Rumah Tips & Trik

Cara Budidaya Maggot BSF Skala Rumah Tangga. Bisa Pakai Barang Bekas?

4 menit

Selain efektif mengurai sisa sampah makanan, budidaya maggot dalam skala rumah tangga sangat memungkinkan dan mempunyai nilai ekonomi. Simak cara dan penjelasannya di bawah ini!

Maggot Black Soldier Fly (BSF) dinilai mampu menjadi solusi dalam mengurai sisa sampah organik, terutama sisa makanan rumah tangga.

Sisa sampah makanan yang dikonsumsi maggot tak hilang begitu saja.

Pasalnya, kotoran maggot bisa dimanfaatkan untuk pupuk kompos sebagai media tanam yang baik.

Di sisi lain, maggot atau larva lalat BSF, bisa dijadikan pakan berbagai hewan ternak yang terbukti mempunyai kandungan nutrisi baik.

Hal tersebut mulai disadari banyak orang dengan maraknya budidaya maggot dalam skala kecil sampai skala yang besar.

Khusus budidaya maggot dalam skala kecil atau rumah tangga, apakah semua orang bisa melakukannya?

Kemudian, apa saja tantangan dan cara agar budidaya maggot efektif, minimal sebagai pengurai sampah sisa makanan di rumah?

Nah, berangkat dari uraian tersebut, Berita 99.co Indonesia berhasil mewawancarai pemilik bisnis budidaya maggot sekaligus CEO PT Almagot Kolaborasi Indonesia, Fathimah Himmatina, dalam program #TanyaPakar.

Fathimah dan suaminya membuat sebuah produk berupa alat olah sampah organik dengan memanfaatkan kemampuan maggot dalam mengurai sisa makanan. Bisnisnya tersebut mereka beri nama Magobox.

Lewat saluran telepon, Fathimah menjelaskan secara lengkap tentang maggot, termasuk cara budidayanya dalam lingkup rumah tangga.

Budidaya Maggot BSF: Pemahaman

budidaya maggot bsf

sumber: kompas.com

Maggot BSF adalah larva dari jenis lalat besar berwarna hitam yang terlihat seperti tawon.

Selain itu, maggot BSF merupakan bentuk dari siklus pertama (larva) black soldier fly yang melalui proses metamorfosis menjadi lalat dewasa.

Fase metamorfosa maggot BSF dimulai dari telur, larva, prepupa, pupa, dan lalat dewasa, semuanya memakan waktu 40 sampai 45 hari.

Tidak seperti lalat yang biasa kita temui, misalnya lalat hijau, maggot BSF memiliki banyak keuntungan dan manfaat bagi manusia.

Cara Budidaya Maggot BSF Skala Kecil

Melakukan Riset dan Percobaan

Sejak tahun 2020, Fathimah dan suami mulai menekuni budidaya maggot sendiri.

Mereka melakukan banyak percobaan untuk mengetahui cara efektif budidaya maggot dalam skala kecil.

Setelah melakukan praktek dan riset, akhirnya mereka berhasil membuat produk Magobox, alat yang bisa dipakai masyarakat luas untuk budidaya maggot di rumah.

Berdasarkan pengalaman mereka, Fathimah pun mengatakan bila budidaya maggot di rumah sangat memungkinkan.

Bisa Menggunakan Barang Bekas

Selain bisa menggunakan produk dari Magobox, Fathimah yang berkuliah di Universitas Islam Negeri Jakarta mengatakan budidaya hewan tersebut bisa dilakukan lewat barang-barang bekas.

“Sebenarnya kita pakai barang-barang bekas pun untuk budidaya maggot bisa,” ungkap Fathimah belum lama ini.

Fathimah kemudian mengurai secara ringkas cara budidaya maggot dan alat-alat yang harus disiapkan di rumah.

Barang pertama yang harus disiapkan saat budidaya ialah wadah untuk tempat hidup si maggot.

“Harus disiapkan adalah wadah. Tempat si maggot itu hidup. Ibaratnya kayak rumahnya gitu ‘kan,” jelasnya.

Di fase maggot atau larva, kamu harus sering memberikan makanan kepadanya.

Selain tempat hidup maggot atau larva, kamu pun mesti menyiapkan tempat khusus untuk lalat BSF.

“Dan yang kedua, ketika mau siklusnya terus-menerus, kita harus punya semacam kayak kandang lalat gitu. Jadi dua itu [alat yang harus disiapkan],” tambah Fathimah.

Kelak, di kandang lalat tersebut si maggot bisa bertelur dan siap menjadi larva kembali.

Beda cerita bila kamu hanya ingin memanfaatkan maggot untuk mengurai sampah, kamu hanya perlu menyiapkan wadah khusus untuk larvanya saja.

Fathimah mengungkap, wadah tempat menyimpan maggot idealnya tak boleh tertutup.

