Ada fakta menarik yang belum diketahui publik tentang pembuatan pidato pengunduran diri Soeharto sebagai presiden. Kira-kira apa? Langsung simak ceritanya di sini.
Sudah menjadi pengetahuan umum publik, jika Soeharto merupakan Presiden Indonesia dengan masa jabat paling lama.
Terhitung, Soeharto menjabat jadi presiden dari 1967 sampai 1998 atau sekitar 32 tahun.
Berhentinya Soeharto sebagai presiden diwarnai aksi kerusuhan dan terkepungnya gedung DPR oleh ribuan mahasiswa.
Sebelum mengumumkan diri mundur dari jabatannya, ada cerita menarik mengenai pembuatan pidato terakhir Soeharto sebagai presiden.
Cerita mengenai pembuatan pidato pengunduran diri Soeharto, diungkap oleh anak kandung sang presiden, Siti Hardijanti Hastuti Indra Rukmana atau Mbak Tutut.
Cerita di Balik Pembuatan Pidato Pengunduran Diri Soeharto sebagai Presiden
Cerita dari Mbak Tutut, ditulis langsung di situs resminya tututsoeharto.id yang dipublikasikan pada tahun 2018 silam.
Dalam cerita yang ditulis Mbak Tutut, pada satu malam ia diperintahkan untuk mengambil buku UUD di lemari ayahnya.
Mbak Tutut bertanya kepada Soeharto, untuk apa buku UUD 1945?
“Bapak mau mencari kata berhenti menjadi Presiden, bapak tidak mau kata mengundurkan diri,” ungkap Soeharto yang ditulis dalam situs resmi tututsoeharto.id.
Penasaran, Mbak Tutut kembali bertanya; apa bedanya berhenti jadi presiden dan mengundurkan diri?
“Beda, kalau mengundurkan diri, bapak belum selesai tugasnya sudah mundur, berarti bapak tidak bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan ke bapak.”
“Kalau berhenti, masih dalam jabatan dan masih siap menyelesaikan tugasnya, tapi karena dipaksa untuk tidak melanjutkan jabatannya, jadi berhenti, bukan kemauan bapak sendiri,” jawab Soeharto.
“Lalu apa hubungannya dengan buku UUD 45 pak,” tanya Mbak tutut kian penasaran.
“Bapak akan mencari apakah kata-kata berhenti itu ada di UUD 45 dalam kaitannya dengan Kepresidenan. Bapak ingin semua didukung oleh undang-undang,” jelas Soeharto.
Setelah dicari, Soeharto menemukan kata ‘berhenti’ di dalam UUD 1945.
“Nah ini ada kata kata berhenti. Coba kamu baca BAB III, Pasal 8,” ujar Soeharto.
Setelah Mbak Tutut membaca pasal tersebut, ia membenarkan ada kata ‘berhenti’.
Setelah itu, Soeharto menyuruh Mbak Tutut untuk membawa pulpen dan kertas.
Lalu Soeharto meminta putrinya tersebut untuk menulis apa yang dikatakan Soeharto.
Betapa terkejutnya Mbak Tutut, ternyata Soeharto tengah meminta Mbak Tutut menulis pidato pengunduran dirinya.
“Berdebar jantung saya, dan bergetar tangan ini menulisnya, ternyata bapak membuat pidato berhentinya bapak dari jabatan Presiden RI,” tulis Mbak Tutut.
***
Itulah cerita di balik pembuatan pidato pengunduran diri Soeharto sebagai Presiden Indonesia.
Semoga bermanfaat, Sahabat 99.
Baca artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
The Jasmine Boulevard dapat jadi pilihan tepat jika kamu sedang mencari rumah di daerah Parung, Bogor.
Informasi lebih lengkap, silakan lihat di www.99.co/id dan rumah123.com, karena kami selalu #AdaBuatKamu.
Cek sekarang juga!