Kali ini, ada cerita rumah dari Maha House yang merupakan hunian industrial di Bali yang bikin banyak orang kagum. Siapa sangka bila hunian tersebut dibangun oleh pemilik sendiri dari nol!
Ada banyak cara yang dapat ditempuh untuk mempunyai hunian impian.
Apalagi jika kondisinya kamu mempunyai bujet yang sudah disiapkan.
Beberapa cara itu seperti: pertama membeli rumah atau lahan di area strategis dengan luas terbatas, kedua, membeli rumah atau tanah di area yang tidak terlalu prime, tapi dengan luasan yang optimal.
Khusus cara pertama, tampaknya dilakukan oleh seorang arsitek asal Bali bernama Putu Mahardika.
Ia dan keluarga membeli lahan di lokasi strategis , tetapi dengan luas yang terbatas di Pusat Kota Denpasar, Bali.
Putu Mahardika diketahui berhasil membangun rumah bernama ‘Maha House’ yang merupakan huniannya bersama keluarga di Bali yang mengusung konsep industrial.
Tak sembarangan hunian, sebab Maha House bisa dibilang sebuah rumah yang memerhatikan banyak sekali detail dan memasukkan banyak filosofis di dalamnya.
Berita 99.co Indonesia pun mewawancarai Putu Mahardika untuk mengetahui cerita rumahnya dari awal sampai sekarang.
Ingin tahu kisah selengkapnya? Simak di bawah ini!
Cerita Rumah Maha House di Bali yang Dibangun oleh Pemilik Sendiri dari Nol
1. Sekilas Mengenai Maha House
Sebelum menyimak cerita rumah dari Maha House, kamu perlu tahu mengenai hunian ini secara umum.
Maha House seperti yang dijelaskan dari awal adalah rumah dengan konsep industrial.
Bukan hanya industrial, tetapi ada elemen lain yang dimasukkan oleh Putu.
Yakni sentuhan tropikal dan unsur lokal Bali.
Elemen-elemen di atas diaplikasikan di dalam hunian dengan sangat apik.
Untuk melihat detail rumahnya, kamu bisa mengunjungi akun Instagram @maha.house.
2. Spesifikasi Rumah
Maha House yang dibangun sendiri dari nol sejatinya mempunyai spesifikasi rumah yang cukup umum.
“Betul sekali (dibangun sendiri), MH (Maha House) dibangun di atas lahan seluas 80 M2 dengan lebar 7.5 meter dan panjang 11 meter. Luas bangunan total sekitar 120 M2, dengan 3 KT, 2 KM (1 shared-bathroom dan 1 powder room), kitchen-dining-living area, service area, garasi, taman depan dan inner-court yard,” ungkap Putu.
Sementara untuk lama pengerjaan, Putu mengatakan kalau Maha House memerlukan waktu empat bulan.
Tak hanya sekadar membangun, tetapi dalam proses membangun rumah Putu bersyukur bisa membagi pekerjaan kepada para tukang atau tenaga bangunan.
Pasalnya Maha House dibangun di tengah situasi Pandemi Covid-19, di mana pada saat itu banyak sekali terjadi pemutusan kerja.
“Kebetulan MH dibangun pada masa covid-19, jadi kami bersyukur dapat membagi pekerjaan kepada tenaga bangunan di tengah situasi dimana banyak terjadi pemutusan kerja. Dampaknya, MH dibangun oleh cukup banyak tenaga pada saat itu sehingga proses pembangunan relatif cepat,” kenang Putu.
Putu pun membocorkan biaya membangun rumah Maha House yang per meter perseginya ternyata kurang dari Rp4 juta.
“Biaya bangunan (diluar furniture interior) kurang lebih 3,5 juta/M2,” ungkap Putu.
3. Puas dengan Hasil
Menjadi otak utama dalam perancangan Maha House, Putu mengaku puas dengan hasil yang ada.
Itu karena Maha House secara umum sesuai dengan rencana awal, meski dalam prosesnya ada beberapa bagian yang diimprovisasi.
“Improvisasi terjadi di beberapa spot, misalnya bentuk railling tangga yang semula modelnya menggunakan penutup expanded metal, berubah menjadi hanging railing yang lebih simpel, namun unik dan juga terkesan lega,” jelas Putu.
4. Suka Duka Membangun Maha House
Bagi Putu, dengan membangun rumah sendiri ia mempunyai ruang yang leluasa untuk berekspresi.
Terlebih ia mengetahui betul kebutuhan setiap ruang di rumah untuk keluarganya.
Putu kemudian membandingkan plus minus dari membeli rumah dengan membangun rumah sendiri.
“Namun jika dibandingkan dengan membeli rumah jadi, membangun rumah sendiri tidak bisa segera ditempati, butuh waktu dan proses hingga bisa dihuni.”
“Membangun rumah sendiri kadangkala tergoda untuk melakukan penambahan-penambahan yang tidak sesuai dengan perencanaan sehingga melebihi budget pembangunan,” jelasnya.
Lalu tantangan terbesar justru datang dari diri sendiri.
Putu yang merupakan seorang arsitek harus melawan ego di dalam diri karena mesti memberikan kesempatan kepada anak istrinya untuk ikut ‘membangun’ Maha House.
“Sebagai seorang arsitek, tantangannya adalah melawan ego pribadi, untuk memberikan juga kesempatan kepada istri dan anak-anak untuk turut mendesain dan mengkonsep rumah MH dari awal hingga selesai,” urainya.
5. Di Mana Area Favorit?
Setiap jengkal rumahnya sangat apik, sehingga terasa nyaman sebagai tempat tinggal.
Namun di antara ruangan yang Putu bangun sendiri, ada spot yang menjadi favoritnya.
Area itu terletak di balkon atas, sedangkan anak istrinya lebih banyak beraktivitas di area kitchen island.
“Saya pribadi menyukai spot di balkon atas, merupakan area favorit saya untuk mencari ide, atau sekedar kontemplasi diri.”
“Istri dan anak-anak lebih banyak beraktivitas di area kitchen island (living-dining-kitchen area) dan ini sebetulnya sudah saya prediksi saat awal mendesain MH. Dan ini mendasari saya mendesain kitchen island dengan ukuran yang cukup besar, yaitu untuk menjadi pusat kegiatan dan interaksi kami sehari-hari,” ujar Putu.
***
Itulah cerita rumah Maha House di Bali yang langsung dibagikan oleh pemilik rumah yang ternyata seorang arsitek.
Semoga bermanfaat, Property People.
Temukan informasi menarik lainnya di Google News Berita 99.co Indonesia.
Simak juga cerita rumah yang menginspirasi hanya di Berita.99.co.
Jika sedang mencari hunian yang nyaman di daerah Batam Kota, maka kamu bisa memilih Orchard Park Batam.
Kunjungi www.99.co/id dan Rumah123.com untuk informasi lebih lengkap karena kami selalu #AdaBuatKamu.
Cek sekarang juga!
sumber foto: dokumentasi pribadi/maha.house