Beragam jenis benjolan bisa terjadi di leher. Namun, jangan khawatir karena tidak semuanya membahayakan. Kenali benjolan di leher yang tidak berbahaya dan penyebabnya di sini!
Sebagian besar benjolan yang ada di leher sebenarnya tidak berbahaya dan jinak atau non-kanker.
Namun, ada juga benjolan yang merupakan tanda kondisi yang serius, seperti infeksi atau pertumbuhan kanker.
Bentuk benjolan sendiri beragam, ada yang besar dan terlihat, tetapi ada juga yang berbentuk benjolan sangat kecil dan bahkan tidak terlihat.
Lalu apa saja jenis benjolan yang tidak berbahaya?
Untuk mengetahuinya, langsung saja kenali jenis dan penyebabnya berikut ini!
6 Benjolan di Leher yang Tidak Berbahaya
1. Gondok
Gondongan atau gondok adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus menular.
Virus ini menyebabkan pembengkakan yang disertai rasa sakit pada kelenjar ludah.
Penyakit ini dapat muncul berupa benjolan di bagian kanan atau kiri leher.
Setiap orang dapat mengalami penyakit gondok, tetapi umumnya penyakit ini terjadi pada anak berusia 2 sampai 12 tahun.
Penyakit ini tidak berbahaya dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu lima hingga tujuh hari.
Meski bukan termasuk penyakit berbahaya, diperlukan penanganan medis untuk meredakan gejalanya.
2. Jerawat atau Bisul
Penyebab benjolan di leher lainnya yang tidak berbahaya adalah jerawat, iritasi atau bisul.
Letak jerawat yang berada di belakangan leher bisa menyebabkan kelenjar getah bening membengkak.
Kelenjar getah bening sendiri merupakan sistem drainase tubuh yang membantu sistem kekebalan menyingkirkan bakteri, virus dan sel-sel mati.
Saat melawan infeksi, kelenjar getah bening terkadang membengkak.
3. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening
Kelenjar getah bening juga dapat membengkak tanpa alasan yang jelas.
Namun, jangan khawatir karena biasanya pembengkakan akan segera hilang.
Jika pembengkakan tidak hilang setelah beberapa minggu, segera periksakan diri ke dokter.
4. Infeksi Mononuleosis
Mononucleosis merupakan penyakit menular yang biasanya disebabkan oleh virus Epstein-Barr (EBV).
Gejalanya berupa
- demam atau meriang;
- muncul benjolan atau pembengkakan kelenjar getah bening;
- sakit tenggorokan,
- sakit kepala; dan
- nyeri di beberapa bagian tubuh.
Untuk meringankan gejalanya, kamu bisa istirahat, banyak minum air putih dan mengonsumsi obat acetaminophen atau ibuprofen untuk menghilangkan rasa sakit.
Gejalanya akan berlangsung hingga 1-2 bulan dan sembuh.
Untuk mendapatkan penanganan yang tepat, sebaiknya segera periksakan kondisi tubuh ke dokter.
5. Nodul Tiroid
Nodul tiroid adalah benjolan padat atau berisi cairan yang berkembang di kelenjar tiroid.
Umumnya kondisi ini tidak berbahaya, tetapi bisa jadi merupakan tanda penyakit tertentu seperti disfungsi autoimun atau kanker.
Kelenjar tiroid yang bengkak diiringi batuk, suara yang serak dan nyeri di tenggorokan atau leher hingga kesulitan menelan dan bernapas bisa terjadi.
Hal tersebut dapat mengindikasikan tiroid yang terlalu aktif (hipertiroid) atau tiroid yang kurang aktif (hipotiroid).
6. Kista Celah Brankial
Kista celah brankial mungkin masih asing terdengar.
Kondisi ini adalah jenis cacat lahir di mana benjolan berkembang di salah satu atau kedua sisi leher atau di bagian bawah tulang selangka.
Hal ini bisa terjadi selama perkembangan embrio ketika jaringan di leher dan tulang selangka atau celah cabang tidak berkembang secara normal.
Dalam kebanyakan kasus, kista ini tidak berbahaya, tetapi dapat menyebabkan iritasi atau infeksi kulit.
Ciri-Ciri Benjolan di Leher yang Tidak Berbahaya
1. Ada Sejak Lahir
Benjolan yang sudah ada sejak lahir biasanya tidak berbahaya.
Hemangioma adalah contoh benjolan bawaan lahir (kongenital) yang kebanyakan tidak membutuhkan penanganan.
Seiring pertambahan usia, benjolan ini akan mengecil dengan sendirinya.
2. Cedera Otot
Benjolan akibat cedera hanya merupakan memar otot biasa akibat pecahnya pembuluh darah.
Umumnya, benjolan akibat memar akan membaik dan mengecil dengan sendirinya.
3. Bentuk Benjolan
Ciri-ciri benjolan tidak berbahaya dapat terlihat dari bentuknya, yakni
- dapat digerakkan;
- permukaannya rata; dan
- tidak bertumbuh.
Namun jika benjolannya keras, tidak dapat digerakkan, permukaannya tidak rata, dan tumbuh dengan cepat biasanya merupakan benjolan yang berbahaya (tumor ganas).
Jika menemukan benjolan seperti ini, periksakan diri ke dokter secepatnya.
4. Tidak Disertai Gejala
Benjolan yang tidak berbahaya umumnya tidak disertai gejala.
Munculnya gejala lain yang menyertai benjolan, seperti penurunan berat badan yang drastis, demam yang berkepanjangan, serta perasaan tidak semangat atau tidak bertenaga, dapat menandakan kondisi yang berbahaya.
Cara Mengatasi Benjolan di Leher yang Tidak Berbahaya
Cara mengobati benjolan di leher harus disesuaikan dengan penyebabnya.
Jika disebabkan oleh infeksi, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik atau obat antivirus terkait penyakitnya.
Sementara untuk pengobatan masalah tiroid seperti hipotiroid, dokter mungkin akan menggunakan terapi hormon tiroid buatan.
Hal yang terpenting dari penyembuhan adalah perbanyak istirahat.
Pasalnya kurang tidur dapat membahayakan kesehatan dan memengaruhi proses pemulihan tubuh.
Selain itu, usahakan juga untuk banyak minum air putih.
***
Semoga informasi ini bermanfaat untuk Sahabat 99!
Simak juga artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Sedang mencari hunian yang nyaman di daerah Jakarta Utara?
Kunjungi 99.co/id dan Rumah123.com untuk temukan beragam pilihan perumahan dan apartemen seperti di The Kensington Royal!