Bagi Parsih Yahman dan Dikin Prasetyo, mempunyai rumah dalam gang memiliki keistimewaan tersendiri. Banyak suka duka yang dirasakan pemilik Rumah Kairo tersebut. Begini kisahnya.
Di usia yang belum genap 30 tahun, pasangan suami istri ini berhasil mewujudkan rumah impiannya.
Rumah yang dibangunnya terletak di Desa Karaban, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Meskipun berada di desa, hunian bernama Rumah Kairo ini berdesain modern dan terlihat memesona.
Hal yang menarik, Rumah Kairo rupanya berada di dalam gang kurang dari 2 meter sehingga akses jalannya cukup terbatas.
Kepada tim Berita 99.co Indonesia, Parsih menceritakan suka duka tinggal di rumah dalam gang yang telah dihuninya sejak 2019 silam.
Seperti apa kisahnya?
Simak selengkapnya, Property People.
Awal Mula Mempunyai Rumah di Dalam Gang
Parsih menceritakan, awalnya dia berkeinginan untuk tinggal di sebuah perumahan.
Namun, karena satu dan lain hal, keinginan tersebut harus dipendam dalam-dalam.
Dia dan suami pun memutuskan untuk tinggal di gang dengan membangun rumah dari nol.
Beruntungnya, ada sebuah lahan kosong di sebuah gang yang terletak tidak jauh dari rumah orang tua sang suami.
“[alasan tinggal di gang] karena tidak punya uang untuk membeli tanah di luar [perumahan], dan kami tidak suka berutang,” katanya.
Mereka membangun rumah tersebut dari hasil kerja kerasnya bersama-sama.
Syukurnya, anggaran yang disiapkan rupanya cukup untuk membangun rumah 10×10 meter tanpa harus meminjam uang dari bank.
Menurut Parsih, rumahnya berada di dalam gang dengan akses jalan yang cukup terbatas.
Namun, gang yang dimaksud masih cukup untuk dimasuki mobil sedan berukuran kecil.
Lalu, apa saja suka duka Parsih dan keluarga saat membangun dan tinggal di rumah tersebut?
Suka Duka Rumah di Dalam Gang
Parsih mengingat kembali bagaimana awal mula hendak membangun tersebut.
Dia dan suami memahami bahwa membangun rumah di dalam gang butuh perjuangan ekstra.
Salah satunya terkait pasokan material bangunan yang mengalami kendala ketika hendak dibawa ke lokasi tujuan.
“Karena lokasi tanah di dalam gang, material [bangunan] tidak bisa langsung masuk. Harus diangkut manual menggunakan langca sehingga harus membayar orang lagi yang mengakibatkan pembengkakan biaya,” katanya.
Oleh karena itu, untuk membawa material bangunan tersebut dirasa cukup sulit sehingga tukang bangunan harus bekerja berulang kali.
Dengan keterbatasan akses jalan tersebut, tidak semua jenis kendaraan roda empat pun bisa masuk. Akses gang ke rumahnya hanya bisa memuat untuk satu mobil sedan kecil.
Hal ini menjadi salah satu persoalan bagi mereka yang tinggal di sebuah gang.
“Sulit untuk akses tamu dengan kendaraan besar,” ujarnya.
Selain itu, rumah Parsih juga tidak ada garasi sehingga mobil yang dimilikinya harus disimpan di sebuah garasi terpisah.
Walaupun di dalam gang, rupanya di depan rumahnya terdapat sebuah lahan kosong yang menjadi akses jalan.
Parsih mengatakan, jika lahan kosong tersebut kemudian dibangun dia tak khawatir karena tidak akan mempersempit atau memengaruhi lebar jalan ke rumahnya.
Rumah di Dalam Gang Ramah untuk Anak-Anak
Di balik duka, ada suka yang juga dialami Parsih dan keluarga.
Parsih mengatakan bahwa tinggal di sebuah gang yang berada di desa dinilai sangat nyaman.
Menurut dia, rumahnya tidak mudah kotor lantaran jauh dari lalu-lalang kendaraan.
Namun, hal yang terpenting, rumah di gang dinilai aman dari risiko kecelakaan dari sebuah kendaraan yang bisa menimpa anak-anak.
“Keuntungan menempati rumah di gang? Rumah jadi bersih, anak-anak lebih aman, dan tidak berisik kendaraan,” tuturnya.
Bahkan, tinggal di dalam gang juga memiliki solidaritas tinggi antar masyarakatnya seperti gotong-royong ketika ada keperluan hajatan.
Meskipun di desa, fasilitas di sekitar rumahnya tergolong cukup lengkap mulai dari tempat ibadah, fasilitas sekolah, hingga area komersil berada tidak jauh dari kediamannya.
“Saya tinggal di desa yang menurut saya lumayan maju di banding desa-desa lainya. Untuk fasilitas depan rumah jarak 20 meter terdapat musala, jarak 200 meter ada bank, TK, SD ada 3 sekolah, masjid raya, pasar, toko, area main, dan dekat dengan jalur kota,” jelasnya.
Selain itu, kediamannya juga bebas banjir.
Tips Tinggal Rumah Dalam Gang
Tak dipungkiri, tinggal di rumah dalam gang memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Dia pun membagikan tips agar tinggal di gang tetap nyaman meskipun akses jalan tidak terlalu mendukung.
“Buat rumah senyaman mungkin dan buat batas tanah jalan dengan jelas. Jika ada rezeki berlebih, bangun jalan agar akses jadi mendukung,” kata dia.
Terkait investasi rumah di dalam gang, kata dia, sebetulnya tidak jadi masalah karena rumahnya masih bisa dilewati kendaraan berukuran kecil.
Alhasil, hal tersebut tak terlalu berpengaruh pada harga rumah.
“Bahkan banyak keuntungan dari rumah di dalam gang. Harga [rumah] tidak akan berpengaruh seharusnya kecuali kendaraan tidak bisa masuk mungkin akan berbeda,” tutupnya.
***
Itulah secuil cerita tinggal di gang dari pemilik Rumah Kairo.
Semoga bermanfaat, Property People.
Simak kisah menarik lainnya di Berita.99.co.
Ikuti Google News Berita 99.co Indonesia untuk menemukan berita terkini seputar properti.
Dapatkan rekomendasi hunian terbaik melalui www.99.co/id.
Jual beli properti jadi #segampangitu bersama kami!
**Sumber gambar: dokumentasi Parsih Yahman