Izin properti dan izin tambang disebut-sebut sebagai biang kerok atas terjadinya banjir Jabar yang melanda beberapa wilayah belakangan waktu ini. Berikut penjelasannya!
Sejumlah wilayah di Jawa Barat (Jabar) dilanda banjir yang cukup mengkhawatirkan, Sahabat 99.
Menurut Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), banjir Jabar tersebut terjadi akibat dari perizinan menyangkut sektor properti dan pertambangan.
Bahkan, Walhi menilai kalau Jabar sudah mengalami perubahan iklim yang sangat signifikan.
Buktinya, sejumlah daerah di Jabar marak terjadi bencana alam khususnya karena hidrometeorologi atau banjir.
“Penilaian dan hasil kajian kami penting sekali untuk disampaikan bahwa Jabar sudah terjadi perubahan iklim yang sangat signifikan,” kata Manajer Advokasi dan Kampanye Walhi Jabar Wahyudin melansir cnnindonesia.com.
Maka tak heran kalau Walhi menyebut bahwa banjir Jabar meningkat imbas izin yang diberikan untuk kegiatan pembangunan dan pertambangan.
Faktor Banjir Jabar akibat Izin Bisnis Properti dan Tambang
Wahyudin mengatakan ada sejumlah faktor penyebab terjadinya perubahan iklim di wilayah tersebut.
Dua di antara adalah izin bisnis properti dan izin pertambangan.
Keduanya disorot Walhi karena dinilai mengubah penampang bumi atau tutupan vegetasi.
Lagi pula, izin tambang di Jabar semakin marak menyusul proses perizinan melalui ke pusat lewat online single submission atau OSS.
Sistem izin melalui OSS dinilai sangat mudah diberikan kepada pemohon.
“Karena ada sistem OSS, jadi setiap pemohon perizinan sangat mudah sekali memohon izin melalui mekanisme OSS, apalagi dengan beberapa kebijakan yang melonggarkan, ada misalnya UU Minerba, Omnibus Law, dan sebagainya,” kata dia.
Adapun izin bisnis properti juga dinilai sangat tinggi di wilayah Jabar.
Hal ini berdampak buruk terhadap keberlangsungan lingkungan.
Tak cuma itu, proyek pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung dan jalan tol juga nyatanya berpengaruh pada banjir yang melanda di Jabar.
Beberapa hal tersebut, kata dia, menyebabkan perubahan alih fungsi yang sangat signifikan dengan banyaknya keluar izin-izin untuk kegiatan tambang, properti, dan sebagainya.
“Perubahan iklim ini jadi salah satu faktor utama selain tadi yang saya sampaikan beberapa faktor lain, salah satunya perubahan iklim ini yang menyebabkan intensitas hujan yang begitu tinggi,” imbuhnya.
Walhi juga menyayangkan upaya pemerintah pusat dan Pemprov Jabar yang tidak berbanding lurus dengan kerusakan yang terjadi.
Banjir di Sejumlah Wilayah Jabar
Masih melansir CNN Indonesia, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jabar mencatat 57 banjir terjadi selama hampir dua pekan pada awal November 2021.
Bahkan, ada sejumlah kabupaten/kota yang masuk dalam daerah rawan bencana alam di musim penghujan.
Wilayah tersebut meliputi Kabupaten Cianjur, Garut, Sukabumi, dan Bogor.
Kemudian, di wilayah pantai utara Jabar yaitu Cirebon, Karawang, dan Indramayu.
Berdasarkan data dari Unit Data Informasi Pusdalops BPBD Jabar (Barata), bencana alam yang terjadi meliputi 220 kejadian tanah longsor dan 77 angin puting beliung.
***
Semoga bermanfaat, Sahabat 99.
Simak informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Pastikan cari rumah hanya di www.99.co/id!