Berita Ragam

3 Contoh Cerita Pendek Bullying di Sekolah dan Lingkungan Sekitar

3 menit

Contoh cerita pendek bullying berikut ini bisa jadi rujukan saat kamu hendak membuat cerpen untuk kebutuhan tugas dan keperluan lainnya. Yuk, disimak!

Bullying, atau dalam bahasa Indonesia artinya menindas atau merundung, merupakan bentuk perilaku tidak terpuji.

Sebab, pelaku bullying biasanya melakukan hal tersebut secara sengaja dan dilakukan terhadap seseorang atau kelompok yang lebih lemah.

Ada beberapa macam jenis bullying, yaitu bullying fisik, verbal, hingga tidak langsung.

Berbagai jenis perundungan tersebut harus dihindari jauh-jauh karena tidak membawa manfaat sama sekali.

Nah, topik bullying bisa dijadikan karya sastra berupa cerpen sebagai pengingat bersama bila kita tak boleh melakukan hal itu.

Apalagi, buat anak sekolah, cerita pendek bullying cocok digarap bila ada tugas membuat cerpen.

Nah, artikel ini sudah merangkum beberapa contoh cerita pendek bullying sebagai referensi.

Dirangkum dari banyak sumber, berikut cerpen bullying selengkapnya!

3 Contoh Cerita Pendek Bullying

cerita pendek bullying

cerita pendek bullying | sumber: shutterstock.com

1. Cerita Pendek Bullying di Sekolah

Namaku Kenzo, seorang siswa kelas 7 SMP. Aku adalah anak yang pendiam dan pemalu. Aku tidak memiliki banyak teman, dan aku sering menjadi sasaran bullying dari teman-teman sekelasku.

Salah satu pelaku bullying adalah Hendi, seorang siswa yang terkenal nakal dan suka mem-bully anak-anak yang lemah. 

Hendi kerap memanggilku dengan sebutan-sebutan yang tidak sopan, dan dia juga suka memukulku jika aku tidak menuruti perintahnya.

Suatu hari, Hendi tiba-tiba mengajakku berkelahi di belakang sekolah. Aku tidak berani melawannya, dan aku hanya bisa pasrah saat Hendi memukuli aku. 

Aku menangis kesakitan dan merasa sangat malu.

Setelah kejadian itu, aku menjadi semakin takut pergi ke sekolah. Aku selalu merasa terancam, dan aku merasa tidak aman. 

Aku bahkan mulai enggan untuk bertemu dengan teman-temanku, termasuk teman sekelas.

Akhirnya, aku memberanikan diri untuk menceritakan kejadian itu kepada guruku. Guruku sangat prihatin mendengar ceritaku. 

Guruku yang bernama Bapak Alya langsung melaporkan kejadian itu kepada kepala sekolah.

Kepala sekolah kemudian memanggil Hendi dan orangtuanya untuk dipanggil ke sekolah. 

Hendi akhirnya dihukum dengan skorsing selama seminggu, dan orangtuanya diminta untuk datang ke sekolah untuk mengikuti pertemuan dengan guru-guru.

Setelah kejadian itu, Hendi tidak lagi mem-bully aku. Aku bersyukur karena guruku dan kepala sekolah telah membantuku. Aku juga mulai berani untuk berteman dengan teman-temanku yang lain.

Meski bullying yang dilakukan Hendi masih membekas, tetapi aku mencoba untuk bangkit perlahan.

2. Cerita Pendek Bullying di Lingkungan Rumah

Namaku Hani, seorang gadis berusia 15 tahun yang tinggal di sebuah desa terpencil. 

Aku tinggal bersama ayah dan ibu tiriku. Ayah tiriku adalah seorang pria yang kasar dan suka mem-bully aku.

Ayah tiriku sering memarahiku dengan kata-kata kasar, dan dia juga suka memukuli aku jika ia sedang kesal, tanpa ada alasan yang jelas.

Setiap dia sedang kesal atau tampak lelah, akulah yang menjadi sasaran perisakan.

Aku merasa sangat ketakutan dan tertekan hidup bersama ayah tiriku.

Suatu hari, ayah tiriku memukuliku dengan sangat keras. Aku sampai jatuh pingsan. Ketika aku sadar, aku melihat ayah tiriku sedang berdiri di atasku dengan wajah marah.

Aku sangat takut, dan aku tidak berani melawannya. Aku hanya bisa menangis dan memohon ampun padanya.

Ayah tiriku akhirnya berhenti memukuliku, tetapi dia masih terus memarahiku dengan kata-kata kasar. Aku merasa sangat sedih dan putus asa.



Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku tidak berani menceritakan kejadian itu kepada siapa pun, karena aku takut akan dimarahi oleh ayah tiriku.

