Baik sekarang atau nanti, harga rumah pasti akan terus meningkat. Lalu, bisakah anak muda beli hunian? Apa yang harus mereka lakukan untuk bisa memiliki tempat tinggal sekarang ini?
“The ache for home lives in all of us, the safe place where we can go as we are and not be questioned.”
Kutipan Maya Angelou dalam buku otobiografinya, All God’s Children Need Traveling Shoes, ini terasa sangat relevan dengan perasaan anak muda sekarang.
Maya Angelou menuliskan bahwa rumah adalah kebutuhan primer manusia, yakni tempat seseorang merasa nyaman dan bisa menjadi diri sendiri.
Rumah juga merupakan tempat untuk beristirahat, berteduh, beraktivitas, dan membangun keluarga.
Tak sedikit pula yang memandang rumah sebagai tanda kesuksesan mereka, hasil dari kerja keras, dan keberhasilan untuk bisa mandiri dari orang tua.
Sayangnya, impian untuk memiliki tempat tinggal sendiri kini menjadi makin sulit untuk digapai.
Harga rumah yang kian mahal serta beratnya menabung ketika biaya hidup terlalu tinggi menjadi beberapa alasan mengapa banyak anak muda sulit untuk memiliki hunian sendiri.
Lalu, apa yang harus dilakukan generasi muda Indonesia untuk bisa membeli rumah sekarang ini?
Waktu Tepat Beli Rumah di Masa Naiknya Harga Properti
Banyak masyarakat Indonesia menyadari bahwa dari tahun ke tahun, harga properti, terutama rumah, di Tanah Air makin meningkat.
Menurut Flash Report 99 Group Edisi Oktober 2022, pada bulan September 2021 hingga September 2022, terjadi kenaikan harga rumah di berbagai tempat.
Kenaikan terjadi di berbagai kota besar Indonesia, seperti Jakarta dengan peningkatan harga 2,2 persen, Depok 5,9 persen, Bogor 5,3 persen, Bandung 4,4 persen, dan Semarang 3,3 persen.
Kenaikan tersebut tak hanya berlangsung per tahun, tetapi juga per bulan.
Hal ini dialami langsung oleh Iyan Maulana, seorang sales marketing perumahan Paradise Park Residence Tangerang.
Menurut Iyan, harga rumah di perumahan sangat sulit untuk turun dan cenderung naik dari tahun ke tahun.
“Kalau untuk segmen harga, pasti tidak ada properti yang dibilang turun, pasti naik terus, apalagi landed, bisa dinaikkan berapa persen dari awal pandemi sampai sekarang. Gak mungkin turun kalo perumahan. Naik iya,” kata Iyan kepada tim Berita 99.co Indonesia di Bandung, Jumat (21/10/2022).
Alasan harga rumah naik pun bukan karena stoknya yang berkurang, tetapi karena hakikat properti sendiri, yaitu melonjaknya harga rumah di hari esok, dibanding harga beli di hari sebelumnya.
Hal ini yang membedakan properti dari aset bergerak seperti mobil atau motor.
Selain itu, permintaan yang tinggi juga menjadi salah satu alasan mengapa harga properti tak kunjung turun.
“Hakikatnya developer gini, sama kaya penjual di luar sana. Jika pasar tinggi, developer gak segan naikin harga,” ujar pria berumur 35 tahun itu.
Ucapan Iyan pun terbukti.
Pasalnya, dibandingkan dengan masa pandemi kemarin, dunia properti kini sudah makin bagus dan pembelinya makin meningkat.
Maka, tak heran jika harga rumah sekarang jauh lebih mahal dibandingkan pada masa pandemi.
Meski harga rumah makin tinggi, banyak anak muda yang tak segan membeli rumah dengan segera.
Alasannya, jika ditunggu nanti, harganya pasti makin melonjak.
