Papua adalah salah satu wilayah di Indonesia dengan warisan budaya rumah adat yang sangat unik dan beragam. Kamu bisa menyimak gambar rumah adat Papua selain Honai sekaligus mempelajari keunikannya di artikel ini.
Papua merupakan provinsi paling timur di Indonesia.
Provinsi satu ini, dikenal memiliki keberagaman budaya yang amat kaya.
Hanya saja, belum banyak yang mengenalnya karena setiap suku hidup terpencar-pencar.
Untuk menambah pemahamanmu mengenai Papua, yuk simak artikel mengenai gambar rumah adat Papua dan fungsinya, Sahabat 99.
7 Gambar Rumah Adat Papua dan Keunikannya
1. Rumah Adat Honai
Honai adalah salah satu rumah adat Papua yang berbentuk bundar dengan ketinggian mencapai sekitar 2,5 meter dan dihuni oleh suku Dani.
Bangunan ini memiliki rangka kayu, dinding dari anyaman, serta atap kerucut yang dibangun dari jerami.
Tidak ada jendela baik di lantai satu maupun dua rumah Honai, hanya ada satu buah pintu yang menjadi akses utama penghuni.
Kemudian di dalamnya ada ruangan kecil berukuran kurang lebih 5 meter dengan area tengah berbentuk lingkaran untuk tempat api unggun.
Istilah Honai sendiri merupakan gabungan dari kata ‘hun’ atau ‘laki-laki’ dan ‘ai’ yang berarti ‘rumah’.
Sesuai namanya, hanya anggota laki-laki dewasa di suku Dani yang boleh memasukinya.
Jika dilihat sekilas dari luar, rumah Honai tampak seperti jamur dan mengingatkanmu pada rumah adat NTT, Mbaru Niang.
2. Rumah Adat Ebai Milik Suku Dani
Rumah adat Papua berikutnya bernama Ebai.
Bangunan ini masih merupakan milik suku Dani, tetapi dikhususkan untuk perempuan.
Namanya berasal dari kata ‘ebe’ yaitu ‘tubuh’ dan ‘ai’ yang berarti ‘rumah’.
Kata tubuh digunakan karena perempuan diyakini merupakan tubuh bagi kehidupan.
Oleh sebab itu, fungsi lain rumah adat Papua ini adalah sebagai tempat para ibu mendidik anak perempuan mereka.
Bangunan ini memiliki bentuk yang sama seperti rumah Honai, hanya saja ukurannya sedikit lebih pendek dan kecil.
3. Gambar Rumah Adat Wamai
Tidak jauh dari rumah Honai dan Ebai, ada bangunan yang dikenal dengan nama Wamai.
Wamai digunakan sebagai kandang untuk hewan ternak dan peliharaan.
Bentuknya seperti Honai dan Ebai, tetapi ukurannya berbeda dan terletak cukup jauh dari hunian utama.
Biasanya kandang ini diisi oleh ayam, babi, anjing, atau kambing, Sahabat 99.
4. Rumah Kariwari di Jayapura
Gambar rumah adat Papua berikutnya adalah milik suku Tobati-Enggros yang hidup di tepi danau Sentani, Jayapura.
Rumah orang Papua ini dikenal dengan nama Kariwari dan memiliki bentuk limas segi delapan.
Bangunannya dibuat dari bambu, kayu besi, serta daun sagu hutan.
Kariwari memiliki tinggi hingga 20 meter dan terdiri dari tiga lantai, dengan fungsi:
- Lantai pertama digunakan untuk belajar
- Lantai kedua digunakan sebagai tempat pertemuan para kepala suku
- Lantai ketiga digunakan untuk istirahat, meditasi, atau berdoa
Hanya remaja laki-laki dengan usia minimal dua belas tahun yang menuntut ilmu di bangunan ini.
5. Rumah Adat Rumsram di Papua
Rumah adat Rumsram merupakan hunian milik suku Biak Numfor.
Mereka adalah suku yang menghuni bagian pesisir pantai utara di Papua.
Bangunannya tampak sangat unik dengan bentuk persegi dan atap berupa perahu terbalik.
Tinggi Rumsram kurang lebih 6-8 meter dan terdiri dari dua bagian yang dibedakan berdasarkan tingkatan lantainya.
Fungsinya adalah sebagai tempat remaja lelaki mendapat pendidikan dan mencari pengalaman hidup.
Seperti Kariwari, perempuan tidak diperkenankan untuk memasukinya.
6. Rumah Adat Kaki Seribu di Papua Barat
Di Papua Barat, kamu bisa menemukan hunian adat suku pegunungan Arfak, yakni suku Hatam, Moille, Meyakh, dan Sough.
Berbeda dengan hunian adat lainya, hunian adat Papua Barat ini bentuknya seperti rumah panggung.
Bagian kaki fondasi rumah terdiri dari kayu bulat kecil dan jumlahnya sangat banyak.
Oleh sebab itu, bangunan ini dikenal juga sebagai Mod Aki Aksa atau lqkojei atau rumah Kaki Seribu.
7. Rumah Pohon Suku Korowai
Terakhir, ada rumah pohon milik suku Korowai yang semakin menambah ragam rumah khas Indonesia.
Hunian ini dibangun di atas pohon dengan ketinggian 15-30 meter dari permukaan tanah.
Bagian dinding dibuat dengan material kayu dan atapnya dibangun dari daun.
Suku Korowai membangun hunian mereka di atas pohon untuk menghindari gangguan binatang buas dan roh jahat laleo.
Laleo dipahami sebagai orang asing yang tidak termasuk sebagai anggota suku mereka.
Sayangnya, anggota suku Korowai kini hanya tersisa sekitar tiga ribu orang sehingga hunian adatnya sudah hampir punah.
***
Semoga informasinya bermanfaat Sahabat 99.
Simak artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Sedang mencari hunian idaman seperti Fortunia Residences 2 di Pondok Cabe, Tangerang?
Temukan beragam pilihan rumah menarik hanya di 99.co/id dan rumah123.com, karena kami selalu #AdaBuatKamu.