Penggunaan APBN dalam proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung terus menuai komentar. Masyarakat pun diingatkan kembali alasan Presiden Jokowi memilih China daripada Jepang untuk menggarap megaproyek tersebut.
Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung adalah salah satu proyek ambisius di pemerintahan Joko Widodo.
Meskipun, silang pendapat berdatangan dari sejumlah pengamat ekonomi terhadap proyek tersebut.
Terbaru, Presiden Jokowi akhirnya memutuskan bahwa proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung pakai APBN.
Padahal, hal tersebut tidak sesuai dengan janji awal.
Hal ini karena biaya pembangunan kereta cepat membengkak Rp27 triliun menjadi Rp114,24 triliun dari 86,67 triliun.
Di sisi lain, belum banyak yang tahu mengapa Jokowi memilih China untuk menggarap proyek ini.
Melansir Kompas.com, simak selengkapnya di bawah ini!
Alasan Jokowi Memilih China di Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
1. Janji Tanpa APBN
Diketahui, China dan Jepang bersaing untuk menggarap proyek ini.
Jepang menawarkan US$6,2 miliar, sedangkan China lebih murah yaitu senilai US$5,5 miliar.
Jepang menawarkan pinjaman dengan tenor 40 tahun dan bunga 0,1 persen.
Adapun China dengan tenor yang sama, namun dengan bunga 2 persen.
China akhirnya mendapat proyek tersebut karena berjanji proyek kereta cepat tanpa APBN atau murni business to business.
Rini Soemarno, menteri BUMN kala itu, menyebut kalau pemerintah Indonesia menerima China karena bisa membangun tanpa APBN.
Namun, pada akhirnya proyek kereta cepat pakai APBN.
2. Tanpa Jaminan Pemerintah
Alasan Jokowi menerima proposal China adalah tanpa jaminan pemerintah.
Masih melansir Kompas, jika di kemudian hari proyek ini ada masalah maka semua diserahkan ke konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Sementara Jepang, ketika itu tidak mau apabila pemerintah Indonesia tak memberikan jaminan.
3. Transparansi soal Teknologi
Salah satu alasan lainnya adalah China berjanji terbuka soal teknologi kereta cepat tersebut.
Sebaliknya, Jepang dalam proposalnya enggan atau tak mencantumkan teknologi dalam klausulnya.
Hal inilah yang membuat pemerintah Indonesia menjatuhkan pilihan ke China karena memungkinkan adanya transfer ilmu.
4. Pengalaman China
Melansir cnbcindonesia, pemerintah juga kala itu mempertimbangkan hal lainnya.
Salah satunya China adalah negara yang paling banyak memiliki jalur kereta cepat dengan rute terpanjang di dunia yaitu 25.000 km.
Selain itu, total rolling stock China mencapai 1.800 rangkaian atau 55 persen dari dunia.
Pemerintah Pilih China, Jepang Kecewa
Dipilihnya China yang menggarap proyek itu ternyata sempat membuat Jepang kecewa.
Melansir Kompas, Yasuaki Tanizaki yang saat itu menjabat duta besar Jepang untuk Indonesia mengungkap dua alasan kekecewaan.
Pertama, Jepang sudah mengucukan dana untuk studi kelayakan high speed rail yang sangat besar.
Kedua, teknologi dari Jepang adalah teknologi terbaik dengan standar keamanan tinggi.
Jepang juga makin kecewa setelah mengetahui bahwa pemerintah Indonesia memilih China dalam proyek itu.
Ketika itu, hubungan diplomatik Indonesia-Jepang sempat dikabarkan merenggang.
Bagaimana komentarmu, Sahabat 99?
***
Semoga bermanfaat, ya!
Simak artikel lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Jangan lupa, cek rumah idamanmu dari sekarang hanya di www.99.co/id!