Kumpulan ceramah tentang sabar ini akan memperkaya pemahaman kamu dan memberikan manfaat dalam menghadapi cobaan. Simak ulasan lengkapnya di sini.
Setiap orang memiliki tingkat kesabaran yang berbeda.
Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari sifat bawaan, pengalaman hidup, kebiasaan, hingga keadaan emosional.
Tingkat kesabaran seseorang dapat berubah-ubah tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi.
Kendati demikian, kesabaran ibarat pelita yang bisa menerangi jalan dan mengantarkan kamu menuju kebaikan.
Sebab, sabar bukan berarti pasrah, melainkan sebuah kekuatan untuk menghadapi berbagai situasi dengan tegar dan penuh kebijaksanaan.
Dengan bersabar kamu akan mendapatkan lebih banyak manfaat kebaikan.
Dalam Islam, seorang Muslim diwajibkan untuk bersabar dalam menghadapi ujian dan cobaan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (Q.S Al-Baqarah: 153).
Para tokoh agama juga sering memberikan ceramah tentang sabar agar bisa menghadapi hidup lebih baik.
Berikut ini kumpulan contoh ceramah tentang sabar atau khutbah singkat tentang sabar yang bisa jadi referensi menarik.
- Kumpulan Contoh Ceramah tentang Sabar Singkat
- 1. Contoh Ceramah tentang Sabar Singkat
- 2. Teks Ceramah tentang Sabar yang Meningkatkan Iman
- 3. Contoh Ceramah tentang Sabar dan Ikhlas Berbuah Manis
- 4. Contoh Ceramah tentang Sabar Beserta Dalilnya
- 5. Kultum Singkat tentang Sabar dan Bersyukur
- 6. Ceramah tentang Sabar dan Tawakal
- 7. Ceramah tentang Sabar Tidak Ada Batasnya
- 8. Kultum Singkat tentang Sabar
- 9. Ceramah tentang Tiga Macam Bentuk Sabar
- 10. Ceramah tentang Sabar Panjang
- 11. Ceramah tentang Sabar dan Ketakwaan
- 12. Khutbah Singkat tentang Perlunya Sabar dan Bersyukur
- 13. Ceramah Singkat Tentang Sabar
- 14. Kultum Singkat Sabar atau Dakwah Tentang Sabar
- 15. Ceramah Tentang Sabar Lucu
Kumpulan Contoh Ceramah tentang Sabar Singkat
1. Contoh Ceramah tentang Sabar Singkat
Pembukaan Ceramah
Assalamualaikum w.w.
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayahnya kepada kita semua.
Isi Ceramah
Di dunia ini selalu ada sesuatu yang akan singgah di kehidupan kita, yaitu ujian.
Entah bagaimana pun kita menolak atau mengeluh, tetap saja ujian akan singgah di kehidupan kita.
Agar ujian ini bisa berbuah jadi pahala dan mengangkat derajat kita, maka jalan satu-satunya adalah dengan bersabar.
Dengan bersabar maka ujian justru akan berubah menjadi anugerah dan itulah yang menjadi penyebab kebahagiaan kita hidup di dunia dan di akhirat.
Seperti yang disebutkan dalam surah Al-Baqarah ayat 155 yang berbunyi:
“Dan kami akan menguji kalian dengan sebagian rasa ketakutan, kekurangan harta, jiwa, buah-buahan, dan kelaparan. Serta sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang telah bersabar.”
Penutup Ceramah
Demikianlah ceramah singkat yang bisa saya sampaikan, semoga apa yang telah tersampaikan bisa bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum w.w.
2. Teks Ceramah tentang Sabar yang Meningkatkan Iman
Pembuka
Assalamualaikum w.w.
Marilah kita bersama-sama mengungkapkan puji syukur kehadirat Allah Swt. dan shalawat serta salam tetap terlimpahkan kepada nabi Muhammad saw.
Isi
Manusia tidak pernah lepas dari liku-liku cobaan hidup.
Segala sesuatu yang menimbulkan kesusahan dan kesengsaraan adalah ujian untuk menguji kualitas iman kita.
Bila segala cobaan dihadapi dengan sabar, maka baginya pahala dari Allah Swt..
Berkaitan dengan perlunya sikap sabar yang harus diterapkan, maka Nabi saw. bersabda:
“Sabar adalah bagian dari iman merupakan kepala dari tubuh.”
Maka ujian harus selalu dihadapi dengan sabar, karena bila seorang mendapat cobaan yang dihadapi dengan rasa benci, maka kemurkaan Allah yang akan menimpa.
Sabar itu ada tiga bagian:
Pertama sabar mematuhi ketaatan, perintah dan larangan Allah Swt..
Kedua sabar terhadap musibah atau cobaan yang menimpa.
Ketiga sabar akan ujian kesenangan.
Penutup
Cukup sampai disini materi tentang perlunya bersabar yang bisa disampaikan, mudah-mudahan membawa manfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum w.w.
