Berita Berita Properti

Benarkah Investasi Reksadana Paling Aman dan Simpel?

4 menit

Investasi reksadana merupakan salah satu bentuk yang populer di masyarakat. Bagaimana cara kerja reksadana? Apakah kelebihan dan kekurangan dari berinvestasi reksadana?

Bila suatu saat kamu tidak bekerja lagi di hari tua, kamu sudah memiliki tabungan yang dipersiapkan dari jauh-jauh hari.

Salah satunya adalah investasi reksadana.

Apa Itu Reksadana?

Reksadana adalah salah satu alternatif investasi dengan cara mengumpulkan uang dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.

Kemudian, dana tersebut disatukan untuk diinvestasikan kembali ke dalam suatu bentuk kepemilikan saham.

Dengan demikian, dana yang ada dalam reksadana merupakan dana bersama para pemodal.

Bisa disebut juga investasi reksadana ini diperuntukkan bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan tidak memiliki banyak waktu.

Dalam prakteknya, investor ini dikelola oleh manajer yang nantinya bisa mengambil keputusan terkait…

…keuangan, seperti halnya mengambil keuntungan, memperkecil tingkat kerugian, menutup portfolio bahkan diversifikasi portfolio.

Manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut.

Nilai kepemilikannya lebih dikenal dengan sebutan Nilai Aktiva Bersi (NAB).

NAB yang dihitung per hari sesuai dana yang terkumpul kemudian dibagi dengan saham atau jumlah kepemilikan yang telah beredar sebelumnya.

Reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal… …dan mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun, hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas.

Diharapkan adanya investasi reksadana ini dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Jenis Reksadana untuk Pemula

1. Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund)

Reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek hutang atau obligasi.

Tujuannya untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil dan menarik.

Risikonya relatif lebih besar daripada reksadana pasar uang.

Kinerja reksadana pendapatan tetap didorong oleh perubahan suku bunga acuan Bank Indonesia.

Penurunan BI rate akan mendorong kenaikkan harga obligasi, yang merupakan instrument penempatan dana reksadana ini.

Naiknya harga obligasi dapat meningkatkan nilai reksadana pendapatan tetap.

Sejak Desember 2018, BI tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 6%.

2. Reksadana Pasar Uang (Money Market Fund)

Reksadana pasar uang adalah jenis reksadana yang melakukan investasi yang mayoritas uangnya akan dialokasikan ke deposito dan surat berharga dangan masa jatuh tempo kurang dari satu tahun.

Risiko reksadana pasar uang bisa dibilang lebih kecil dibanding reksadana lainnya.

Bentuk instrumen investasinya dapat berupa time deposit (deposito berjangka), certificate of deposit (sertifikat deposito), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan berbagai jenis instrumen investasi pasar uang lainnya.

investasi reksadana

Tujuannya untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal.

Risikonya relatif paling rendah dibandingkan reksadana jenis lainnya.

Dengan reksadana pasar uang, kamu sudah bisa terjun investasi dengan modal Rp100 ribu saja.

Uangnya juga bisa kamu cairkan kapan pun kamu mau.

3. Reksadana Saham (Equity Fund)

Reksadana saham adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek yang bersifat ekuitas.

Ini adalah reksadana yang keuntungannya paling tinggi diantara lainnya.

Tetapi, risiko yang bisa didapatnya pun lebih besar karena fluktuasi harga saham yang tajam.

Tujuan reksadana saham untuk pertumbuhan harga saham atau unit dalam jangka panjang.

Dalam reksadana jenis ini, manajer Investasi menempatkan dana investor ke instrument saham.

Tujuannya adalah memberikan tingkat keuntungan yang menarik dalam jangka panjang dengan cara mengkapitalisasi pasar modal Indonesia.

Oleh sebab itu, reksadana saham sebaiknya untuk investasi jangka panjang diatas 5 tahun.

4. Reksadana Campuran (Balance Mutual Fund)

Reksadana campuran adalah jenis reksadana mengalokasikan dana investasinya dalam portofolio yang bervariasi.

Investasinya dapat berbentuk saham, dikombinasikan dengan obligasi, dan sisanya di pasar uang.

Tujuannya untuk pertumbuhan harga dan pendapatan.

Risiko reksadana campuran bersifat moderat dengan potensi tingkat pengembalian yang relatif lebih tinggi dibandingkan reksadana pendapatan tetap.

Meski begitu, risikonya terbilang menengah alias lebih rendah ketimbang saham tapi lebih tinggi daripada reksadana pendapatan tetap.

Nah, reksadana campuran ini sangat cocok buat para investor yang ingin meraup untung dari pasar saham, tetapi tidak ingin kehilangan momentum pada pasar obligasi.



Selain itu, reksadana campuran juga bisa mengalihkan risiko kerugianmu saat pasar saham sedang melemah.

