Wakil Presiden pertama sekaligus salah satu proklamator Indonesia, Mohammad Hatta, yang kerap disapa Bung Hatta, ternyata punya alasan kuat tak ingin dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Padahal, jasanya dalam Kemerdekaan Indonesia sangat besar.
Nyaris seluruh masyarakat pun tak akan keberatan jika dirinya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan.
Akan tetapi, dalam surat wasiatnya, sebagaimana ditunjukkan sang putri Meutia Hatta, Bung Hatta justru ingin dimakamkan di Tempat Pemakamam Umum (TPU).
“Jadi saya bacakan ya, ‘Apabila saya meninggal dunia, saya ingin dikuburkan di Jakarta, tempat di proklamasikannya Indonesia Merdeka. Saya tida ingin dikuburkan di Makam Pahlawan,” kata Meutia membacakan isi surat wasiat Bung Hatta.
“Saya ingin dikubur di tempat kuburan rakyat biasa yang nasibnya saya perjuangkan seumur hidup saya,” lanjutnya, seperti melansir Merdeka.com dari akun Youtube Najwa Shihab.
Alasan Lain Bung Hatta Tak Ingin Dikubur di TMP
Sementara itu, mengutip portalember.pikiran-rakyat.com, ada alasan lain yang membuat Bung Hatta enggan dikubur di TMP Kalibata.
“Ada juga orang-orang yang tidak cocok di sana (TMP Kalibata). Jadi agak mengecewakan,” tutur Meutia Hatta.
Di sisi lain, sejarawan JJ Rizal menjelaskan alasan lain.
Menurutnya, ketika Mohammad Hatta pulang dari Belanda, dia kecewa dengan Bung Karno lantaran masuk penjara dan PNI dibubarkan.
“Kemudian dia membuat PNI baru. Dia (Bung Hatta) membuat surat kabar corong namanya Daulat Rakyjat,” ucap JJ Rizal.
Jadi, katanya, mahkota dari perjuangan itu adalah rakyat dan itu sebagai pengganti dari Daulat Tuanku.
“Karena itu, pilihan Hatta saya kira garisnya jelas sekali sejak dia di perhimpunan Indonesia, kemudian manifesto politik dan pulang ke Indonesia lalu membuat surat kabar Daulat Rakjat,” tutur JJ Rizal.
JJ Rizal menambahkan, dengan demikian, orientasi Mohammad Hatta sangat jelas, yakni hidup untuk rakyat.
Hari-Hari Terakhir Mohammad Hatta
Mohammad Hatta meninggal pada 14 Maret 1980 dalam usia 77 tahun.
Sepanjang hidupnya, sosok kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat, tersebut berjuang demi kesejahteraan Indonesia.
Bahkan, ia pun dikenal sebagai seorang yang cerdas, tekun, jujur, dan sederhana.
Mengutip Republika.co.id, pada tahun 1979, kesehatan bapak tiga putri tersebut menurun drastis.
Oleh karena itu, pihak keluarga pun meminta Mohammad Hatta untuk mengurangi jadwal kunjungan ke daerah-daerah dan aktivitas lainnya.
Akan tetapi, pendirian Mohammad Hatta sangatlah teguh.
Baginya, bertemu dengan rakyat adalah kebahagiaan tersendiri.
Singkat kisah, pada 3 Maret 1980, Bung Hatta masuk ke RS Ciptomangunkusumo untuk menjalani perawatan.
Kesehatannya kian memburuk dan Mohammad Hatta pun mengembuskan nafas terakhir pada hari Jumat, 14 Maret 1980.
***
Semoga informasinya bermanfaat, Sahabat 99.
Ikuti terus artikel lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Jangan lupa untuk kunjungi www.99.co/id dan www.rumah123.com untuk menemukan hunian idamanmu.
Salah satunya seperti Griya Bintaro Estate yang berlokasi di Tangerang Selatan.