“Kalau ketutup banget dia malah nggak betah. Terus habis gitu dia suka kabur. Itu malah lebih bau [dari sampah] karena dia butuh sirkulasi udara yang bagus untuk bisa hidup,” ucapnya.



Fase Hidup

Dalam budidaya larva BSF, kamu harus mengetahui siklus hidupnya.

Menurut Fathimah, secara garis besar fase hidup hewan ini lamanya 40 hari.

“Kalau maggot itu punya 2 fase hidup, ya. Jadi kita bilang maggot itu larvanya, fase larva. Ada juga fase serangganya, lalat black soldier fly.”

“Jadi kalau misalnya totalin, total itu normalnya 44 hari [fase hidup lalat BSF]. Jadi dari yang telur sampai jadi lalat ya. Tapi kalau maggotnya doang nih ya, 2 sampai 3 minggu dia sudah bisa dipanen,” jelasnya.

Pada fase larva, kamu harus sering memberinya makan.

Pasalnya, pada fase ini, larva membutuhkan banyak makanan. Dikatakan Fathimah, si maggot bahkan bisa mengonsumsi sisa makanan 3 hingga 5 kali berat bobotnya per hari.

Menariknya, setelah menjadi lalat, ia tak akan mengonsumsi apa pun.

Bila si lalat jantan sudah kawin, ia akan mati. Sementara lalat betina, pascabertelur ia pun akan ikut mati.

Fase lalat tersebut terjadi 7 sampai 9 hari.

“Jadi yang jantan itu setelah kawin mati, yang betina setelah bertelur mati. Jadi cepet banget sih siklus hidupnya si maggot ini, si fase lalatnya. Jadi kita jarang lihat tuh [lalat BSF] salah satunya karena dia hidupnya cepet banget,” jawabnya.

Hal yang Harus Diperhatikan

Fathiman kemudian membagikan informasi penting terkait budidaya maggot.

1. Cara Memberi Makan

Kamu harus memerhatikan betul cara menyimpan makan si maggot.

“Misalnya kita taruh makanan, dia [maggot] nggak akan naik-naik ke atas makanan. Tapi dia akan lebih cenderung di bawah makanannya gitu,” urainya.

Alasan maggot tak memanjat makanan karena ia tidak suka dengan cahaya matahari.

Maka dari itu, hindari menyimpan makanan ke maggot secara berlebih atau terlalu menumpuk.

“Dia nggak suka cahaya matahari, pokoknya dia akan ada di bawah terus. Nah kalau sampah terlalu tinggi dan dia selalu ke bawah, akhirnya dia kekurangan oksigen dan akhirnya pada mati gitu,” tambah Fathimah.

2. Memperhatikan Kondisi Lalat Saat Musim Hujan

Ia pun menambahkan bawah lalat ini perlu mendapat perhatian khusus ketika musim hujan.

“Jadi di fase lalat itu dia kan yang bikin dia bertelur, kawin itu tuh salah satu faktornya adalah matahari. Jadi kalau musim hujan itu ketara banget, si lalatnya itu jadi kayak jarang kawin jadinya telurnya sedikit. Jadi nggak sebanyak kalau misalnya musim panas. Kalau musim panas dia telurnya banyak biasanya,” ucap Fathimah.

Budidaya Maggot Menguntungkan?

budidaya maggot

sumber: YouTube

Dalam kesempatan yang sama Fathimah mengungkap ihwal potensi nilai ekonomi yang dimiliki maggot.

Menurutnya, budidaya maggot bisa menguntungkan bila dilakukan dalam skala besar.

“Bisnis maggot yang menjanjikan adalah bisnis maggot yang dilakukan oleh peternak. Skalanya besar, kalau skalanya kecil itu sulit. Makanya kalau skala rumahan itu lebih diarahkan untuk pengurangan sampah, pemanfaatan pribadi gitu,” jelasnya.

Andai ingin mendapat keuntungan dari budidaya sendiri, Fathimah mengatakan hal itu bisa saja. Caranya dengan menyiapkan maggot untuk pakan para penghobi.

“Kalau skala kecil misalnya kayak di rumahan, tapi pengen jadi peningkhasilan tambahan, bisa nggak? Bisa. Jadi di komunitas kita banyak sharing-sharing, dan yang membuat skala kecil itu menguntungkan adalah ketika maggotnya dijual [misalnya] untuk umpan pancing, penghobi,” ujarnya.

***

Semoga bermanfaat, Property People.

Temukan beragam informasi menarik hanya di Berita.99.co.

Tak lupa, dapatkan artikel seputar budidaya hewan lainnya dengan mengakses laman Google News kami.

Saatnya cari rumah idaman, karena proses jual beli properti di www.99.co/id #segampangitu.



Insan Fazrul

Sejak kuliah sudah aktif menulis di Pers Kampus. Usai lulus, Insan menjadi penulis lepas yang fokus dengan topik gaya hidup dan sepak bola. Kini, menulis di 99 Group dengan membahas properti, pendidikan, gaya hidup, hingga teknologi.
Follow Me:

Related Posts