3. Contoh Ceramah tentang Sabar dan Ikhlas Berbuah Manis
Pembuka Ceramah
Assalamualaikum w.w.
Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah Swt. atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kita semua.
Isi Ceramah
Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan sedikit tentang makna sabar.
Sabar berasal dari kata sobaro-yasbiru yang artinya menahan.
Menurut istilah, sabar adalah menahan diri dari kesusahan dan menyikapinya sesuai syariah dan akal, menjaga lisan dari celaan, dan menahan anggota badan dari perbuatan dosa.
Sabar merupakan ajaran yang banyak disinggung dalam Al-Qur’an dan hadis.
Menurut Al-Qur’an, manusia senantiasa diarahkan untuk selalu bersabar dalan menjalani kehidupannya.
Allah Swt. berfirman dalam QS Al-Baqarah:153 yang berbunyi
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Dalam ayat tersebut Allah Swt. menjelaskan kepada orang-orang yang beriman bahwa Ia akan selalu beserta mereka yang menjadikan sabar dan salat sebagai penolong.
Allah Swt. juga menjanjikan kedudukan yang tinggi (di surga) bagi hamba-hambanya yang bersabar, seperti firman-Nya dalam QS Al-Furqaan:75 yang berbunyi
“Mereka itulah orang-orang yang dibalas dengan kedudukan-kedudukan tinggi (di surga) dengan sebab kesabaran mereka.”
Jadikan sifat sabar sebagai identitas keimanan dan keislamanmu.
Ajaklah kalbumu untuk meneguhkan keimanan bahwa kesabaran adalah harga mati kekuatan iman dalam dirimu!
Penutup Ceramah
Demikian saya akhiri, kurang lebihnya mohon maaf bila ada kata salah yang terucap.
Wabilahi taufik wal hidayah, wassalamualaikum w.w.
4. Contoh Ceramah tentang Sabar Beserta Dalilnya
Pembuka
Assalamualaikum w.w.
Alhamdulillahirabbil Alamin, mari kita ucapkan rasa syukur pada Allah Swt. yang telah memberi kita kesempatan, untuk bisa berkumpul di Masjid dan sama-sama mengkaji isi ceramah yang akan disampaikan.
Isi
Di dalam kesempatan ini, saya ingin menyampaikan dan menjelaskan sedikit tentang makna sabar, sifat, dan keutamaan sabar di dalam kehidupan. Pada dasarnya kata sabar ini berasal dari kata sobaru yasbiru yang artinya adalah menahan. Pengertian dari menahan ini sangat luas, dan pengertian dari sabar itu sendiri bisa diartikan seperti ketika kita puasa dalam menahan nafsu.
Atau bersabar pada saat kita menahan lapar, yang artinya kita harus bisa menahan diri untuk tidak makan dan minum sampai azan maghrib tiba. Sabar juga dapat diartikan ketika kita harus bersikap sabar, saat menghadapi orang yang berperilaku buruk terhadap kita. Kita harus menghadapinya dengan sikap sabar, bukan dengan amarah atau membalasnya.
Tidak semua orang bisa mendapatkan suatu kenikmatan dari sikap sabar tersebut. Karena memang sejak awal orang tersebut sudah bisa menahannya dengan baik. Penting bagi kita untuk selalu mendekatkan diri pada Allah Swt. dan meminta pada-Nya agar selalu diberikan kesabaran yang tidak ada batasnya.
Kita pun akan mendapat pahala sebanyak-banyaknya dari Allah, ketika kita bersikap sabar terhadap segala sesuatu. Allah Swt. berfirman di surat Al-Baqarah Ayat 153, yang isinya tentang kesabaran. Di dalam ayat tersebut Allah menerangkan bahwa, Ia akan selalu memberi pertolongan kepada setiap hambanya yang menjalani perintahnya dengan baik.
Pertolongan akan diberikan oleh Allah pada setiap hambanya yang sedang mengalami kesusahan, tapi tetap melaksanakan salat wajib serta bisa menahan diri dengan sikap sabar. Itulah keistimewaan dari sikap dan rasa sabar itu sendiri.
Penutup
Semoga apa yang saya sampaikan hari ini, dapat memberi manfaat untuk kehidupan para jamaah sekalian.
Wassalamualaikum w.w.
5. Kultum Singkat tentang Sabar dan Bersyukur
Pembuka Ceramah
Assalamualaikum w.w.
Puji Syukur kita panjatkan kepada Allah Swt. yang telah memberi kita kesehatan sampai hari ini. Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan sebuah ceramah yang berjudul “Bersyukur kepada Allah.”
Hadirin yang berbahagia,
Isi Ceramah
Syukur bermakna berterima kasih dan menerima dengan sepenuh hati akan anugerah atau nikmat yang Allah berikan kepada kita. Kita tidak akan bisa menghitung, mengira berapa banyak nikmat yang Allah berikan. Mulai dari nikmat kesehatan, nikmat iman, nikmat masih bisa berfikir, dan berbagai nikmat lagi yang tak bisa kita hitung satu persatu. Namun yang menjadi permasalahannya adalah mengapa kita tidak bisa bersyukur akan semua nikmat yang Allah berikan dan mengapa kita selalu berfikir bahwa nikmat itu berupa uang?