“Kalau untuk saat ini orang nyari properti, kaum milenial mau beli properti, cuma satu kata. Sekarang. Kalau masih dinanti-nanti, mereka tahu hakikatnya harga rumah pasti naik,” jelas Iyan.
Seperti anjuran Iyan, tak perlu menunda, tak perlu berpikir panjang, jika ada rezeki untuk memiliki tempat tinggal, maka wujudkanlah.
Sayangnya, belum tentu semua anak muda bisa melakukan hal tersebut.
Ada banyak pertimbangan yang membuat mereka kesulitan untuk membeli rumah meski sangat membutuhkan tempat tinggal.
Salah satu alasan utamanya adalah kesulitan untuk menabung, terutama karena biaya sehari-hari yang sangat tinggi.
Namun, anak muda tak perlu khawatir, karena ada banyak hal yang bisa mereka lakukan untuk bisa membeli rumah sekarang ini.
Salah satu cara yang paling efektif adalah dengan menabung dan cermat mengatur pengeluaran.
Upaya Menabung dan Mengalokasikan Pengeluaran dengan Cermat
Di usia produktif, yakni 25 sampai 35 tahun, penting untuk bisa menabung dan menyisihkan pendapatan.
Dengan demikian, anak muda bisa memiliki dana untuk membeli rumah di masa depan.
Hal ini juga diutarakan oleh Prita Ghozie, seorang financial planner dari Zap Finance.
“Usia produktif menjadi saat yang tepat untuk mulai prioritaskan kebutuhan membeli rumah, karena menunda membeli rumah hanya akan memperberat dana yang perlu dikumpulkan,” tulis Prita lewat email kepada tim Berita 99.co Indonesia, Rabu (23/10/2022).
Financial planner satu ini pun membeberkan beragam langkah yang bisa anak muda lakukan jika ingin mulai membeli rumah di usia produktif.
Menurutnya, hal pertama yang harus dipikirkan ketika membeli rumah adalah menentukan anggaran dan lokasi, kemudian fokus untuk mengumpulkan uang muka.
“Untuk pembelian rumah, tentukan dulu anggaran dan lokasi yang diinginkan. Saat ini bisa fokus kumpulkan DP, dengan menyisihkan penghasilan bulanan ke instrumen investasi sesuai dengan jangka waktu yang dibutuhkan,” jelas Prita.
Prita pun menganjurkan anak muda untuk memastikan cicilan yang dimiliki tidak melebihi 30 persen dari gaji dan mampu mengumpulkan uang muka minimal 20 persen dari harga rumah.
Pastikan juga tabungan berada di rekening yang berbeda dengan rekening sehari-hari sehingga utuh dan tidak digunakan.
“Setelah menerima gaji, dapat langsung sisihkan di awal ke rekening khusus untuk mengumpulkan DP rumah sehingga bisa menabung atau investasi setiap bulannya tanpa terganggu oleh transaksi lainnya,” tambah Prita.
Lalu, bagaimana dengan anak muda yang ingin membeli rumah, tetapi tidak mau mengurangi pengeluaran sehari-hari?
Prita beranggapan, hal ini masih bisa diraih dengan mengalokasikan 50 persen pendapatan untuk menabung, 30 persen untuk kehidupan sehari-hari, dan 20 persen untuk liburan atau bermain.
Namun, kadang menabung dan berinvestasi saja tidak cukup untuk bisa membeli rumah.
Untuk mengatasi hal ini, anak muda bisa menggunakan beragam solusi pembiayaan dari bank yang bisa makin mempercepat serta mempermudah kepemilikan tempat tinggal sendiri.
Menggunakan Solusi Pembiayaan Rumah dari Bank
Di Indonesia, masyarakat bisa menemukan beragam solusi pembiayaan rumah dari bank dengan bentuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Ada banyak jenis KPR yang tersedia, salah satunya adalah program kredit khusus untuk anak muda, seperti KPR Gaes for Millenial yang dibuat oleh BTN.
