Berita Ragam

5 Contoh Cerpen Tentang Kehidupan yang Singkat, Penuh Pesan dan Bermakna!

4 menit

Cek beberapa contoh cerpen tentang kehidupan lewat artikel ini. Isi ceritanya penuh pesan, bermakna, dan menarik. Simak sampai selesai, ya.

Cerita pendek atau cerpen bisa dibuat dengan berbagai topik.

Tak perlu yang rumit, cerpen bisa dibuat dengan tema ringan, termasuk cerpen tentang kehidupan.

Nah, artikel ini secara khusus akan memberikan contoh cerpen singkat tentang kehidupan. Isi ceritanya penuh pesan, penuh motivasi bermakna, dan menarik.

Ingin tahu bagaimana isi cerpen tentang kehidupan tersebut?

Tak usah lama-lama, langsung kita lihat contoh cerpen tentang kehidupan di bawah ini!

5 Contoh Cerpen Tentang Kehidupan yang Singkat

cerpen tentang kehidupan

1. Cerpen Tentang Kehidupan Berjudul “Jangan Menuduh Orang Sembarangan”

Jantungku berdegup kencang karena panik bukan main.

Bagaimana tidak, flashdisk yang berisikan data-data penting selama kuliah, termasuk skripsi, hilang di dalam perpustakaan.

Rasa takut dalam diri kemudian membuncah lantaran aku tak mempunyai back up data skripsi akhir.

Aku mencari di seluruh sudut perpustakaan sampai bertanya sana-sini juga ke petugas.

Hasilnya nihil, flashdisk berisi data penting tak jua ditemukan.

Di hari yang sama ketika flashdisk milikku hilang, ada beberapa teman yang juga ikut ke perpustakaan.

Salah satunya Reza. Mantan teman dekatku yang beberapa bulan terakhir ini aku sering cek cok dan perang dingin dengannya.

Perasaanku tertutup dan akal sehatku menuduh Reza sebagai dalang hilangnya flashdisk di perpustakaan.

Ketika aku berada di kelas saat hendak memulai perkuliahan tanpa tedeng aling-aling aku menuju ke tempat duduk reza.

“Kamu kemanakah flashdisk milikku, Za?” cetusku.

“Apa maksudmu?” Reza menimpali bingung.

“Jangan pura-pura tak tahu, kamu pasti yang mengambil flashdisk punyaku ketika kita berada di perpustakaan tempo hari,” desaku.

“Ha?” Reza berdiri terpancing.

“Jangan asal nuduh, aku sama sekali tak tahu,” nada suaranya mulai ikut naik.

Sadar ada keributan di kelas, semua mata orang di kelas tertuju pada kami.

Kini, aku dan reza saling berhadapan berdiri. Bagai dua orang yang siap berkelahi.

Temanku Boy lalu berdiri mencoba menengahi.

“Ada apa ini ribut-ribut?”

“Ini si Reza maling flashdisk di perpustakaan,” ungkapku.

Tak terima disebut maling, Reza kemudian mulai menarik kerah kaosku.

“Jangan omonganmu, hati-hati kalau bicara!” ujar Reza marah.

Ketika di ujung tanduk dan hampir terjadi perkelahian, Pak Sony kemudian masuk kelas.

Ia kaget karena melihat pemandangan kelas yang sudah memanas.

Pak Sony lalu bertanya setengah bingung.

“Ada apa ini? Sudah jangan ribut di kelas,” ungkapnya hendak melerai.

Kemudian Boy menceritakan apa yang sedang terjadi.

Pak Sony lantas mengeluarkan sesuatu di dalam tasnya.

“Tadi ada petugas perpustakaan menghampiri bapak memberikan FD ini. Si petugas ngomong kalau FD ini terjatuh di tangga perpus. Setelah di cek ternyata ini punya kamu, Marsel,” jelas Pak Sony.

Hatiku bergetar kencang, antara senang dan malu. Senang FD milikku ditemukan, malu karena sudah menuduh reza tanpa bukti kuat.

Pak Sony pun kemudian mencoba mendamaikan aku dan Reza.

Lantara salah, aku langsung meminta maaf kepada Reza karena sudah menuduhnya sembarangan.

Mulanya Reza enggan untuk menerima maaf sebab ia kesal bukan main sudah dituduh sembarangan.

Namun Pak Sony dan teman di kelas mencoba mencairkan suasana dan menjelaskan ini cuma salah paham.

Sebagai gantinya aku pun berjanji akan memberikan Reza makan siang.

