Berita Berita Properti

Lebih Mahal dari Tawaran Jepang, Biaya Kereta Cepat Indonesia-China Membengkak Drastis. Pakai Dana APBN!

2 menit

Sejak awal kemunculannya, proyek Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) terus menimbulkan kekhawatiran. Terlebih saat ini, biaya yang dikeluarkan mengalami pembengkakan, bahkan melebihi tawaran yang diberikan dari Jepang.

Melansir dari kompas.com, proyek tersebut terancam mangkrak karena biaya pengerjaanya membengkak menjadi USD8 miliar atau setara dengan Rp114,24 triliun.

Padahal sebelumnya, KCIC melakukan estimasi biaya pembangunan sebesar USD6,07 miliar.

Artinya, terdapat kenaikan sekitar USD1,9 miliar atau setara dengan Rp27,09 triliun.

Jepang Menawarkan Biaya Lebih Murah

kereta cepat kcic

sumber: detik.com

Melihat ke belakang, awalnya megaproyek kereta cepat pertama kali diajukan oleh Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA).

Adapun nilai investasi kereta cepat berdasarkan hitungan Jepang mencapai USD6,2 miliar.

Melansir Kompas, 75 persennya dibiayai oleh Jepang berupa pinjaman bertenor 40 tahun dengan bunga 0,1 persen per tahun.

China Menawarkan Proyek di Tengah Lobi Jepang

Di tengah lobi Jepang, China malah muncul dan melakukan studi kelayakan untuk proyek yang sama.

China kemudian menawarkan nilai investasi yang lebih murah, yakni sebesar USD5,5 miliar.

Skema investasi yang ditawarkan 40 persen kepemilikan China dan 60 persen kepemilikan lokal, yang mana berasal dari konsorsium BUMN.

Dari estimasi investasi tersebut, sekitar 25 persen akan didanai menggunakan modal bersama.

Sementara itu, sisanya berasal dari pinjaman dengan tenor 40 tahun dan bunga 2 persen per tahun.



Selain itu, China menjamin pembangunan ini tak menguras dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia.

Dari tawarannya itu, China melakukan penegasan bahwa semua proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung dilakukan tanpa uang APBN kemudian disahkan pemerintah Jokowi lewat penerbitan Perpres Nomor 107 Tahun 2015, tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat Jakarta Bandung.

Tak lama kemudian, biaya proyek tersebut jadi membengkan dan Jokowi terpaksa meralat kebijakan sebelumnya agar APBN bisa ikut mendanai kereta cepat dengan menandatangani Perpres Nomor 93 Tahun 2021.

Tanggapan BUMN

progres pengerjaan kereta cepat

sumber: CNN Indonesia

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga menyebut bahwa pembengkakan biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung disebabkan pandemi Covid-19

“Jadi, hanya kemarin masalah corona ini membuat semuanya jadi terhambat, jadi jangan diplintir ini ada hal-hal lain dan sebagainya gitu ya,” ungkap Arya Sinulingga.

Menurutnya, pembengkakan itu merupakan sesuatu hal yang wajar.

“Namanya juga pembangunan awal dan memang itu membuat beberapa hal agak terhambat,” tutupnya.

***

Semoga artikel ini bermanfaat untuk kamu ya, Sahabat 99.

Jangan lupa pantau terus artikel menarik lainnya lewat Berita 99.co Indonesia.

Sedang mencari rumah dijual di Penjaringan?

Cek saja pilihannya hanya di 99.co/id.



Gadis Saktika

Gadis Saktika adalah Content Writer di 99 Group yang sudah berkarier sebagai penulis dan wartawan sejak tahun 2019. Lulusan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI ini senang menulis tentang etnolinguistik, politik, HAM, gaya hidup, properti, dan arsitektur.
Follow Me:

Related Posts