Pemikiran seperti ini sebenarnya sangat salah dan fatal, karena apabila kita berpikir seperti ini berarti kita termasuk orang yang kufur.
Maka dari itu apabila kita tidak ingin masuk kedalam golongan orang orang yang kufur itu maka hendaknya kita bersyukur. Ada banyak dampak positif dari bersyukur, seperti menghilangkan rasa sombong dan angkuh, menyadarkan diri bahwa semua yang dimiliki adalah kepunyaan Allah semata, menyadarkan diri bahwa kita lebih beruntung dari pada orang lain, dan membuat hidup kita menjadi lebih bahagia.
Penutup Ceramah
Apabila kita tidak ingin kufur maka kita jangan pernah sekali-kali memandang ke atas kita, tetapi cobalah kita memandang kebawah karena dari situlah kita akan tersadar bahwa seberuntungnya kita dibanding orang lain.
6. Ceramah tentang Sabar dan Tawakal
Pembuka
Assalamualaikum w.w.
Isi
Hadirin sekalian yang saya hormati, Allah Swt. selalu menghendaki umat-Nya untuk berlaku sabar dan lapang dada dalam melakukan segala hal. Sabar sendiri merupakan kata serapan bahasa Arab yang bermakna menahan diri. Perilaku sabar akan mudah diterapkan jika kamu paham makna dan hikmah yang diperoleh atas amalan sabar. Oleh sebab itu, mulailah sedari dini untuk membiasakan diri menerapkan sabar dalam kehidupan sehari-hari.
Perilaku sabar dapat diterapkan dengan sadar bahwa ternyata kehidupan dunia tidak terlepas dari bermacam cobaan. Namun, pada hakikatnya Allah sedang menguji umat-Nya apakah bisa melalui sebuah ujian dengan sabar atau tidak. Untuk itu, marilah bertindak sabar selagi masih diberi kesempatan hidup di dunia.
Penutup
Waalaikumussalam w.w.
7. Ceramah tentang Sabar Tidak Ada Batasnya
Pembuka
Assalamualaikum w.w.
Isi
Setiap manusia tentu pernah mengalami cobaan dan ujian hidup. Ujian tersebut dapat berupa sakit, miskin, kehilangan orang tersayang, dan berbagai musibah lainnya. Sebagai manusia biasa, tentu ada kalanya kita merasa tidak terima dengan ujian hidup tersebut.
Tidak sedikit orang yang mengeluhkan ujian yang dihadapinya dan murka dengan takdir Allah Swt. Perbuatan ini tentu sangat tercela. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk menerapkan sikap sabar.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah saw. bersabda:
“Sesungguhnya Allah Swt. jika mencintai suatu kaum, maka Allah akan memberikan cobaan kepada mereka. Barang siapa yang sabar, maka dia berhak mendapatkan (pahala) kesabarannya. Lalu, barang yang marah marah, maka dia pun berhak mendapatkan (dosa) kemarahannya.” (HR Ahmad)
Penutup
Allah Swt, selalu memberikan cobaan sesuai dengan kemampuan makhluk-Nya. Oleh karena itu, janganlah marah dan kecewa ketika menghadapi peristiwa yang sulit. Sebaliknya, kita harus berdoa dan memohon kepada Allah SWT agar diberikan kesabaran sehingga mampu melewati masalah tersebut.
Wassalamualaikum w.w.
8. Kultum Singkat tentang Sabar
Pembuka Ceramah
Assalamualaikum w.w.
Isi Ceramah
Sabar adalah sifat yang sangat dihargai dalam Islam. Ini adalah kunci ketenangan dalam kehidupan kita. Saat kita sabar dalam menghadapi cobaan, kita menunjukkan kepercayaan kepada Allah dan bahwa Dia memiliki rencana terbaik untuk kita. Sabar juga membawa pahala besar dari Allah.
Rasulullah saw. adalah contoh utama kesabaran. Meski menghadapi banyak kesulitan, beliau tetap sabar. Kita bisa belajar dari beliau cara menjaga hati yang tenang bahkan dalam situasi sulit.
Penutup Ceramah
Selain mendapatkan pahala, kesabaran membantu kita mengatasi stres, meningkatkan ketenangan, dan memperbaiki hubungan dengan orang lain. Jadi, mari jadikan sabar sebagai bagian dari kehidupan kita dan ingatlah bahwa setiap kesulitan memiliki hikmahnya.
9. Ceramah tentang Tiga Macam Bentuk Sabar
Berikut adalah ceramah tentang sabar dilansir dari NUonline:
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi, untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. dengan cara melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan.