KPR Gaes for Millenial adalah kredit khusus masyarakat berumur 25 hingga 40 tahun dengan masa tenor bisa sampai 30 tahun.
Kelebihan dari program ini adalah jenjang angsuran yang sudah jelas sehingga anak muda bisa menghitung jumlah cicilan yang mereka harus bayar sejak awal.
“Selain tenornya panjang, ada angsuran yang berjenjang. Angsurannya itu sudah dipastikan berjenjangnya naik 1,5 persen sampai tahun ke lima. Milenial dapet kepastian suku bunga, angsuran berapa. Mereka bisa memperkirakan tahun depan angsurnya sekian. Jadi, mereka harus berpikir saving, mereka bisa memprediksi lah,” jelas Iriska Dewayani, ketua divisi Non Subsidized Mortgage and Personal Lending BTN, Rabu (26/10/2022).
Tak hanya BTN, bank Mandiri juga memiliki program KPR khusus anak muda, yakni KPR DP Ringan dan KPR Hebat.
KPR DP Ringan menyediakan kredit dengan tenor panjang yang cocok untuk kalangan muda.
Jika nasabah mendapatkan gaji lewat bank Mandiri, mereka dapat memberi pembiayaan sampai 100 persen dari harga transaksi.
“Artinya, customer yang bersangkutan gak usah menyediakan down payment, ini kan meringankan generasi muda yang terkendala uangnya gak kekumpul, jadi tabungan bahkan biaya DPnya gak kekumpul apalagi seharga properti,” ujar Ayu Pertiwi, Vice President Consumer Loans Group Bank Mandiri, Kamis (3/11/2022).
Sama dengan KPR DP Ringan, KPR Hebat bisa digunakan oleh karyawan yang gajinya telah tersalurkan melalui bank Mandiri.
Program ini membuat nasabah hanya perlu membayar angsuran bunga saja pada dua tahun pertama dan mulai membayar angsuran bunga serta cicilan di tahun ketiga.
“Harapannya di tahun ketiga ada kenaikan gaji lumayan sehingga bisa bayar angsuran dan bunga. Selama tahun satu sampai dua cuma bayar angsuran bunga aja untuk mempermudah generasi muda yang penghasilannya awal,” tambah Ayu.
Anak Muda Bisa Kok Beli Rumah, Ini Buktinya!
Berkat keberadaan solusi pembiayaan dari bank, kini banyak anak muda Indonesia yang berhasil memiliki rumah.
Salah satu sosok yang berhasil membeli rumah berkat bantuan bank adalah Nita Hidayati, seorang penulis di salah satu media internasional Indonesia.
Nita Hidayati adalah wanita berumur 34 tahun yang sejak kecil sudah ingin membeli rumah.
Alasannya adalah karena dirinya sangat sering berpindah tempat tinggal sejak usia dini.
“Aku terlahir dari orang tua dengan kondisi ekonomi rendah yang enggak punya hunian tetap, sehingga kami harus terus menerus pindah dari satu rumah kontrakan ke kontrakan lainnya,” tulis Nita dalam email kepada tim Berita 99.co Indonesia, Jumat (21/10/2022).
Karena pengalamannya tersebut, Nita bertekad untuk membeli rumah, apalagi melihat harga tanah dan rumah yang kian meroket dari tahun ke tahun.
Beruntungnya, kini Nita dan suami dapat tinggal di sebuah rumah yang nyaman di kawasan Bandung.
Walaupun begitu, perjalanan Nita dan suami untuk membeli rumah tidak mudah.
Ia harus menabung sejak lulus sekolah dan mulai bekerja.
“Sejak bekerja (tahun 2005), aku menyisihkan sekitar 70-80 persen dari upah yang aku terima setiap bulannya untuk menabung. Sementara 20-30 persennya aku gunakan untuk keperluan sehari-hari,” jelas Nita.
Meski sudah menabung lama dengan persenan besar, masih sulit bagi Nita untuk membeli rumah dengan cash.
