Belum lama ini beredar kabar kalau pemerintah bakal menjual Bandara Kualanamu ke pihak asing. Namun, Angkasa Pura II membantah hal tersebut. Lantas, seperti faktanya?
Bagi kamu yang belum tahu, Bandara Kualanamu adalah adalah bandara internasional yang terletak di Medan, Sumatra Utara.
Pengelolaan Bandara Kualanamu berada dalam kewenangan PT Angkasa Pura II (Persero).
Namun, belum lama ini santer kabar kalau bandara tersebut akan dilepas ke pihak asing.
Bahkan, mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu turut memberikan komentarnya.
Awal mula kabar dijualnya bandara itu karena Angkasa Pura II (AP II) menjalin hubungan dengan GMR Airports Consortium untuk membentuk Joint Venture Company yakni PT Angkasa Pura Aviasi.
GMR Airports Consortium beranggotan GMR Group asal India dan Aéroports de Paris Group (ADP) asal Prancis.
Masyarakat mempersoalkan pengelolaan dan pengembangan yang turut melibatkan asing tersebut.
Lantas, benarkah kerja sama itu jadi tanda perlahannya pelepasan aset negara ke pihak asing?
Bandara Kualanamu Dijual ke Asing, Benarkah?
Sumber: tempo.co
Melasir pikiran-rakyat.com, kabar ini berhasil mengejutkan banyak pihak mengingat bandara tersebut adalah infrastruktur milik negara.
Dalam kerja sama itu, sebanyak 49 persen saham dimiliki GMR Airports Consortium dan 51 persen milik Indonesia.
Sejumlah warganet menilai kalau kerja sama itu menjadi awal untuk melepas Bandara Kualanamu ke asing.
Namun, pihak AP II membantah kalau bandara itu bakal dijual.
Hal itu dikatakan Direktur Transformasi dan Portofolio Strategis AP II Armand Hermawan.
“Tidak ada penjualan aset atau penjualan saham Bandara Internasional Kualanamu. Kepemilikan Bandara Internasional Kualanamu beserta asetnya 100% tetap milik AP II. JVCo hanya akan menyewa aset kepada AP II untuk dikelola selama 25 tahun,” katanya melansir Kompas.
Sementara itu, Juru Bicara Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan kalau AP II bakal ketiban untung dari kerja sama ini.
Dari alih pengelolaan tersebut, AP II bakal mendapat keuntungan Rp58 triliun.
Indonesia Tidak Kehilangan Aset, Kok!
Arya Sinulingga mengatakan kalau alih kelola itu tidak membuat Indonesia kehilangan aset.
Sebaliknya, alih kelola bandara tersebut merupakan bentuk dari pemberdayaan aset.
Bahkan, dia mengaku kalau pemberdayaan aset itu dapat membesar hingga berkali-kali lipat.
“Jadi aset tersebut tetap milik AP II, bukan dijual asetnya. Jadi, keliru kalau mengatakan terjadi penjualan aset,” katanya melansir CNN Indonesia.
Lewat kerja sama ini, pemerintah berharap bandara tersebut akan menjadi hub dan pintu gerbang utama internasional di kawasan bagian barat.
Kritikan Said Didu
Sumber: suara.com
Di media sosial, kerja sama pengelolaan bandara itu mendapat reaksi dari masyarakat.
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu memberikan kritikan terhadap alih pengelolaan bandara itu.
Hal itu dia ungkapkan pada salah satu cuitannya di Twitter @msaid_didu pada Jumat 26 November 2021.
“Bagi yg paham korporasi, jika sudah menyangkut pelepasan saham itu berarti sudah penjualan asset – bukan lagi Joint Operation.” cuitnya.
“Joint Operation adalah para pihak memasukkan modal utk mengelola fasilitas dan berbagi laba sesuai kesepakatan – tdk ada perpindahan saham. Jelas?” lanjutnya.
Bahkan, Said juga bilang kalau langkah ini justru berisiko bagi Indonesia.
“Saya anggap ini masalah yang sangat serius. Karena kalau tidak clear, bisa-bisa hampir semua BUMN akan hilang dengan modus yang sama dengan Bandara Kualanamu,” kata Said Didu melansir pikiran-rakyat.com.
Pernyataan tersebut menimbulkan perdebatan dari berbagai pihak, salah satunya Arya Sinulingga.
Dia bilang kalau pernyataan Said Didu itu keliru karena pemerintah tidak menjualnya ke pihak asing.
Bagaimana menurutmu, Sahabat 99?
***
Semoga bermanfaat, ya!
Simak informasi lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Kunjungi www.99.co/id dan temukan rumah favoritmu!
Salah satunya mungkin Botania Lake Residence!