Kaum Muslimin yang berbahagia, Sabar adalah adat kebiasaan para nabi dan rasul. Sabar adalah permata yang menghiasi kehidupan para wali. Sabar adalah mutiara bagi orang-orang shalih. Sabar adalah cahaya penerang bagi siapa pun yang menapaki jalan menuju kebahagiaan abadi di akhirat. Menurut Imam al-Ghazali, kata sabar dan berbagai kata turunannya disebutkan di lebih dari tujuh puluh tempat dalam Al-Qur’an. Di antaranya adalah firman Allah ta’ala:
وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُونَ (النحل: ٩٦)
Maknanya: “… Dan Kami pasti akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (QS an-Nahl: 96).
Juga firman Allah ta’ala:
سَلَـٰمٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَىٰ الدَّارِ (الرعد: ٢٤)
Maknanya: “Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu. Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu” (QS ar-Ra’d: 24).
Hadirin rahimakumullah, Seseorang yang memiliki sifat sabar bukan berarti ia pengecut, putus asa dan lemah dalam berucap, bertindak, dan mengambil keputusan. Sabar hakikatnya adalah menahan diri dan memaksanya untuk menanggung sesuatu yang tidak disukainya, dan berpisah dengan sesuatu yang disenanginya. Sabar yang merupakan salah satu kewajiban hati ada tiga macam, yaitu:
Pertama, sabar dalam menjalankan ketaatan yang Allah wajibkan. Pada pagi hari yang suhu udarannya sangat dingin, misalkan, kita harus sabar dalam melaksanakan perintah Allah. Kita paksa diri kita untuk menahan dinginnya udara guna mengambil air wudhu. Pada pagi hari juga, saat tidur adalah sesuatu yang disenangi nafsu kita, kita tahan keinginan nafsu itu, dan kita paksa diri kita untuk menjalankan ibadah shalat Shubuh. Kita lakukan itu semua semata-mata mengharap ridha Allah ta’ala. Inilah yang disebut dengan sabar dalam menjalankan ketaatan yang diwajibkan oleh Allah ta’ala.
Kedua, sabar dalam menahan diri untuk tidak melakukan segala yang Allah haramkan. Nafsu manusia pada umumnya menyenangi hal-hal yang dilarang oleh Allah. Barangsiapa yang menjauhkan dirinya dari kemaksiatan dengan niat memenuhi perintah Allah, maka pahalanya sangat agung. Para ulama mengatakan bahwa meninggalkan satu kemaksiatan lebih utama daripada melakukan seribu kesunnahan. Karena meninggalkan kemaksiatan hukumnya wajib. Sedangkan melakukan kesunnahan hukumnya sunnah. Tentu yang wajib lebih utama daripada yang sunnah. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa barangsiapa yang menjaga pandangan matanya dari aurat-aurat perempuan yang tidak halal baginya, maka pahalanya lebih besar daripada melakukan seribu rakaat shalat sunnah. Hal itu dikarenakan sabar dalam meninggalkan perkara haram menuntut perjuangan yang luar biasa berat. Yaitu perjuangan melawan setan yang selalu menghiasi kemaksiatan seakan-akan ia adalah sesuatu yang sangat indah dan mempesona. Dan perjuangan melawan hawa nafsu yang seringkali mengajak manusia tenggelam dalam dosa dan keburukan.
Ketiga, sabar dalam menghadapi musibah yang menimpa. Musibah jika dihadapi dengan sabar akan meninggikan derajat atau menghapus dosa. Musibah banyak macamnya. Perlakukan buruk orang lain pada kita adalah musibah. Begitu juga penyakit yang kita derita, kemiskinan, kecelakaan, kemalingan, kehilangan harta benda, kebakaran, dan lain sebagainya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا يُصِيْبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حَزَنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَة يُشَاكُهَا، إِلَّا كَفَّرَ اللهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ)
Maknanya: “Tidaklah seorang Muslim tertimpa keletihan dan penyakit, kekhawatiran dan kesedihan, gangguan dan kesusahan, bahkan duri yang melukainya, melainkan dengan sebab itu semua Allah akan menghapus dosa-dosanya.” (HR al-Bukhari).
Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ)
Maknanya: “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya, maka Allah akan menimpakan musibah kepadanya” (HR al-Bukhari). Jadi orang yang dikehendaki baik oleh Allah, ia akan ditimpa musibah dan diberi kekuatan oleh Allah untuk bersikap sabar dalam menanggung dan menghadapi musibah yang menimpanya. Sabar dalam menghadapi musibah artinya musibah yang menimpa tidak menjadikan seseorang melakukan sesuatu yang dilarang dan diharamkan oleh Allah. Seseorang yang ditimpa kemiskinan, misalkan, jika kemiskinan yang menimpanya tidak menyebabkannya mencari harta dengan jalan mencuri, merampok, korupsi dan perbuatan-perbuatan lain yang diharamkan oleh Allah, maka artinya ia telah bersikap sabar dalam menghadapi musibah kemiskinan yang menimpanya. Musibah yang menimpa, terkadang tidak hanya menyebabkan seseorang melakukan perbuatan haram. Bahkan lebih dari itu, terkadang menjadikannya melakukan atau mengucapkan perkataan yang menjerumuskannya pada kekufuran. Seperti orang yang ketika anggota keluarganya meninggal dunia, ia mengatakan bahwa Allah zalim, Allah tidak adil, Allah bukan tuhan yang berhak disembah, dan perkataan lain yang membatalkan keislaman dan keimanannya. Na’udzu billah min dzalik. Hal yang demikian wajib kita hindari.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Seseorang yang memahami ilmu agama dengan baik dan memegang teguh ajaran Islam sebagaimana mestinya, maka musibah yang menimpanya tidak akan menambahkan kepadanya kecuali sikap sabar dan peningkatan ibadah kepada Allah. Bahkan para wali Allah, kegembiraan mereka atas bala’ dan musibah yang menimpa mereka lebih besar daripada kegembiraan mereka atas kelapangan hidup dan keluasan rezeki yang dianugerahkan kepada mereka. Oleh karena itu, sebagian kaum sufi mengatakan:
وُرُوْدُ الْفَاقَاتِ أَعْيَادُ الْمُرِيْدِيْنَ
“Datangnya berbagai musibah adalah hari raya bagi para pencari kebahagiaan di akhirat.” Mereka menganggap bahwa musibah yang menimpa adalah hari raya bagi mereka. Dengan itu, musibah akan meningkatkan ketaatan dan ibadah mereka kepada Allah ta’ala. Hadirin rahimakumullah, Suatu ketika, datang seorang perempuan ke hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan tujuan agar beliau berkenan memperistri putrinya. Perempuan itu memuji putrinya di hadapan beliau dengan mengatakan bahwa putrinya sangat cantik jelita dan memiliki kesehatan yang sempurna. Bahkan sakit kepala pun tidak pernah ia rasakan. Rasulullah lantas menjawab:
لَا حَاجَةَ لِي فِيْهَا
“Saya tidak membutuhkannya, saya tidak mau menikahinya.” Kenapa Rasulullah menolak tawaran itu? Karena beliau mengetahui bahwa seseorang yang berlimpah kesenangan di dunia dan tidak pernah ditimpa musibah, maka ia adalah orang yang sedikit kebaikannya di akhirat. Seseorang yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya, maka Allah akan menimpakan pada dirinya berbagai musibah di dunia. Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَشَدُّ النَّاسِ بَلَاءً الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الْأَمْثَلُ فَالْأَمْثَلُ، يُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِيْنِهِ (رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَأَحْمَدُ وَغَيْرُهُمَا)
Maknanya: “Manusia yang paling berat ujian dan musibahnya adalah para nabi, kemudian orang-orang yang di bawah derajat mereka, kemudian orang-orang yang di bawah derajat mereka. Seseorang diuji berdasarkan sekuat apa ia pegangteguh agamanya” (HR at-Tirmidzi, Ahmad dan lainnya) Diceritakan bahwa ada seorang yang shalih, kedua tangannya terpotong, kedua kakinya terpotong dan kedua matanya buta. Ia juga terjangkit suatu penyakit yang menggerogoti beberapa anggota tubuhnya. Anggota-anggota tubuhnya yang terkena penyakit itu menjadi menghitam lalu berjatuhan dan berguguran. Tidak ada satu pun yang mau merawatnya. Ia dibuang di jalanan. Banyak serangga yang mengerubungi kepalanya dan menggigitnya. Namun apa daya. Ia tidak punya tangan untuk menjauhkan dirinya dari serangga-serangga itu. Ia juga tidak punya kaki untuk bergerak dan berpindah dari tempat duduknya. Suatu ketika, beberapa orang melewatinya. Ketika melihat orang shalih tersebut, mereka mengatakan: Subhanallah, alangkah tabah dan sabarnya laki-laki ini. Mendengar perkataan mereka, orang shalih itu kemudian mengatakan:
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي جَعَلَ قَلْبِيْ خَاشِعًا وَلِسَانِي ذَاكِرًا وَبَدَنِي عَلَى الْبَلَاءِ صَابِرًا، إِلَهِي لَوْ صَبَبْتَ عَلَيَّ الْبَلَاءِ صَبًّا، مَا ازْدَدْتُ فِيْكَ إِلَّا حُبًّا
“Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan hatiku khusyu’, lisanku berdzikir, dan badanku bersabar atas musibah. Ya Tuhanku, seandainya Engkau menimpakan kepadaku musibah seberat apa pun, tidaklah aku bertambah kepada-Mu kecuali rasa cinta.” Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
10. Ceramah tentang Sabar Panjang
Berikut ceramah singkat tentang sabar sebagaimana dilansir dari situs resmi Universitas Darussalam Gontor:
Adalah sebuah kebahagiaan yang teramat besar bagi kita bahwa tahun ini kita dapat bertemu kembali dengan bulan Ramadan. Dengan berpuasa pada bulan ini, kita memiliki kesempatan untuk mengasah kesabaran kita.
Melatih kesabaran memang berat dan terkadang pahit, namun buahnya sangat manis.