Ini membuat dirinya memilih menggunakan kredit bank dengan tenor 20 tahun agar cicilan per bulannya tidak terlalu besar.
“Menurutku, (KPR) sangat membantu, pembayaran KPR menjadi solusi bagi milenial sepertiku yang ingin memiliki hunian dengan cara mencicil,” jawab Nita.
Meskipun memiliki rumah sendiri sudah tercapai, Nita masih melakukan kebiasaan menabung yang ia tanam sejak remaja.
“Aku masih melakukan kebiasaan yang sudah aku lakukan sejak lama, yakni menyisihkan 70-80 persen dari pendapatan setiap bulannya. Langkah tersebut membuatku memiliki tabungan agak lebih sehingga dapat menopang biaya kehidupan sehari-hari yang terkadang tidak terduga,” jelas Nita.
Selain Nita Hidayati yang berhasil membeli rumah melalui KPR, ada pula sosok anak muda lain yang bisa memiliki hunian melalui pembiayaan cash.
Anak muda tersebut adalah Rizky Ayu Pratiwi, seorang ibu rumah tangga berumur 28 tahun yang berhasil membeli rumah secara tunai di Kabupaten Bandung.
Sama seperti Nita, Rizky Ayu Pratiwi, atau yang lebih sering disebut dengan Kiki, adalah sosok yang merasa memiliki rumah adalah hal yang penting.
“Punya rumah udah nikah tuh harus banget, buat tempat tinggal pertama. Udah itu, buat investasi juga, rumah itu menurut aku aset yang nilainya tuh gak akan menurun gitu loh mba, jadi ga akan merugi,” ujar Kiki kepada Berita 99.co Indonesia, Rabu (26/10/2022).
Beruntung, Kiki kini berhasil memiliki rumah setelah dirinya menikah, tepatnya di tahun 2017.
Sebelum memiliki rumah, ibu rumah tangga ini dulu tinggal bersama suaminya di sebuah kosan selama satu tahun.
Tak lama, Kiki pun hamil dan dirinya bersama suami mulai mencari rumah di sekitar Bandung.
“Aku tuh sempet muter-muter nyari KPR di Bandung, nyari rumah yang sesuai budget,” kata Kiki.
Setelah mendapatkan rumah yang cocok, Kiki dan suami pun segera mengunjungi bank untuk mengajukan KPR.
Sayangnya, ketika mengajukan KPR, pasangan ini merasa tidak nyaman dengan kriteria yang diberikan oleh bank.
“Saat itu, aku kerja di bank jadi pegawai kontrak, suami PNS. Tapi, sistem KPR di bank itu maunya tuh aku ini yang jadi pilihan satu di-combine gaji. Nah, yang aku ini dijadiin pilihan satu, sedangkan suami dijadikan support. Jadi gak sreg,” cerita Kiki.
Alasan tersebutlah yang membuat Kiki dan suami pun bertekad untuk membeli rumah secara tunai.
Tentunya, tak mudah untuk membeli rumah tunai karena Kiki dan suami harus menabung dalam waktu cepat
Ketika keduanya masih bekerja, Kiki dan suami mengelompokkan tabungan mereka menjadi banyak hal, mulai dari biaya bulanan, memberi ke orang tua, dana darurat, uang hiburan, hingga tabungan membeli rumah.
Kemudian, ketika Kiki hamil dan dikaruniai anak, wanita yang satu ini memilih untuk resign sehingga kini hanya suaminya saja yang bekerja.
Tak hanya menabung, Kiki pun mencoba mengurangi pengeluaran keluarganya dengan menghindari cicilan kredit dan menjadi lebih hemat.
“Aku itu anti banget pake kartu kredit soalnya kaya gak mau aja gitu banyak cicilan nanti pusing. Abis gajian bayar cicilan. Kalau mau sesuatu aku nabung sesuai yang aku bisa. Pinjol gitu juga aku gak pengen. Yang banyak bunga-bunganya gitu takut gak bisa bayar,” jelas Kiki.
