Berita Berita Properti

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Resmi Pakai APBN Senilai Rp4,3 Triliun. Begini Penjelasan Sri Mulyani!

2 menit

Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung resmi menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) senilai Rp4,3 triliun. Apa kata Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait hal ini?

Komisi XI DPR dalam rapat kerja bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani di Jakarta, Rabu, menyetujui penambahan penyertaan modal negara (PMN) tahun 2021.

Selain itu, mereka juga menyetujui alokasi tahun 2022 untuk 11 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan lembaga.

Dilansir dari laman Antara, Ketua Komisi XI DPR Dito Ganinduto mengatakan semua pihak telah menyetujui hal tersebut.

“Semuanya setuju ya untuk pemberian tambahan PMN tahun 2021 dan alokasi tahun 2022 yang sudah dibahas dalam rapat panitia kerja beberapa hari lalu,” ujar Dito Ganinduto.

Lantas, apa penjelasan Sri Mulyani mengenai hal ini? Simak ulasannya berikut ini!

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Pakai APBN

Kereta Cepat Jakarta-Bandung Menuai Kritik

kereta cepat bandung jakarta

sumber: voi.id

PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan menerima tambahan PMN di 2021 sebesar Rp6,9 triliun untuk kelanjutan LRT Jabodetabek dalam kebutuhan cost overrun sebesar Rp2,6 triliun.

Sementara untuk kebutuhan base quality, Kereta Cepat Jakarta Bandung sebesar Rp4,3 triliun.

Kucuran dana APBN untuk proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung menuai kritik.

Hal ini karena sebelumnya Presiden Jokowi berulang kali berjanji, bahwa proyek kerja sama dengan China tak akan menggunakan uang rakyat sepeser pun.

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung juga menuai kontroversi karena biaya investasinya yang mengalami pembengkakan. Selain untuk PT KAI, PMN juga diberikan untuk sejumlah BUMN.



Bahkan beberapa orang yang menyebutkan kalau kereta cepat Jakarta-Bandung dinilai tidak efektif.

Apa Penjelasan Sri Mulyani?

Ia merinci PT Hutama Karya (Persero) akan menerima tambahan PMN pada 2021 sebesar Rp9,1 triliun untuk kelanjutan pembangunan Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS) untuk empat ruas Medan-Binjai, Pekanbaru-Dumai, Kuala Tanjung-Parapat, dan Binjai-Langsa.

Kemudian, terdapat pula alokasi PMN tahun 2022 untuk perusahaan pelat merah tersebut senilai Rp23,85 triliun, yang akan digunakan dalam pembangunan delapan ruas JTTS.

PT Waskita Karya (Persero) akan menerima tambahan PMN di 2021 sebesar Rp7,9 triliun untuk penguatan permodalan investasi tol pada tujuh ruas tol.

Adapun nama-nama tol tersebut adalah sebagai berikut:

  • Kayu Agung-Palembang-Betung
  • Bekasi-Cawang-Kampung Melayu
  • Bogor-Ciawi-Sukabumi-Cimanggis-Cibitung
  • Krian-Legundi-Bunder-Manyar
  • Pasuruan-Probolinggo
  • Pejagan-Pemalang

Untuk alokasi tahun 2022, tercatat sebesar Rp3 triliun, untuk penyelesaian ruas Tol Kayu Agung-Palembang-Betung dan Bogor-Ciawi-Sukabumi.

Dilansir dari economy.okezone.com, dalam video virtual, Rabu (15/12/2021), Sri Mulyani menjelaskan terkait APBN untuk proyek kereta cepat.

“Kami sebagai bendahara umum negara menggarisbawahi dan menyetujui yang disampaikan pimpinan Komisi XI DPR terutama berkaitan dengan PMN yang diterima masing-masing BUMN,” ujar Sri Mulyani .

***

Itulah penjelasan mengenai proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang resmi memakai APBN.

Bagaimana pendapatmu mengenai hal ini, Sahabat 99?

Simak juga artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.

Sedang mencari perumahan impian di Serpong?

Kunjungi 99.co/id dan temukan beragam pilihan perumahan seperti di Serpong Garden Village.



Nita Hidayati

Penulis konten
Follow Me:

Related Posts