Tak sedikit yang masih bertanya-tanya kenapa orang Jawa tidak boleh menikah dengan orang Sunda. Benarkah hal tersebut sebuah fakta atau sekadar mitos belaka? Temukan jawabannya!
Sahabat 99, di antara kalian pasti pernah mendengar istilah larangan orang Jawa menikah dengan orang Sunda.
Istilah tersebut terjadi secara turun temurun meskipun saat ini mungkin sudah jarang terdengar.
Larangan menikah antara suku Jawa dan suku Sunda itu menjadi sebuah perdebatan dan kontroversi yang berkembang di tengah-tengah masyarakat.
Banyak yang penasaran kenapa orang zaman dulu sangat memegang teguh prinsip tersebut.
Lantas, apa alasannya? Benarkah akibat dari peristiwa masa lalu?
Alasan Kenapa Orang Jawa Tidak Boleh Menikah dengan Orang Sunda
Orang zaman dulu percaya kalau seseorang yang akan menikah maka harus memilih calon yang berasal dari suku bangsa yang sama.
Seorang pria Jawa sebaiknya tidak menikahi perempuan Sunda karena sebuah alasan.
Konon, alasan orang Jawa tidak boleh menikah dengan orang Sunda karena bisa menyebabkan rumah tangga tidak langgeng atau sering diterpa masalah.
Itulah kenapa orang Sunda tidak boleh menikah dengan orang Jawa bergitu juga sebaliknya.
Hanya saja, hal tersebut rupanya masih menjadi mitos dan belum tentu kebenarannya.
Faktanya, tak sedikit pria Jawa menikah dengan perempuan Sunda dan hubungannya tetap langgeng hingga kini.
Alasan kenapa orang Jawa tidak boleh menikah dengan orang Sundan konon akibat dendam masa lalu.
Benarkah demikian?
Awal Mula Orang Jawa Tidak Boleh Menikah dengan Orang Sunda
Jawaban kenapa suku Jawa tidak boleh menikah dengan suku Sunda terjadi dari pengalaman masa lalu.
Melansir kabarbanten.pikiran-rakyat.com, mitos orang Jawa nikah dengan orang Sunda lantaran tragedi Perang Bubat pada 1357 M atau abad ke-14.
Kala itu, Hayam Wuruk dari Kerajaan Majapahit hendak mempersunting Dyah Pitaloka Citraresmi, putri Prabu Linggabuana dari Kerajaan Galuh (Sunda).
Hayam Wuruk jatuh cinta pada Dyah Pitaloka karena sebuah lukisan karya Sungging Prabangkara.
Namun, Gajah Mada mengingatkan pada Hayam Wuruk kalau Dyah Pitaloka masih ada hubungan sedarah dengannya sehingga tak boleh menikah.
Hanya saja, Hayam Wuruk bersikeras ingin menikahi Dyah Pitaloka.
Tak bisa berbuat banyak, Kerajaan Majapahit lantas mengirim seseorang untuk melamar Dyah Pitaloka ke Maharaja Linggbuana dan diterima dengan baik.
Konon, mereka meyakini kalau perjodohan ini bisa mengikat persekutuan di antara dua kerajaan besar tersebut.
Tak lama, rombongan Kerajaan Sunda berangkat ke Kerajaan Majapahit dan diterima di Pesanggarahan Bubat.
Hanya saja, Gajah Mada yang menjabat mahapatih melihat peristiwa ini sebagai suatu kesempatan untuk menghancurkan Kerajaan Sunda.
Gajah Mada berniat menyerang rombongan tersebut dan menjadikan putri Raja Sunda itu sebagai selir kerajaan, bukan istri Hayam Wuruk.
Sumber lain menyebut kalau kedatangan mereka adalah bentuk penyerahan diri untuk memenuhi Sumpah Palapa.
Pada saat itu, salah satu kerajaan yang belum dikuasai Majapahit adalah Kerajaan Sunda.
Akibat Perang Bubat?
Niat buruk Gajah Mada berakibat pada pertempuran antara pasukan Kerajaan Sunda dan tentara Majapahit.
Dalam Perang Bubat, hampir semua rombongan Kerajaan Sunda termasuk petinggi-petingginya tewas karena jumlah pasukan yang tak seimbang.
Peristiwa tersebut membuat Dyah Pitaloka melakukan bela pati atau bunuh diri untuk membela kehormatan bangsa dan negaranya.
Sejak saat itu, terjadilah permusuhan di antara dua kerajaan besar tersebut dan menjadi sebuah peristiwa sejarah yang tak terlupakan.
Konon, inilah yang jadi alasan kenapa orang Jawa tidak boleh menikah dengan orang Sunda.
Selama hampir bertahun-tahun, baik di Jawa atau tanah Sunda juga tidak ada nama jalan yang berkaitan dengan keduanya.
Namun, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan bahwa perempuan Sunda tidak boleh menikah dengan pria Jawa hanyalah mitos belaka.
“Itu hanya mitos yang diproduksi dalam menafsirkan peristiwa bersejarah Perang Bubat yang sudah jauh lewat dan memiliki multitafsir sejarah,” tulis dia dalam takarirnya di Instagram.
Bahkan, menurut dia, kini di Yogyakarta sudah terdapat nama jalan Pajajaran dan jalan Siliwangi, sedangkan di Bandung terdapat jalan Majapahit dan jalan Hayam Wuruk.
***
Semoga bermanfaat, Sahabat 99.
Simak informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Cek rumah idamanmu dari sekarang hanya di www.99.co/id!
Dapatkan promo dari berbagai proyek perumahan, salah satunya Citra Garden City!