Berita Ragam

Cerita Bawang Merah dan Bawah Putih dan Pesan Moralnya untuk Kehidupan

3 menit

Cerita Bawang Merah dan Bawang Putih mengajarkan kita untuk tidak sombong dan arogan terhadap kekayaan duniawi. Yuk, simak cerita lengkapnya!

Pasti sudah ada yang pasti sudah pernah mendengar dongeng klasik Bawang Merah dan Bawang Putih

Dongeng yang berasal dari Riau ini telah menjadi favorit di kalangan masyarakat Indonesia karena mengandung pesan moral yang sangat berharga.

Kisah yang terdapat dalam cerita ini sering kali mencerminkan kejadian-kejadian dalam kehidupan nyata, membuatnya semakin relevan dan disukai oleh berbagai kalangan.

Bagi yang belum familiar dengan cerita lengkapnya, jangan khawatir, karena dalam artikel ini kami akan mengulasnya secara menyeluruh.

Yuk, langsung saja kita telusuri bersama cerita Bawang Merah dan Bawang Putih yang memikat ini.

Cerita Dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih

cerita bawang merah dan bawang putih

Sumber gambar cerita bawang merah dan bawang putih: Youtube.com/gavinalhusaynchannel

1. Terdapat Seorang Ibu Berstatus Janda yang Memiliki Anak Bernama Bawang Merah dan Bawang Putih

Di sebuah desa, tinggalah seorang janda yang hidup dengan dua anak perempuannya yang memiliki wajah menawan, yaitu Bawang Merah dan Bawang Putih. Ayah kandung Bawang Putih yang juga suami dari ibu Bawang Merah telah meninggal dunia, jadi Bawang Putih adalah saudara tiri dari Bawang Merah.

Bawang Merah dan Bawang Putih memiliki sifat karakter serta kepribadian yang berbeda. Bawang Putih memiliki sifat yang rajin, baik hati, jujur, dan rendah hati. Sementara, Bawang Merah memiliki sifat yang malas, sombong, iri hati.

Kepribadian Bawang Merah yang malas juga diperburuk karena ibunya yang memanjakannya. Ibunya selalu memberi Bawang Merah apapun yang diinginkannya.

2. Suatu Hari, Bawang Putih Menghilangkan Kain Milik Ibunya Ketika Sedang Mencuci

Sedangkan Bawang Putih yang melakukan semua pekerjaan rumah, mencuci, memasak, membersihkan rumah, dan ia hanya melakukannya sendiri. Sementara itu, Bawang Merah dan ibunya hanya menghabiskan waktu untuk diri mereka sendiri.

Ketika mereka membutuhkan sesuatu, mereka hanya meminta Bawang Putih. Bawang Putih tak pernah mengeluhkan nasib buruknya yang dia hadapi. Ia selalu melayani ibu tiri dan saudara perempuannya dengan gembira.

Suatu hari, Bawang Putih, mencuci baju ibu tiri dan Bawang Merah di sungai. Bawang Putih tak menyadari jika sepotong kain milik ibunya hanyut di sungai. Ia pun merasa sedih, berpikir jika kain itu tidak ditemukan, ia akan disalahkan, dihukum, atau diusir dari rumah.

3. Berupaya Menemukan Kain Milik Sang Ibu, Bawang Putih Bertemu dengan Seorang Perempuan

Karena takut kain ibunya tidak bisa ditemukan, Bawang Putih terus mencari dan berjalan di sepanjang sungai. Setiap kali ia melihat seseorang di tepi sungai, dia selalu bertanya tentang kain ibunya yang hanyut, tetapi semua orang tak melihat di mana kain itu.

Akhirnya Bawang Putih sampai ke suatu tempat di mana sungai itu mengalir ke sebuah gua. Anehnya, ia melihat ada seorang perempuan yang sangat tua di dalam gua tersebut. Bawang Putih pun bertanya pada perempuan tua itu jika ia melihat kain milik ibunya.

Perempuan tua itu tahu di mana kain itu, tapi ia memberi syarat sebelum menyerahkannya ke Bawang Putih. Syaratnya ia harus bekerja membantu perempuan itu. Karena sebelumnya ia terbiasa bekerja keras, hingga ia bersedia membantu perempuan tua itu.