Allah Swt berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 153:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
yā ayyuhallażīna āmanusta’īnụ biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh, innallāha ma’aṣ-ṣābirīn
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.
Dalam ayat tersebut, disebutkan bahwa Allah bersama orang-orang yang sabar. Apa yang lebih indah… apa yang lebih manis dari kebersamaan dengan Allah.
Bahkan dalam surat Ali Imran ayat 146, Allah berfirman:
وَاللّٰهُ يُحِبُّ الصّٰبِرِيْنَ
Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.
Bukankah sungguh manis jika kita dicintai oleh Allah.
Arti sabar
Apa sebenarnya sabar itu: dalam bahasa Arab, secara bahasa sabar berarti radhiya (ridha), tajallada (mengikat) tahammala (beratahan), ihtamala (menahan), dan dalam menghadapi sesuatu fi huduu’ wa ithmi’naan (dalam ketenangan) dan duuna syakwaa (tanpa mengeluh).
Tidak mudah untuk sabar
Namun tentunya untuk mencapai tingkatan itu tidaklah mudah. Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 45
وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ
wasta’īnụ biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh, wa innahā lakabīratun illā ‘alal-khāsyi’īn
Artinya: Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.
Mengapa berat? Karena sebagaimana arti bahasanya sendiri, dalam bersabar kita harus mampu menahan diri dan bertahan dari hal-hal yang menggoda kita, dari hal-hal yang tampaknya menyenangkan dan memberikan kenikmatan.
Jenis kesabaran
Jika kita berkaca dari kisah Nabi Yusuf dalam Al-Qur’an. Setidaknya ada 3 jenis kesabaran yang harus kita asah. Yaitu sabar menahan amarah, melawan godaan nafsu, dan menghadapi cobaan:
Sabar menahan amarah
Bentuk kesabaran yang pertama adalah sabar dalam menahan amarah. Saat Nabi Ya’qub (Ayah Nabi Yusuf) menerima kabar bahwa Nabi Yusuf dimakan oleh serigala, yang ia katakan adalah “fashabrun jamiil”. Hal ini terekam dalam Surat Yusuf ayat 189:
wa jā`ụ ‘alā qamīṣihī bidaming każib, qāla bal sawwalat lakum anfusukum amrā, fa ṣabrun jamīl, wallāhul-musta’ānu ‘alā mā taṣifụn
Artinya: Dan mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) darah palsu. Dia (Yakub) berkata, “Sebenarnya hanya dirimu sendirilah yang memandang baik urusan yang buruk itu; maka hanya bersabar itulah yang terbaik (bagiku). Dan kepada Allah saja memohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.”
Kesabaran menahan amarah juga ditunjukkan oleh Nabi Yusuf. Di penghujung kisah Nabi Yusuf, saat Nabi Yusuf telah menjadi orang besar dan para saudaranya yang dahulu kini meminta maaf padanya, beliau tidak memarahi ataupun mencaci maki. Justru beliau berkata, sebagaimana terekam di dalam Al-Qur’an:
قَالَ لَا تَثْرِيْبَ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَۗ يَغْفِرُ اللّٰهُ لَكُمْ ۖوَهُوَ اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَ
qāla lā taṡrība ‘alaikumul-yaụm, yagfirullāhu lakum wa huwa ar-ḥamur-rāḥimīn
Dia (Yusuf) berkata, “Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni kamu. Dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang. (Yusuf: 92)
Bayangkan, bukan hanya tidak mencela, beliau bahkan mendoakan dan menghibur saudara-saudaranya tersebut. Luar biasa tingkat kesabaran yang beliau tunjukkan.
Dan sungguh tepat momentum Ramadhan ini kita gunakan untuk lebih bersabar dalam menahan amarah. Dalam kitab shahih Muslim kita menemukan Hadith Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
“ إِذَا أَصْبَحَ أَحَدُكُمْ يَوْمًا صَائِمًا فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ فَإِنِ امْرُؤٌ شَاتَمَهُ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ إِنِّي صَائِمٌ ”
Artinya: Jika salah seorang diantara kamu berpuasa, hendaklah dia tidak berkata-kata yang kotor ataupun melakukan perbuatan yang bodoh. Dan jika ada seseorang yang mencelanya atau mengajaknya bertengkar maka hendaklah ia berkata, “Sesungguhnya aku seorang yang berpuasa, sesungguhnya aku seorang yang berpuasa.” (HR. Muslim)
Tentu tidak mudah, dan tidak ringan menahan amarah.
