagram.com/rumahimani

Betah tinggal di rumah orang tua membuat Vinny tidak begitu punya rencana untuk memiliki tempat tinggal sendiri.

Bahkan setahun setelah menikah, Vinny mengaku masih merasakan nikmatnya hidup di zona nyaman.

Namun situasi berubah setelah kelahiran anak pertama. 

Seiring tumbuh kembang anak yang kian hari kian besar, Iman dan Vinny mulai berpikir untuk punya rumah sendiri.

Alasannya, itulah saat yang tepat untuk memutuskan hidup mandiri.

“Sepertinya tidak mungkin serumah terus tinggal dengan orang tua. Kami pikir dengan memiliki rumah sendiri, maka kami bisa belajar mandiri. Saat ini saja, belum banyak menu makanan yang bisa saya masak,” ucap Vinny kepada 99.co Indonesia, Jumat (29/1/2021).

Proses Memilih Lokasi dan Membuat Rumah Minimalis

KPR Tidak Direspons Bank

ditolak

Setelah menyadari bahwa memiliki rumah sendiri adalah sebuah kebutuhan, Iman dan Vinny mulai mencari-cari informasi mengenai perumahan dengan sistem KPR syariah dan juga KTA.

Alternatif itu dipilih untuk tetap menjalankan perintah agama dan menjauhi larangan-Nya.

Intinya, jangan sampai terjerumus dalam dosa riba,” ucap Vinny. 

Keduanya lantas memutuskan untuk mencoba mendaftar KPR BNI Syariah.

Proses itu tak berjalan mulus, karena kabar tentang proses pengajuan KPR tak kunjung diterima. 

Setelah lama menunggu, akhirnya Iman dan Vinny memutuskan untuk tidak melanjutkan proses permohonan KPR mereka.

Mencari Perumahan

Iman dan Vinny tak putus asa.

Mereka kian rajin mencari informasi tentang perumahan lain di sekitar Jabodetabek, namun ujung-ujungnya mengecewakan. 

Angka yang didapat dirasa terlalu tinggi bagi bujet yang mereka tetapkan.

“Harganya sekitar Rp500 juta hingga Rp1 miliar ke atas. Padahal, rumahnya kecil dan desainnya kurang bagus,” sambung Vinny, alumni salah satu perguruan tinggi ilmu komunikasi swasta di Jakarta.

Diberikan Lahan Tak Produktif Milik Orang Tua

rumah

Tak ada impian yang tak bisa diwujudkan jika seseorang memperjuangkannya dengan sungguh-sungguh.

Dalam kisah Iman dan Vinny, kegagalan mendapatkan KPR syariah malah membuka pintu rezeki dari arah yang tak terduga.

Orang tua mereka memberi lampu hijau agar sebidang lahan kepunyaannya dijadikan hunian pertama Iman dan Vinny.

“Orang tua kami punya lahan tak produktif 200 m2. Suami berpikir, kayaknya membangun rumah dengan konsep rumah tumbuh di situ cocok deh buat kami,” tutur ibu satu anak ini.

Proses Mengumpulkan Bujet dalam Waktu yang Singkat

Iman dan Vinny Sempat Putus Asa

uang

Tentunya, tiada impian yang mudah dicapai.

Kendala berikutnya yang harus dihadapi Iman dan Vinny adalah mengumpulkan bujet.

Vinny menyadari, mengumpulkan bujet yang fantastis dalam waktu singkat adalah hal mustahil bagi mereka.

“Saat hamil tahun 2017, aku sempat membaca artikel dari detik.com tentang generasi milenial yang terancam tidak akan memiliki rumah. Artinya, kalau bukan tajir melintir, untuk membeli rumah itu mustahil adanya,” kenang Vinny. 

Mengumpulkan Bujet dengan Menabung dan Pinjam Uang Orang Tua

Demi membangun rumah impiannya, mau tak mau Iman dan Vinny harus meminjam uang.

Namun, jalan yang ditempuh cenderung tidak biasa.

Alih-alih memanfaatkan layanan bank, mereka meminjam uang ke orang tua.

“Alhamdulillah orang tua mengizinkan banget. Kata mereka, daripada ribet (ke bank),” aku Vinny.

Dengan modal soft loan dari orang tua dan sedikit tabungan yang Iman dan Vinny punya, proses pembangunan rumah impian dimulai.

Cerita Iman dan Vinny Memilih Arsitek

rumahimani

sumber: instagram.com/rumahimani

Memiliki rumah yang sesuai dengan kepribadian pemiliknya tentu sangat memuaskan. 



Untuk itu, tak jarang diperlukan bantuan dan jasa dari arsitektur profesional, seperti yang dilakukan Iman dan Vinny.

Bagi mereka, pertimbangan memilih arsitek adalah karya dan idealismenya mesti sesuai dengan karakteristik dan gaya hidup mereka, dalam hal ini gaya hidup minimalis.

Pertimbangan berikutnya, sang arsitek harus terdaftar pada organisasi profesi seperti Ikatan Arsitek Indonesia (IAI). 

Hal itu menjadi pegangan Iman dan Vinny sebab keduanya pernah merasa tertipu oleh jasa arsitek yang hanya mereka kenal di Instagram, tanpa melihat kredibilitas dan rekam jejaknya.

