Di Indonesia, ada banyak cerita rakyat yang cocok dijadikan pengantar tidur anak. Namun, apa saja cerita yang sarat akan makna dan pesan moral?
Membacakan dongeng kepada anak menjadi salah satu aktivitas yang menyenangkan, bahkan bisa memberikan banyak manfaat.
Adapun manfaatnya antara lain anak bisa belajar keterampilan bahasa dan kesusastraan hingga memperkuat hubungan orangtua dan anak.
Oleh karena itu, sebaiknya kamu jangan menganggap hal sepele aktivitas seperti ini.
Kalau kamu ingin mendongeng untuk anak, berikut ini beberapa cerita rakyat yang sarat akan makna!
Dongeng Anak dari Cerita Rakyat Ringkas
1. Malin Kundang
Malin Kundang adalah cerita rakyat Sumatera Barat yang sangat populer karena mengandung pesan moral yang sangat dalam.
Pada suatu masa, di sebuah wilayah pesisir pantai wilayah Sumatera, hiduplah Ibu Rubayah dan anaknya yang bernama Malin Kundang.
Suami Ibu Rubayah sudah lama meninggalkan mereka berdua dan tak pernah kembali lagi semenjak itu.
Mereka kini hidup sederhana dari berjualan kue di pasar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Kelak, jika sudah besar, aku ingin merantau. Aku harus mengubah nasib!” kata Malin Kundang suatu hari.
Ketika menginjak usia remaja, sebuah kapal besar menepi di pantai.
Malin Kundang terkagum-kagum memandangnya. Hari itu juga ia berpamitan kepada ibunya untuk ikut dalam kapal itu.
Awalnya Ibu Rubayah melarangnya, tetapi Malin Kundang meyakinkan, “Ini kesempatan baik bagi saya, Ibu!”.
“Belum tentu setahun sekali ada kapal besar berlabuh di sini,” sambungnya.
Dengan berat hati, Ibu Rubayah pun mengizinkan anaknya pergi.
Air mata sang ibu mengalir saat mengantarkan Malin Kundang menaiki kapal itu.
Tak lupa, ia membekali tiga bungkus nasi untuk di perjalanan.
Ibu Rubayah hanya bisa melambaikan tangannya ketika kapal tersebut berangkat dan menghilang di kejauhan.
Tahun demi tahun berlalu dengan cepatnya.
Setiap hari Ibu Rubayah memandang ke laut mengharap sang anak pulang, tetapi tak ada kapal besar yang berlabuh.
Kabar Malin Kundang pun tak jelas dan Ibu Rubayah pun semakin tua.
Akan tetapi, dengan tetap setia, Ibu Rubayah terus datang ke pantai setiap hari menanti kepulangan sang anak.
Samapi pada suatu hari tersiar sebuah kabar dari seorang nahkoda, katanya Malin Kundang telah kaya raya dan menikahi seorang gadis cantik putri bangsawan.
Betapa bahagianya hati Ibu Rubayah mendengar hal tersebut.
Beberapa hari kemudian, sebuah kapal besar dan mewah berlabuh di pantai.
Orang-orang ramai menyambut dan ternyata itulah kapal Malin Kundang.
Di anjungan kapal, Malin Kundang menggandeng tangan seorang wanita cantik berpakaian gemerlapan.
Ibu Rubayah menyingkap keramaian dan berusaha menemui anaknya.
“Malin, anakku!” serunya.
Namun, Malin Kundang tak menggubrisnya, istrinya bahkan meludah melihat Ibu Rubayah.
“Cuih! Perempuan buruk inikah ibumu? Mengapa kau bohong padaku? Bukankah kau dulu berkata bahwa ibumu bangsawan sederajat dengan kami?”
Betapa malunya Malin Kundang mendengar perkataan istrinya itu, apalagi setelah melihat pakaian Ibu Rubayah yang dekil dan compang-camping.
Untuk menutupi rasa malunya, ia berkata “Bukan, dia bukan ibukku!” lalu diusirnya Ibu Rubayah dengan kasar.
“Hei, perempuan dekil! Enyah kau dariku! Ibuku tidak melarat sepertimu!” bahkan Malin Kundang sampai menendang ibunya.
Setelah itu, Malin Kundang memerintahkan anak buahnya agar kembali berlayar.
Ibu Rubayah sakit hati. Ia menangis sambil meratap, “Ya tuhan, kalau dia memang anakku, aku mohon keadilan-Mu!”
Tak lama setelah itu, hujan badai berkecamuk amat dahsyatnya.
Kapal Malin Kundang disambar petir dan pecah dihantam gelombang besar.
Pecahan kapalnya menyebar ke tepi.
Setelah terang, tampak sebongkah batu menyerupai manusia terdampar di pinggir pantai.
Itulah tubuh Malin Kundang yang dikutuk menjadi batu.
2. Sangkuriang
Sangkuriang merupakan cerita rakyat Jawa Barat, tepatnya di Tanah Sunda, yang menjadi asal-usul kisah Gunung Tangkuban Perahu.
Diceritakan, Sangkuriang adalah seorang anak yang berkeinginan untuk menikahi ibunya sendiri.
Namun, ia tidak mengetahui kenyataan bahwa wanita yang ia sukai ternyata ibunya sendiri.
Sang ibu, Dayang Sumbi, sebenarnya seorang bidadari yang berperawakan awet muda.
Sangkuriang boleh menikahi Dayang Sumbi dengan memenuhi syarat yang diminta, namun akhirnya digagalkan oleh Dayang Sumbi sendiri.
Pesan moral yang bisa diangkat dari kisah ini adalah untuk mengajarkan anak agar tidak sombong, harus berbuat baik, serta pandai menahan hawa nafsu.