Sabar melawan godaan nafsu
Yang kedua, kita harus sabar melawan godaan hawa nafsu. Ketika Nabi Yusuf beranjak dewasa, ia sempat digoda oleh seorang wanita untuk melakukan sesuatu yang dilarang oleh Allah Swt. Bagaimana sikap beliau? Beliau berlindung kepada Allah dan berlari menjauhi godaan itu. Dalam Surat Yusuf ayat 23, Allah menceritakan kisah ini:
وَرَاوَدَتْهُ الَّتِيْ هُوَ فِيْ بَيْتِهَا عَنْ نَّفْسِهٖ وَغَلَّقَتِ الْاَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ ۗقَالَ مَعَاذَ اللّٰهِ اِنَّهٗ رَبِّيْٓ اَحْسَنَ مَثْوَايَۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الظّٰلِمُوْنَ
wa rāwadat-hullatī huwa fī baitihā ‘an nafsihī wa gallaqatil-abwāba wa qālat haita lak, qāla ma’āżallāhi innahụ rabbī aḥsana maṡwāy, innahụ lā yufliḥuẓ-ẓālimụn
Artinya: Dan perempuan yang dia (Yusuf) tinggal di rumahnya menggoda dirinya. Dan dia menutup pintu-pintu, lalu berkata, “Marilah mendekat kepadaku.” Yusuf berkata, “Aku berlindung kepada Allah, sungguh, tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang yang zalim itu tidak akan beruntung.
Sabar menghadapi cobaan
Yang ketiga, kita juga harus sabar dalam menghadapi musibah. Dalam Surat Yusuf Allah mengisahkan bagaimana sang Raja bermimpi melihat melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus; tujuh tangkai gandum yang hijau dan tujuh tangkai lainnya yang kering.
Nabi Yusuf menta’wilkan mimpi itu sebagaimana berikut:
“Dia (Yusuf) berkata, “Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut) sebagaimana biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan.
Kemudian setelah itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari apa (bibit gandum) yang kamu simpan.
Setelah itu akan datang tahun, di mana manusia diberi hujan (dengan cukup) dan pada masa itu mereka memeras (anggur).”
(QS Yusuf 47-49)
Dapat kita lihat, bahwa dengan kesabaran, mereka akhirnya bisa melewati cobaan berupa masa-masa yang sulit. Dan tujuh tahun yang sulit itu, saat dilewati dengan penuh kesabaran, akhirnya membuahkan tahun yang manis.
11. Ceramah tentang Sabar dan Ketakwaan
Melansir NU Ponorogo, berikut contoh teks ceramah tentang sabar dan ketakwaan:
Kaum muslimin sidang jum’at rahimakumullah
Pada kesempatan yang sangat berharga ini, marilah kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt. Caranya adalah dengan imtisaalu al-awaamir wa ijtinaabu an-nawaahi (melaksanakan perintah-perintah Allah Swt dan menjauhi segala larangan-larangannya). Ketahuilah, tidak ada bekal yang paling bagus kita bawa dihadapan Allah Swt, kecuali takwa kita kepada Allah Swt.
Kaum muslimin sidang Jum’at rahimakumullah
Setiap orang pasti pernah menghadapi masalah, baik masalah ekonomi, keluarga, politik, baik itu di kantor, di rumah, dimasyarakat dan di mana saja. Dengan masalah, sesungguhnya manusia akan merasakan dua hal yang harus disadari. Pertama, dengan masalah, seseorang akan mengerti bahwa dirinya banyak kekurangan yang harus dipebaiki. Kedua, dengan masalah, seseorang akan tahu bahwa ia membutuhkan orang lain untuk membantu menyelesaikan apa yang dihadapinya. Ketiga, dengan masalah, seseorang akan meningkat derajatnya tidak saja dihadapan manusia tetapi juga di hadapan Allah, jika ia menghadapai masalah tersebut dengan benar sesuai tuntutan Allah Swt.
Pertanyaannya sekarang adalah apakah yang disebut dengan masalah tersebut? jawabannya adalah masalah ialah ketidaksesuaian antara kenyataan dengan cita-cita, ketidak sesuaian antara yang diharapkan dengan fakta atau ketidaksesuaian antara gagasan dengan fakta di lapangan. Ketidaksesuaian inilah yang menyebabkan masalah muncul. Sebagai contoh, dengan berdagang, seseorang berharap dapat untung 150.000 sehari. Faktanya, ia hanya mendapatkan 20.000 atau bahkan kurang dari itu. Ini namanya masalah. Contoh lain, seseorang dengan memiliki anak banyak, harapannya semuanya nurut dan rajin sekolah, eh…kenyataannya sebagian besar anak tersebut sering membolos, malas belajar dan lain-lain….ini namanya masalah.
Kaum Muslimin sidang Jum’at Rahimakumullah
Allah Swt telah mengajarkan kepada kita untuk menghadapi masalah dengan sabar. Intinya kita harus sabar. Coba kita dengarkan firman Allah Swt berikut.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِين
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al-Baqarah, 153)
قُلْ يٰعِبَادِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوْا رَبَّكُمْ ۗلِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوْا فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗوَاَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةٌ ۗاِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Artinya: “Katakanlah, “Hai hamba-hamba ku yang beriman bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Az-Zumar, 10)
Cukuplah dua firman Allah Swt ini untuk menjelaskan kepada kita agar bersifat sabar dalam menghadapi masalah. Dua ayat ini menegaskan bahwa sabar adalah tanda keimanan seseorang, orang yang sabar akan disertai oleh Allah Swt. dan lebih penting dari itu adalah orang yang sabar akan mendapatkan pahala tanpa batas.