Selama sekitar satu tahunan menabung, akhirnya Kiki dan suami berhasil mengumpulkan uang yang cukup untuk membeli rumah.
“Lama menabung kira-kira satu tahunan, tapi itu tuh gini ada proses nabungnya. Suami beberapa kali dapet rezeki dari kantor, rezekinya ditabung sampai akhirnya bisa beli rumah cash ini,” ujar Kiki.
Akhirnya, pasangan ini berhasil memiliki sebuah rumah sederhana di Kabupaten Bandung.
Meski kecil, rumah yang dibeli Kiki ternyata telah sesuai dengan hunian impiannya, yakni hunian berkonsep Japandi dengan rooftop yang nyaman.
“Alhamdulillah sih, udah hampir sesuai (dengan rumah impian), aku tuh pengen punya rumah itu berkonsep Japandi. Nah, dari dikit dikit kami beli nih dari tahun 2017 sampai sekarang direnovasi bertahap, rumah tumbuh sama suami, dibikin sesuai dengan yang kita mau,” jawab Kiki ketika ditanya apa rumah impiannya.
Ada alasan mengapa Kiki bisa membeli rumah dalam waktu cepat menggunakan skema pembayaran tunai tanpa kredit dari bank.
Hal tersebut karena rumah yang ia beli dijual dengan harga di bawah pasaran mengingat pemilik rumah sebelumnya yang sedang membutuhkan uang.
“Ini tuh aku dapet alhamdulillah orang yang menjualnya lagi butuh uang banget jadi harganya tuh di bawah pasaran di sini,” jelas Kiki.
Karena berhasil memiliki rumah secara tunai, Kiki kini tak perlu repot membayar cicilan dari bank.
Namun, hal ini berarti dia harus rela tinggal bukan di pusat kota dan juga merenovasi rumah agar lebih sesuai dengan yang ia butuhkan.
Meski demikian, Kiki bersyukur karena rumah ini nantinya bisa ia jadikan sebagai investasi untuk membeli tempat tinggal yang lebih besar.
Ternyata Beli Rumah Itu Gampang, Asalkan…
Jadi, bisa disimpulkan bahwa harga rumah yang meningkat bukan menjadi alasan untuk tidak bisa membeli rumah.
Harga rumah memanglah mahal, tetapi hal ini bukan berarti generasi muda harus melepaskan impian mereka untuk memiliki tempat tinggal sendiri.
Banyaknya jumlah kaum milenial yang memiliki hunian membuktikan bahwa sebenarnya membeli rumah bukanlah mimpi yang sulit digapai.
Kuncinya, mereka bisa konsisten menabung dan menggunakan solusi pembiayaan rumah yang tersedia di Indonesia.
Jika masih kurang, anak muda pun bisa berinvestasi ke hal yang memiliki return lebih tinggi dibandingkan kenaikan harga rumah.
Oleh karena itu, tak perlu tunggu lama, yuk beli rumah dari sekarang juga!
***
Semoga ulasan mengenai pembelian rumah bagi anak muda ketika harga properti naik ini bermanfaat, ya.
Cek juga beragam artikel menarik lainnya hanya di Google News Berita 99.co Indonesia.
Kamu tertarik untuk tinggal di kawasan Orchard Park Batam?
Jangan lupa berkunjung ke portal 99.co/id dan Rumah123.com yang selalu #AdaBuatKamu, ya!
Penulis Utama: Shafira Chairunnisa
Editor: Samala Mahadi
Penanggung Jawab: Elmi Rahmatika F. A.
Ketua Pelaksana: Hanifah
Tim penulis:
Artikel ini merupakan rangkaian liputan khusus Tim Berita 99.co Indonesia yang termuat dalam 99 Property Magazine Edisi 06: Lika-Liku Perjalanan Generasi Muda Mencari Hunian Pertama.