Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa masyarakat lebih memilih membeli rokok daripada kebutuhan lainnya. Jika dibandingkan beli rokok atau rumah subsidi, kira-kira pilih mana?
Menarik untuk membandingkan biaya pengeluaran beli rokok atau rumah subsidi, Property People.
Hal ini karena menurut Sri Mulyani, konsumsi rokok di Indonesia cenderung lebih besar.
Melansir detikcom, konsumsi rokok di tanah air berada di posisi kedua setelah beras.
“Ini (rokok) kedua tertinggi sesudah beras, melebihi konsumsi protein seperti telur dan ayam, serta tahu dan tempe,” katanya.
Berdasarkan data yang dikutip detik.com, konsumsi rokok di rumah tangga miskin perkotaan mencapai 12,21 persen.
Adapun konsumsi rokok di masyarakat miskin pedesaan persentasenya mencapai 11,36 persen.
Di sisi lain, pemerintah pun memutuskan untuk menaikan Cukai Hasil Tembakau (CTH) 10 persen pada 2023 dan 2024.
Sebelum melihat simulasi perhitungan beli rokok atau rumah subsidi, simak dulu penjelasan di bawah ini.
Biaya Pengeluaran Rokok di Indonesia
Melansir Kompas.com, biaya pengeluaran masyarakat untuk membeli rokok memang bervariasi.
Namun, sedikitnya para perokok aktif menghabiskan uang Rp10.000 per hari dan Rp300.000 per bulan untuk membeli rokok .
Selain itu, ada yang menghabiskan uang sekitar Rp20.000-Rp25.000 per hari atau Rp600.000-Rp750.000 per bulan.
Mirisnya, tidak hanya satu atau dua bungkus, masyarakat juga ada yang membeli 2 hingga 3 bungkus rokok per hari dengan nomimal Rp40.000 per hari atau Rp1,2 juta per bulan.
Sementara itu, data Kementerian Kesehatan pada 2021 mencatat, rata-rata pengeluaran rokok di Indonesia sebesar Rp382.000 per bulan.
Perhitungan Beli Rokok atau Rumah Subsidi
Property People, nominal yang dikeluarkan tersebut dinilai cukup besar, lo.
Apalagi, konsumsi perokok di Indonesia meliputi berbagai lapisan masyarakat baik yang belum menikah, sudah berkeluarga, hingga belum yang memiliki rumah.
Nah, jika uang rokok itu dialihkan untuk membeli rumah subsidi, bagaimana perbandingannya?
Melansir Kompas.com, kamu bisa melakukannya lewat simulasi KPR.
Contohnya, kamu mengajukan KPR dari Bank Mandiri dengan asumsi harga rumah subsidi Rp170 juta, gaji Rp7 juta per bulan, bunga 5 persen flat selama masa tenor 15 tahun, dan uang muka 10 persen atau Rp17 juta.
Dari hasil perhitungannya, kamu bisa mengajukan KPR dengan pembayaran awal Rp19 juta yang mencakup cicilan bulan pertama Rp1,2 juta per bulan dan biaya awal yang terdiri dari uang muka, dana provisi, serta biaya administrasi.
Dengan simulasi tersebut, kira-kira kamu lebih memilih beli rokok atau rumah subsidi, nih?
***
Semoga bermanfaat, Property People.
Simak artikel menarik lainnya hanya di Berita.99.co.
Ikuti juga Google News Berita.99.co Indonesia untuk membaca informasi terbaru.
Tertarik membeli rumah di Chelsea Modern Home?
Langsung saja cek di www.99.co/id dan Rumah123.com, ya.
Buruan dapatkan promo dan penawaran terbaik karena kami selalu #AdaBuatKamu!