Namun, sabar disini harus kita bangun secara konstruktif, secara produktif. Hal ini disebabkan banyak di antara kita yang salah kaprah memahami sabar. Pertama, sabar dimaknai sebagai tindakan pasrah tanpa usaha perbaikan. Kedua, sabar dimaknai sebagai akhir dari semua usaha. Dengan makna sabar seperti ini, berarti sabar telah dimaknai sebagai suatu tindakan yang tidak produktif. Sabar hanya sebagai sebuah akhiran dan bukan sebagai pengiring tindakan atau aktifitas. Padahal sabar yang benar adalah sabar dalam arti produktif. Bagaimana caranya.
Pertama, sabar haruslah dibarengi dengan instropeksi dan evaluasi dari apa yang kita lakukan. Jika seseorang gagal dalam usaha misalnya, seseorang haruslah sabar karena manusia hanya bisa berusaha namun penentu utama keberhasilan adalah Allah SWT, dengan begitu, sabar menjadikan seseorang tidak patah semangat, tidak pantang mundur apalagi putus asa.
Setelah itu, seseorang harus mengevaluasi apa yang salah, untuk diperbaiki. Sabar oleh karena itu bisa dijadikan awalan untuk bangkit dari keterpurukan, untuk lebih maju dari sebelumnya. Yang kedua, sabar adalah bentuk optimisme. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan Allah dalam surah Az-Zumar ayat 10 di atas,
وَاَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةٌ
(bumi Allah SWT luas)….ini artinya, jangan menganggap masalah, kegagalan dan keterpurukan sebagai akhir dari segalanya. Bumi Allah SWT luas. Berlarilah, dan berusahalah dunia tidak sempit. Siapa yang berusaha, maka ia akan mendapatkan hasil.
Kaum muslimin, jelaslah bahwa sabar bersifat produktif, ada evaluasi dan optimisme di dalam sabar tersebut. Ayo bersabar artinya ayo produktif.
12. Khutbah Singkat tentang Perlunya Sabar dan Bersyukur
Pembuka Ceramah
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil alamin wabihi nasta’in waala umuriddunya waddin wassalatu wassalamu ala asrofil ambiya’i wal mursalin waala alihi wasohbihi ajma’in ama ba’du.
Segala puji kita panjatkan kehadiran Allah Swt. atas segala nikmatnya yang telah diberikan kepada kita semua. Nikmat sehat, nikmat taufik hidayah inayah, dan nikmat yang paling besar adalah nikmat iman dan Islam. Selawat serta salam tak lupa kita sanjungkan keharibaan nabi besar Muhammad saw.
Isi Ceramah
Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan sedikit tentang “sabar”. Sabar berasal dari kata sobaru yasbiru yang artinya menahan. Menurut istilah, sabar adalah menahan diri dari kesusahan dan menyikapinya sesuai syariah dan akal, menjaga lisan dari celaan, dan menahan anggota badan dari perbuatan dosa. Sabar adalah pilar kebahagiaan seorang hamba, karena dengan kesabaran, seseorang akan terjaga dari kemaksiatan, konsisten menjalankan ketaatan, dan tabah dalam menghadapai berbagai macam cobaan.
Sabar merupakan ajaran yang banyak sekali disinggung dalam Al-Qur’an maupun hadis sehingga manusia senantiasa diarahkan untuk selalu bersabar dalam kehidupannya. Kesabaran yang sebenarnya adalah kemampuan dalam mengendalikan sikap sehingga bisa dengan ikhlas dan rela hati menerima kondisi yang sedang dihadapinya demi mendapat balasan yang baik di akhirat.
Allah Swt. berfirman dalam QS Al-Baqarah 153:
“Hari orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penologmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Penutup Ceramah
Dalam ayat tersebut Allah menjelaskan kepada orang-orang yang beriman bahwa Allah akan selalu beserta mereka yang menjadikan sabar dan salat sebagai penolong. Allah juga menjanjikan kedudukan yang tinggi (di surga) bagi hamba-hambanya yang bersabar.
Maka dari itu, marilah terus bersabar sambil beribadah agar kita bisa ditempatkan di surga Allah.
Wassalamualaikum w.w.
13. Ceramah Singkat Tentang Sabar
14. Kultum Singkat Sabar atau Dakwah Tentang Sabar
15. Ceramah Tentang Sabar Lucu
sumber tausiyah tentang sabar atau ceramah tentang sabar lucu : artikel.rumah123
***
Itulah artikel ceramah tentang sabar untuk berbagai kebutuhan.
Semoga menambah wawasan dan pengetahuanmu, ya.
Baca artikel menarik lainnya dengan mengikuti Google News Berita.99.co.
Jika kamu ingin cari rumah baru atau bekas, kunjungi www.99.co/id.
Kini, jual beli properti bisa #SegampangItu bersama kami!