4. Bawang Putih Diberi Labu Karena Sudah Membantu Perempuan Tua

Saat hari sudah sore, Bawang Putih pun mengucapkan selamat tinggal pada perempuan tua kemudian perempuan itu juga menyerahkan kain padanya. Karena kebaikan Bawang Putih, perempuan tua itu menawarkan hadiah berupa labu.



Ada dua labu, yang satu lebih besar dari yang lain. Bawang Putih diminta untuk memilih labu yang diinginkannya. Karena Bawang Putih tidak serakah, ia memilih labu yang kecil. Setelah itu Bawang Putih kembali ke rumahnya.

Ibu tirinya dan Bawang Merah sangat marah karena Bawang Putih terlambat. Bawang Putih kemudian menceritakan apa yang terjadi. Ibu tirinya masih marah karena Bawang Putih terlambat dan hanya membawa satu labu kecil. Jadi, ibunya membanting labu itu ke tanah.

5. Isi Labu Tersebut adalah Perhiasan Mewah. Ibu dan Bawang Merah Berusaha untuk Mencari Perempuan Tua Tadi

“Prakk…” dan labunya pun pecah.

Tapi aneh, ternyata dalam labu ada perhiasan emas yang indah dan berkilauan. Ibu tirinya dan Bawang Merah sangat terkejut. Mereka kemudian merasa akan menjadi sangat kaya jika memiliki perhiasan yang begitu banyak.

Tetapi karena keserakahannya, mereka malah berteriak pada Bawang Putih dan membentaknya kenapa Bawang Putih tak mengambil labu yang besar. Dalam pikiran Bawang Merah dan Ibunya, jika labu yang besar diambil, pasti mereka mendapatkan lebih banyak perhiasan.

Untuk memenuhi keserakahan mereka, Bawang Merah mengikuti langkah-langkah yang diceritakan oleh Bawang Putih. Ia rela menghanyutkan kain ibunya, berjalan di sepanjang sungai, bertanya pada orang-orang dan akhirnya datang ke gua tempat perempuan tua itu tinggal.

6. Karena Kesombongannya, Bawang Merah Ternyata Membawa Labu Berisi Ular Berbisa

Namun, tidak seperti Bawang Putih, Bawang Merah menolak membantu perempuan tua itu untuk bekerja dan ia bahkan dengan arogan memerintahkan perempuan tua itu untuk memberinya labu yang lebih besar.

Perempuan tua itu memenuhi permintaan Bawang Merah memberikan labu yang besar untuk Bawang Merah.

Bawang merah dengan senang hati membawa labu besar yang diberikan perempuan tua, sambil membayangkan berapa banyak perhiasan yang ia akan dapatkan.

Sekembalinya ke rumah, Ibunya pun menyambut Bawang Merah. Tidak lama setelah itu, labunya dihancurkan ke tanah.

Bukan isi perhiasan, berbagai ular berbisa yang menakutkan keluar dari dalam labu. Bawang Merah dan Ibu tiri akhirnya menyadari apa yang mereka lakukan selama ini salah, dan meminta Bawang Putih untuk memaafkan mereka.

Pesan Moral dari Cerita Bawang Merah dan Bawang Putih

dongeng bawang merah dan bawang putih

Sumber: Sonora

Dari cerita di atas dapat menjadi pelajaran bahwa kita tidak boleh memiliki sifat serakah, argogan dan sombong kepada siapapun.

Sebab jika sifat itu terus muncul, akan terjadi hal buruk yang menanti kita di kemudian hari.

Selain itu, kita juga tidak boleh pilih kasih terhadap orang lain.

Apa lagi kita orang tersebut adalah keluarga kita sendiri.

Semuanya harus adil dan diperlakukan sama.

***

Nah, itulah tadi cerita Bawang Merah dan Bawang Putih yang dapat kamu ketahui serta pesan moralnya.

Semoga artikel ini bermanfaat ya!

Kalau kamu sedang mencari hunian di daerah Deli Serdang, segera kunjungi website 99.co/id untuk mendapatkan penawaran properti terbaik seperti di Rorinata Residence.

Sebab mencari rumah #segampangitu.

Jangan sampai ketinggalan untuk mendapatkan berita dan tips terbaru tentang dunia properti cuma di 99.co.



Christantio Utama

Lulusan Binus jurusan Hubungan Internasional. Mengawali karier sebagai jurnalis di Detikcom pada 2018 dan sekarang bekerja di 99 Group sebagai Penulis SEO. Tio rutin menulis tentang properti, gaya hidup, dan teknologi.
Follow Me:

Related Posts