Cara menghitung laba bersih penting untuk dipahami supaya kamu bisa terhindar dari kerugian. Cek informasi lengkapnya di sini!
Laba adalah istilah yang mungkin saja tidak asing bagi para pebisnis.
Pasalnya, laba dapat menjadi penentu keuntungan yang diperoleh dalam sebuah usaha di masa depan.
Menurut buku Teori Akuntansi yang ditulis oleh Muhammad Gade, laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya.
Secara umum, ada dua jenis laba, yaitu laba bersih dan laba kotor.
Laba bersih adalah sisa keuntungan setelah semua biaya dikurangkan dari pendapatan.
Sementara laba kotor selisih antara pendapatan penjualan dengan harga pokok penjualan (HPP).
Berbicara mengenai laba bersih, sangat penting bagi kamu untuk memahami cara perhitungannya.
Sebab, laba bersih dapat memberikan gambaran yang jelas tentang seberapa efisien suatu perusahaan dalam mengelola operasionalnya dan menghasilkan keuntungan.
Lantas, bagaimana cara menghitung laba bersih secara benar dan akurat?
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laba Bersih
Sebelum mengetahui cara menghitung laba bersih, penting bagi kamu untuk memahami faktor-faktor apa saja yang memengaruhinya.
Secara umum, terdapat sejumlah faktor yang dapat memengaruhi laba bersih.
Faktor-faktor tersebut di antaranya adalah biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya tetap termasuk biaya kantor dan upah karyawan.
Sementara biaya variabel berupa harga pokok penjualan.
Cara Menghitung Laba Bersih Penjualan
Nah, setelah memahami faktor-faktor penentu laba bersih, berikut informasi lengkap mengenai cara perhitungannya seperti dilansir dari berbagai sumber.
1. Penjualan Bersih
Hal pertama yang harus kamu lakukan untuk mengetahui laba bersih adalah melakukan perhitungan penjualan bersihnya terlebih dulu.
Untuk mendapatkan angka penjualan bersih, kamu harus mengurangi pendapatan usaha dengan semua pengeluaran dalam transaksi penjualan.
Pengeluaran dalam transaksi tersebut di antaranya adalah ongkos kirim, program diskon, retur (jika ada barang yang rusak), dan lain-lain.
Bentuk penjualan bersih pun tidak selalu dalam bentuk kas, tetapi juga bisa berupa piutang.
Berikut rumus menghitung penjualan bersih:
Penjualan bersih = Penjualan – Potongan Penjualan – Retur Penjualan
2. Harga Pokok Penjualan (HPP)
Jika sudah mendapat angka penjualan bersih, selanjutnya kamu harus menentukan harga pokok penjualan.
Elemen yang termasuk dalam HPP adalah biaya pembelian barang dan persediaan barang.
Berikut adalah rumus menghitung HPP:
HPP = Persediaan Awal – Pembelian Bersih – Persediaan Akhir
3. Menghitung Laba Kotor
Sebelum menghitung laba bersih, kita harus mengetahui laba kotor terlebih dulu.
Pada prinsipnya, laba kotor adalah selisih dari hasil penjualan dengan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk atau ongkos produksi.
Jadi, bila dirumuskan, perhitungannya sebagai berikut:
- Laba kotor = penjualan bersih – harga pokok penjualan
4. Menghitung Laba Bersih
Setelah semua elemen telah dihitung, hal terakhir yang harus kamu lakukan adalah menghitung laba bersih.
Cara menghitung laba bersih sebenarnya tidak sulit, karena kamu cukup mengurangi laba kotor dengan beban usaha kamu.
Beban usaha yang dimaksud adalah meliputi biaya operasional dan nonoperasional.
Dengan begitu, rumus laba bersih adalah sebagai berikut:
- Laba bersih = laba kotor – beban usaha
Baca Juga: 5 Ide Usaha yang Tidak Pernah Sepi Pembeli. Cuan Datang Terus!
Contoh dan Cara Menghitung Laba Bersih Usaha
Supaya lebih memahami cara menghitung laba bersih, mari kita pelajari contoh soal berikut ini!
Budi membuka bisnis di rumah dengan nilai penjualan setiap bulannya mencapai Rp30 juta.
Namun karena ada beberapa barang rusak, ia harus menggantinya dengan total retur mencapai Rp2 juta.
Sementara harga pokok penjualan dari barang-barang yang dibelinya mencapai sekitar Rp15 juta.
Selain itu, Budi juga harus menanggung gaji 2 pegawainya sebanyak Rp4 juta, sewa ruko sebesar Rp3 juta, serta biaya listrik dan air Rp500 ribu.
Lalu, berapakah laba bersih yang didapat Budi selama satu bulan? Di bawah ini cara menghitung laba bersih usaha berdasarkan soal di atas:
Penjualan: 30.000.00
Retur: 2.000.000
HPP: 15.000.000
Gaji pegawai: 4.000.000
Sewa ruko: 3.000.000
Biaya listrik dan air: 500.000
Jawab:
Penjualan bersih: Rp30.000.000 – Rp2.000.000= Rp 28.000.000
Laba Kotor: Rp28.000.000 – Rp15.000.000= Rp13.000.000
Laba Bersih: Laba Kotor – Beban Usaha: Rp13.000.000 – Rp4.000.000 – Rp3.000.000 – Rp500.000= Rp5.500.000
Jadi, berdasarkan perhitungan tersebut, total laba bersih yang didapat oleh Budi adalah Rp5.500.000.
***
Itulah cara menghitung laba bersih disertai contohnya.
Semoga artikel ini bermanfaat untuk Property People, ya!
Jangan lewatkan informasi menarik lainnya dengan mengunjungi laman Berita.99.co Indonesia.
Untuk mendapatkan informasi terbaru, ikuti juga Google News kami, ya!
Mau memiliki hunian nyaman di kawasan Bogor? Kamu bisa menemukannya #segampangitu di laman www.99.co/id, lo!