Memilih Mande Austriono Sebagai Arsitek

Setelah didiskusikan matang-matang, arsitek Mande Austriono dari DForm dipilih Iman dan Vinny untuk membuat rancangan istana kecil mereka.

“Kami ketemu Mas Mande karena dia menerapkan gaya hidup dan gaya arsitektur yang minimalis,” ujar Vinny.

Desain-desain yang pernah dibuat Mande juga sesuai dengan tema rumah yang diinginkan pasangan Iman dan Vinny.

“Rumah yang biasa dibuat itu dominasi putih ala Jepang, cocok seperti yang kami inginkan,” tambahnya.

Secara bujet, arsitek yang terdaftar sebagai anggota IAI itu juga tak keberatan dengan tawaran Iman dan Vinny. 

Selama hampir 6 bulan, ketiganya aktif menjalin komunikasi untuk merencanakan design terbaik.

Tentunya, dengan melewati beberapa kali revisi.

Akhirnya, Mande memutuskan untuk membuat sketsa rumah 2 lantai dengan luas bangunan 70 m2 (masing-masing lantai berukuran 35 m2) di Sawangan, Depok.

Memilih Gaya Arsitektur Muji House

interior rumahimani

sumber: Rumah Imani

Berbekal sketsa gambar buatan sang arsitek, Iman dan Vinny kemudian mencari kontraktor yang sanggup membangun rumah minimalis ala Muji house.

Rumah bergaya Muji kental dengan kultur Jepang, hal yang disenangi Iman dan Vinny. 

“Selain itu, Muji style juga sesuai dengan gaya hidup yang ingin kami coba terapkan, yakni gaya hidup minimalis, baik dari segi jumlah barangnya maupun dari segi jumlah bujet yang harus dikeluarkan. Kalau gaya rumah lain ‘kan banyak perintilannya,” ujar Vinny.

Proyek Pertama Amin Construction-Mande Austriono 

Berdasarkan hasil konsultasi dengan Mande Austriono, Iman dan Vinny menunjuk Amin Construction sebagai kontraktor.

“Padahal, Mas Amin ini sama sekali belum pernah mengerjakan proyek Mas Mande. Beres diskusi soal bujet dan desain, Mas Amin setuju membangun rumah kami sebagai proyek kolaborasi pertamanya bersama Mas Mande,” tutur Vinny.

Berkat tanggung jawab dan tangan dingin pihak kontraktor, pembangunan rumah berlangsung delapan bulan, dilalui dengan lancar.

“Dari segi pekerjaan, Mas Amin kooperatif, tidak hitungan, serta kerjanya tepat waktu. Terus, tukangnya juga rapi dan tanpa drama,” ujar Vinny.

Disinggung soal bujet, Vinny menyebut uang yang digelontorkan untuk mewujudkan rumah impiannya setara harga mobil Honda HRV.

“Kami enggak over budget. Kami sesuaikan material yang dipakai dengan bujet yang ada.”

Di Rumah Imani, Belajar Hidup Mandiri Berlangsung Menyenangkan

fasad rumahimani

sumber: instagram.com/rumahimani

Setelah rumah Imani berdiri, ungkapan klasik “rumahku surgaku” tampaknya dirasakan betul oleh Iman dan Vinny.

Bagi mereka, rumah tak sekadar tempat berteduh, namun perwujudan dari konsep H.O.M.E. yang diterapkan pada rumah mereka, yakni, healthy, open plan, minimalist, dan evolving house.

Secara kasat mata, konsep H.O.M.E. pada Rumah Imani tampak pada banyaknya jendela sehingga membuat sirkulasi udara dan cahaya berlangsung dengan baik, menjadikan lingkungan rumah lebih sehat.

Selain itu, tak adanya sekat antar-ruang juga menjadikan rumah terkesan lega dan leluasa, sekalipun luasannya amat terbatas.

Vinny juga menerapkan konsep rumah tumbuh pada hunian impiannya ini.

Ia akan menambahkan aspek-aspek penting dalam rumah sesuai dengan kebutuhan di masa depan.

“Nantinya, mungkin kami mau membuat partisi di lantai atas untuk kamar anak. Bisa juga suatu saat nanti kami akan membangun lantai 3 untuk dijadikan rooftop,” pungkasnya.

***

Nah, itulah cerita menarik dari Iman dan Vinny dalam membuat rumah minimalis impiannya.

Semoga artikel ini dapat menginspirasi kamu yang juga sedang berencana membuat rumah minimalis ya, Sahabat 99.

Jangan lupa, pantau terus artikel menarik lainnya lewat portal Berita 99.co Indonesia.

Sedang mencari rumah minimalis di Depok?

Cek saja di 99.co/id dan temukan pilihan menarik, seperti Reiwa Town!



Gadis Saktika

Gadis Saktika adalah Content Writer di 99 Group yang sudah berkarier sebagai penulis dan wartawan sejak tahun 2019. Lulusan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI ini senang menulis tentang etnolinguistik, politik, HAM, gaya hidup, properti, dan arsitektur.
Follow Me:

Related Posts