3. Timun Mas
Timun Mas atau Timun Emas adalah cerita rakyat Jawa Tengah yang berkisah tentang seorang gadis cantik terlahir dari buah timun berwarna emas.
Buah timun tersebut ditanam oleh Mbok Srini, janda tua yang mendapatkan petunjuk dari raksasa di dalam mimpinya untuk menanam timun tersebut.
Sang raksasa menyuruh Mbok Srini untuk menanam biji timun yang akan melahirkan seorang anak gadis.
Namun, apabila lahir dan tumbuh besar, sang raksasa akan kembali dan memintanya sebagai santapan.
Dengan usaha keras, Timun Mas akhirnya bisa selamat dari raksasa yang ingin menyantapnya.
Pesan moral yang bisa diambil dari cerita ini adalah percaya bahwa hidup akan berakhir indah jika dilalui dengan usaha serta kerja keras dalam menghadapi setiap rintangan yang ada.
4. Si Kancil
Si Kancil adalah tokoh paling populer di antara tokoh dongeng anak Indonesia dan ada banyak versi ceritanya.
Ada kisah Kancil dan Buaya, Kancil dan Harimau, sampai Kancil dan Petani.
Pesan moral yang bisa diambil dari kisah Si Kancil yakni sebaiknya kita menggunakan kecerdasan yang kita miliki untuk hal-hal baik saja supaya orang tidak hanya segan, tapi juga menyayangi kita.
5. Bawang Merah Bawang Putih
Bawang Merah Bawang Putih adalah cerita rakyat asal Riau yang bercerita tentang kisah kakak beradik tidak sedarah dengan sifat yang sangat bertolak belakang.
Bawang Merah memiliki sifat yang negatif, seperti malas, sombong, dan dengki.
Sedangkan Bawang Putih sebaliknya, ia rendah hati, tekun, rajin, dan jujur.
Bawang Putih hidup dengan ibu tiri yang sifatnya tak jauh berbeda dengan Bawang Merah.
Pesan moral yang bisa diambil dari kisah ini adalah untuk selalu berbuat baik, meskipun orang lain berbuat jahat, sebab kebaikan tidak ada yang pernah sia-sia.
6. Ande Ande Lumut
Ande Ande Lumut adalah cerita rakyat Jawa Timur yang berkisah tentang Pangeran Raden Panji Asmarabangun yang kabur dari istana Kerajaan Kediri demi untuk mencari calon instrinya.
Di dalam perjalanannya, sang pangeran mengubah namanya menjadi Ande-Ande Lumut.
Ia kemudian bertemu dengan Klenting Kuning yang sebenarnya adalah Putri Sekartaji dari Kerajaan Jenggala.
Pesan moral yang bisa diambil dari kisah ini adalah anak yang baik akan mendapatkan kebahagian dan kesuksesan di kemudian hari, sedangkan yang berperilaku buruk akan mendapat sebaliknya.
7. Keong Mas
Keong Mas atau Keong Emas adalah cerita rakyat Jawa Timur yang bercerita tentang putri Kerajaan Daha bernama Candra Kirana yang dinikahi oleh pangeran tampan bernama Raden Inu Kertapati.
Namun, Candra Kirana disingkirkan oleh Dewi Galuh yang merasa iri terhadapnya.
Sang putri diubah menjadi keong emas oleh penyihir suruhan Dewi Galuh.
Ketika menjadi keong emas, Candra Kirana dipelihara oleh seorang nenek dan kabar tersebut pun sampai ke telinga sang pangerang.
Hingga pada akhirnya, sang putri dan pangeran dipertemukan kembali.
Pesan moral dari kisah ini adalah kejahatan sekecil apapun yang ditutupi, pasti nanti akan terungkap juga.
8. Batu Menangis
Batu Menangis adalah cerita rakyat dari Kalimantan Barat yang mirip seperti kisah Maling Kundang.
Alkisah, hidup seorang janda miskin bersama anak gadisnya yang cantik.
Mereka berdua hidup di tengah hutan terpencil yang berada di Kalimantan Barat.
Anak gadis tersebut memiliki sifat yang sangat malas dan tidak pernah membantu ibunya mengerjakan pekerjaan rumah.
Tak hanya itu, ia juga bersikap sangat manja dan kerap mengancam meninggalkan ibunya jika keinginannya tidak dituruti.
Suatu ketika, mereka pergi ke pasar yang letaknya sangat jauh untuk membeli berbagai kebutuhan.
Sesampainya di pasar, banyak lelaki yang berusaha berkenalan dan tak sedikit yang menanyakan siapa wanita tua yang bersamanya.
Alih-alih mengakui ibunya, gadis tersebut justru mengatakan bahwa ia adalah pembantunya.
Mendengar jawaban anaknya, sang ibu merasa terhina dan berdoa supaya cobaannya dicabut.
Tuhan kemudian perlahan-lahan mengubah tubuh anaknya menjadi batu dan sang anak pun menangis memohon ampunan.
Namun sayang, tubuhnya pun kemudian berubah menjadi batu sepenuhnya seperti patung yang menangis.
Cerita rakyat Batu Menangis ini memiliki pesan moral bahwa anak tidak boleh bersikap durhaka kepada orang tuanya.
***
Itulah beberapa dongen dari cerita rakyat Indonesia.
Baca artikel menarik lainnya di www.99updates.id.
Agar tidak ketinggalan informasi, ikuti Google News Berita 99.co.
Jika sedang mencari hunian, dapatkan rekomendasi terbaiknya hanya di www.99.co/id.
Menemukan hunian impian kini jadi #SegampangItu!