Aksara Bali adalah suatu huruf tradisional masyarakat Bali yang masih dipakai hingga kini. Ingin belajar aksara yang satu ini? Yuk, pelajari bersama-sama!
Sama seperti aksara Sunda, menulis aksara Bali butuh pemahaman yang tidak mudah.
Sebelum menulis, kamu harus tahu jenis-jenis aksara, bentuk, angka, dan lainnya.
Pengertian aksara tersebut dijelaskan dalam buku Modernisasi dan Pelestarian: Perkembangan Metode dan Teknik Penulisan Aksara Bali.
Aksara Bali adalah tanda atau lambang yang digunakan oleh orang Bali untuk menuliskan bahasa Bali.
Biasanya, aksara kuno yang satu ini sering digunakan saat menulis lontar untuk keperluan keagamaan, sastra, sejarah, dan kalimat suci pada upacara umat Hindu.
Aksara tersebut mirip dengan aksara Jawa, perbedaannya terletak pada lekukan bentuk huruf.
Aksara Bali berjumlah 47 buah aksara yang 14 di antaranya merupakan huruf vokal (aksara suara) dan huruf konsonan (aksara wianjana) berjumlah 33 karakter.
Namun, aksara wianjana yang biasa digunakan berjumlah 18 karakter.
Berikut penjelasan dan contohnya seperti melansir buku Modernisasi dan Pelestarian: Perkembangan Metode dan Teknik Penulisan Aksara Bali oleh I.B Made Suasta dkk.
Aksara Bali Lengkap
1. Aksara Wreastra
Aksara wreastra terdiri dari 18 buah aksara yakni ha, na, ca, ra, ka, da, ta, sa, wa, la, ma, ga, ba, nga, pa, ja, ya, nya.
Nah, ke-18 aksara tersebut merupakan konsonan.
Adapun vokalnya diambil dari aksara wisarga ditambah dengan pangangge.
Aksara suara tersebut adalah ulu, pepet, taleng, tedong, suku, dan taleng tedong.
2. Aksara Wijaksara
Aksara wijaksara terdiri dari ongkara, rwa bhineda, triaksara, pancaksara, panca brahma, desaksara, caturdasaksara, dan sodasaksara.
Di samping aksara tersebut, terdapat gabungan antara aksara-aksara wijaksara lainnya yakni catur aksara, sodaksara, dan ekadaksara.
3. Aksara Modre
Aksara modre adalah aksara yang sulit dibaca karena terdapat berbagai pengangge aksara, Property People.
Selain itu, aksara modre juga dilambangkan dengan gambar-gambar tertentu.
Contoh aksara modre ada pada lontar Krakah dan Siwa Griguh.
Aksara modre dibagi empat tipe yaitu tipe utama, tipe aksara kotak, tipe lambang-lambang, dan tipe lain-lain.
4. Aksara Swalalita
Aksara swalalita berjumlah 47 buah aksara yang terdiri dari aksara suara 14 buah dan aksara konsonan 33 buah.
Adapun aksara suara sama dengan vokal yang terdiri dari A, a, I, i, U, u, E, Ai, O, Au, re, ro, le, dan le.
Sementara itu, untuk aksara konsonannya dibagi lagi berdasarkan warga aksaranya yaitu kantia, talawia, musdanya, dantia, dan ostia.
Berdasarkan kesamaan-kesamaan bentuknya, aksara Bali dapat dibagi tiga yaitu bentuk pangawak, bentuk turunan, dan lambang-lambang.
Bentuk Aksara Bali
1. Aksara Bentuk Pangawak
Aksara bentuk pangawak adalah aksara-aksara yang menjadi dasar dalam setiap menulis yang disebut juga sebagai aksara bentuk dasar.
Adapun aksara yang tergolong dalam aksara pangawak yaitu:
- ka, kha, ga, gha, nga, ha
- ca, cha, ja, jha, nya, ya
- ca
- ta, tha, da, dha, na, ra, sa
- ta, tha, da, dha, na, la, sa
- pa, pha, ba, bha, ma, wa
2. Bentuk Turunan
Aksara turunan adalah aksara Bali yang berasal dari bentuk pangawak yang bentuknya diturunkan atau diubah menjadi bentuk gantungan menjadi bentuk gempelan dan juga menjadi bentuk pangangge.
Nah, bentuk turunan dapat dibagi tiga yaitu bentuk gantungan, bentuk gempelan, bentuk pangangge.
Adapun gantungan aksara Bali adalah bentuk turunan yang pada saat pemakaiannya berada pada posisi gantungan (bergantung).
Sementara itu, gempelan merupakan bentuk turunan yang pada saat pemakaiannya berada pada posisi menempel atau gempelan pada bagian kanan aksara pangawak.
Aksara bentuk gempelan berjumlah 4 buah.
Terakhir, pangangge dibagi menjadi tiga yaitu pangangge suara, pangangge arda suara, dan pangangge aksara tengenan.
3. Bentuk Lambang
Lambang adalah aksara yang digunakan sebagai tanda-tanda atau lambang-lambangg seperti lambang bilangan atau tanda baca.
Bentuk lambang-lambang ini dibagi dua yaitu sebagai tanda lambang bacaan dan sebagai tanda lambang bilangan.
Adapun ciri-ciri aksara yaang digunakan sebagai lambang bilangan adalah pada saat pemakaiannya diapit oleh carik siki.
Angka Aksara Bali
Menulis angka dengan menggunakan angka Bali sama seperti aksara Jawa.
Kalau ingin menulis angka 10 maka cukup menulis angka 1 dan 0 menurut angka Bali.
Begitu juga jika menulis angka Bali 25 dan lain sebagainya.
Bila angka ditulis di tengah kalimat, untuk membedakan angka dengan huruf maka diwajibkan untuk menggunakan tanda carik di awal dan di akhir angka yang ditulis.
***
Semoga bermanfaat, ya.
Baca informasi menarik lainnya di Berita.99.co dan Google News.
Cek juga berbagai properti untuk investasi di www.99.co/id.
Segera dapatkan penawaran menarik yang #segampangitu.
**gambar cover: Agung bayu/Shutterstock.com/lokerbali