Ibuku juga tak bisa berbuat apa-apa karena ia pun sering dimarahi dan diperlakukan tak kalah jahatnya.

Aku akhirnya memutuskan untuk lari dari rumah. Aku pergi ke rumah temanku, dan aku menceritakan kejadian itu kepada orangtuanya.

Jujur, aku berat meninggalkan ibuku sendiri, tetapi di sisi lain aku sudah tidak tahan.

Orangtua temanku sangat prihatin mendengar ceritaku. Mereka membantuku untuk melaporkan kejadian itu kepada polisi.

Ayah tiriku akhirnya ditangkap oleh polisi, dan dia dijatuhi hukuman penjara. Aku sangat lega karena ayah tiriku tidak lagi bisa menyakitiku.

Aku akhirnya tahu, bully tak hanya bisa datang dari teman atau lingkungan luar. Kejahatan itu bahkan bisa datang dari orang terdekat.

Supaya kejadian serupa tidak terulang, aku bersama temanku pun membuat kampanye anti-bullying di sekolah.

Kita membuat gerakan agar korban bullying tak taku untuk melaporkan segala bentuk tindak kekerasan dan penindasan.

Sebab aku tahu, dampak bullying atau kekerasan yang terjadi bukan hanya merusak fisik, tetapi juga mental dan pikiran.

3. Cerita Pendek Bullying yang Meninggalkan Trauma Mendalam

Aku mengalami trauma yang sangat mendalam karena bersekolah.

Alih-alih mendapat ilmu yang bermanfaat. Aku justru terpuruk karena sekolah.

Perkenalkan, namaku Emir, seorang pria berusia 25 tahun. Aku adalah korban bullying yang mengalami trauma yang benar-benar membekas.

Aku pernah menjadi korban bullying di sekolah. Aku sering di-bully oleh teman-teman sekelasku karena aku berbeda dari mereka. 

Aku adalah anak yang pendiam dan pemalu, sedangkan teman-temanku adalah anak-anak yang ceria dan aktif.

Mereka sering menggangguku karena aku tak banyak bergaul dengan mereka. Aku sering diam di kelas dan tak banyak melakukan banyak hal.

Bullying yang aku alami sangatlah kejam. Aku sering di-bully secara fisik dan verbal. Aku pernah dipukul, ditendang, dan dimaki-maki. Aku juga sering dipanggil dengan sebutan-sebutan yang tidak sopan.

Aku berpikir, apa salahku? Aku hanya pendiam, sifatku tak merugikan orang lain.

Bullying yang aku alami dimulai dari sejak kelas 6 SD hingga 3 SMP.

Segala bentuk kekerasan yang pernah dialami membuat aku menjadi anak yang tertutup dan pendiam, termasuk saat masuk SMA.

Aku tidak percaya diri, dan aku selalu merasa takut. Aku juga sering mengalami mimpi buruk tentang bullying yang aku alami.

Aku berusaha untuk mengatasi trauma yang aku alami, tetapi itu tidak mudah. Aku harus menjalani terapi psikologis selama beberapa tahun untuk bisa sembuh dari trauma.

Beruntung, saat SMA, teman-temanku tak pernah mem-bully aku. Aku diterima dan lambat laun bisa berteman.

Aku pun mulai menceritakan masa laluku yang sering di-bully. Banyak di antara temanku di SMA menaruh simpati dan selalu memberikan semangat.

Kini, pelan dan pasti, rasa percaya diriku mulai tumbuh.

Namun, rasa sakit karena dihina dan diinjak-injak saat duduk di bangku sekolah masih membekas. Hingga aku beranjak dewasa.

Aku ingin berbagi ceritaku agar orang lain tidak mengalami apa yang aku alami. 

Bullying adalah hal yang sangat kejam, dan itu bisa berdampak buruk pada korban. Jika kamu atau orang yang kamu kenal mengalami bullying, jangan ragu untuk meminta bantuan.

***

Itulah cerita pendek bullying atau cerpen bullying sebagai referensi.

Semoga bermanfaat, Property People.

Baca ulasan lainnya di Berita.99.co.

Jangan lupa ikuti Google News dari Berita 99.co Indonesia agar kamu tidak ketinggalan banyak informasi terbaru.

Praktis dan #segampangitu melakukan jual beli rumah di www.99.co/id.

Cek sekarang juga!



Insan Fazrul

Sejak kuliah sudah aktif menulis di Pers Kampus. Usai lulus, Insan menjadi penulis lepas yang fokus dengan topik gaya hidup dan sepak bola. Kini, menulis di 99 Group dengan membahas properti, pendidikan, gaya hidup, hingga teknologi.
Follow Me:

Related Posts