Jenis reksadana yang satu ini pas banget buat kamu yang ingin investasi dalam jangka waktu menengah yaitu, tiga sampai lima tahun.

Baca Juga:

Kiat Cerdas Memulai Langkah Bagi Investor Pemula

Tips Memulai Investasi Reksadana

1. Tentukan Tujuan Berinvestasi

Tujuan investasi bisa menjadi motivasi dalam menjalankannya karenya jangka kegiatan ini punya rentang waktu yang lama dan risiko.

Sehingga instrument investasinya pun harus disesuaikan.

Tujuan Investasi ini nantinya dapat menjadi patokan dalam menentukan reksadana yang cocok bagi kamu setelah mengetahui jangka waktu investasi dan juga profil risikonya.

2. Mengetahui Risiko Profil

Tergantung dari jenisnya, reksadana memiliki profil risiko yang berbeda-beda.

Oleh sebab itu, pilihlah reksadana yang sesuai dengan kemampuan kamu.

Profil atau toleransi risiko adalah kemampuan dan ‘kerelaan’ investor untuk menerima kemungkinan atas kehilangan sebagian atau seluruh pokok investasi demi meraih potensi imbal hasil yang lebih besar.

3. Menentukan Jangka Waktu Investasi

Setelah mengenal lebih dalam mengenai profil risiko, saatnya menentukan jangka waktu kamu berinvestasi.

Investasi reksa dana membutuhkan jangka waktu yang berbeda-beda.

Ada yang kurang dari setahun, 1-3 tahun, 3-5 tahun bahkan ada yang lebih dari 5 tahun.

Bila jangka waktu investasi kamu kurang dari setahun, bisa memilih reksadana pasar uang yang hanya…

….berinvestasi pada instrumen pasar uang seperti deposito, sehingga risikonya pun lebih rendah, dan cenderung stabil.

investasi reksadana

Untuk jangka waktu 1-3 tahun, kamu dapat berinvestasi pada reksadana pendapatan tetap.

Sementara itu, untuk jangka waktu 3-5 tahun, kamu dapat berinvestasi pada reksadana campuran.

Terakhir, bila menginginkan investasi lebih dari 5 tahun, maka reksadana saham bisa menjadi pilihan untukmu.

Perlu diperhatikan bahwa jangka waktu investasi ini hanya merupakan panduan umum.

Untuk memulainya, kamu tetap harus terlebih dahulu mengenal profil risiko milikmu.

4. Mendapatkan Manajer Invetasi Terpercaya

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, dalam beberapa invetasi reksadana memerlukan manaje investasi untuk mengelolan dana yang telah terkumpul ke dalam berbagai instrument investasi.

Perusahaan manajer investasi yang mempunyai reputasi baik umumnya memiliki tim investasi yang lengkap serta proses investasi yang terstruktur dan dapat dipertanggungjawabkan.

5. Menggali Informasi Tentang Proses Uang

Keterangan tertulis dan terperinci seperti yang tertulis di prospektus reksadana, dapat memberikan informasi bagaimana proses uangmu diinvestasikan.

Siapa yang mengelola investasinya dan informasi lain mengenai produk secara lebih detail.

Untuk mengetahui kinerja historis dan rangkuman mengenai produk reksa dana tertentu, kamu dapat membaca fund fact sheet dan product card reksadana tersebut.

6. Kenali dan Periksa Biaya-biaya Reksadana

Saat berinvestasi di reksadana, ada beberapa biaya-biaya yang dikenakan kepada investor diantaranya biaya pembelian unit penyertaan (subscription fee), biaya penjualan kembali unit penyertaan (redemption fee), biaya pengalihan unit penyertaan (switching fee), dan biaya transfer bank terkait.

Secara garis besar, biaya pembelian (subscription fee) akan dikenakan saat kamu melakukan pembelian unit penyertaan reksadana.

Kemudian, biaya penjualan kembali (redemption fee) adalah biaya yang dikenakan pada saat menjual kembali unit penyertaan reksa dana (mencairkan investasi) yang dimiliki.

Sementara itu, biaya pengalihan (switching fee) adalah biaya transaksi untuk mengalihkan dari reksadana yang satu ke reksadana lainnya yang dikelola oleh manajer investasi yang sama.

Besarnya biaya-biaya ini bervariasi dan ditetapkan oleh agen penjual efek reksadana yang bersangkutan.

7. Menentukan di Mana Akan Membeli Reksadana

Pilihlah perusahaan manajer investasi yang sudah berpengalaman dengan track record yang terpercaya.

Baca Juga:

Tips Memaksimalkan Pensiun Dini Agar Hidup Tenang & Pengeluaran Stabil

Bagaimana artikel ini?

Semoga membantu Sahabat 99 untuk lebih paham tentang investasi reksadana ya!

Temukan tipe hunian impian kamu hanya di 99.co/id

Kunjungi pula Blog 99.co Indonesia untuk lebih tahu informasi-informasi seputar properti.



Follow Me:

Related Posts