Pak Sony juga memberikan petuah agar tak main tuduh ke orang, meski orang itu sedang punya masalah denganku. Apa pun yang terjadi, kita harus berpikir jernih.

Aku kemudian meminta maaf ke Reza, Pak Sony, dan teman-teman di kelas.

2. Cerpen Tentang Kehidupan Sehari Hari di Rumah Berjudul “Ketemukan Syukur dari Ibu”

Seperti anak-anak yang baru lulus pada umumnya, keseharianku selama beberapa waktu terakhir adalah menghabiskan waktu di depan laptop sambil mengirim berkas lamaran kerja ke berbagai perusahaan.

Namun setelah hampir dua bulan berjalan, tak satu pun perusahaan yang menerimaku sebagai karyawan. Paling mentok, aku diwawancara HRD, setelah itu HRD tak memberi kabar lagi.

Sadar anaknya kerap terlihat murung selama beberapa hari terakhir, ibuku kemudian menghampiri.

“Kenapa kamu akhir-akhir ini terlihat murung, Zan?” tanya ibu, sambil mengelus kepalaku.

“Fauzan tak kunjung mendapat pekerjaan, bu,” keluhku.

Ibu tak menjawab, ia hanya membalasnya dengan senyum tipis.

“Dulu…” ibu memulai cerita.



“Ayah dan ibu setelah menikah babak belur karena tak punya uang sama sekali.”

“Ibu sengaja keluar kerja memang ingin fokus menjadi istri, tapi sayang ayah justru dipecat karena satu dan dua hal.”

“Ayah dan ibu bahkan terkadang hanya makan satu dua kali dalam sehari.”

“Ibu pun pernah hampir menyerah karena keadaan, tapi ibu sadar menyerah justru akan memperparah keadaan.”

“Kemudian ibu dan ayah sering bertukar pikiran mengenai solusi. Tak hanya soal solusi bagaimana cara mendapatkan uang, tapi juga solusi agar hidup kita bisa bahagia.”

“Ayah dan ibu pun sepakat, hidup itu bukan tentang masa lalu dan masa depan.”

“Tetapi hidup adalah hari ini, di mana kita hidup detik ini juga.”

“Kenapa jadi penting? Sebab, dengan tahu hidup ini adalah hari ini kita akan fokus pada apa-apa yang dikerjakan pada saat ini.”

“Kamu tak perlu risau tentang sudah lama menganggur dan bagaimana masa depan jika kamu tak kunjung kerja.”

“Fokuslah pada hari ini, fokuslah pada apa yang bisa kamu kerjakan. Sisanya, biarkan Tuhan yang berkehendak,” ungkap Ibu panjang lebar.

Cerita ibu membuat hatiku kemudian lebih lapang dan menenangkan.

Aku pun sadar dan mulai akan berusaha untuk memperbaiki diri hari per hari, bukan hidup di masa lalu atau masa depan.

Aku dan ibu pun berpelukan. Aku mengucapkan terima kasih karena sudah memberikan nasihat dan sudah memberikan yang terbaik untuk anaknya.

3. Cerpen Tentang Kehidupan dengan Judul “Tantangan Ujian Sekolah”

cerpen tentang kehidupan

cerpen tentang kehidupan | sumber: yuksinau.id

4. Cerpen tentang Kehidupan dengan Judul “Titik Terang di Tengah Badai”

Di sebuah desa kecil yang terletak di lereng gunung, hiduplah seorang pemuda bernama Andi. Dia adalah anak yatim piatu yang selalu dianggap sebagai beban oleh masyarakat desa. Meskipun begitu, Andi selalu memiliki senyuman di wajahnya.

Andi memiliki impian untuk menjadi guru dan memberikan pendidikan kepada anak-anak di desanya. 

Walau dia tidak memiliki uang untuk sekolah, dia belajar dengan keras dari buku-buku yang dia temukan di perpustakaan desa.

Suatu hari, badai besar melanda desa mereka. Rumah-rumah hancur, tanaman rusak, dan kehidupan desa menjadi kacau. 

Namun, Andi tidak menyerah. Dia menggunakan pengetahuannya untuk membantu warga membangun kembali desa mereka. 

Dia mengajarkan anak-anak di desa cara membaca dan menulis, meskipun sekolah resmi telah hancur.

Dengan kerja keras dan tekad yang kuat, desa itu perlahan pulih. Andi berhasil menjadi guru bagi anak-anak di desanya, dan dia melihat senyum mereka yang tumbuh bersama dengan pengetahuan. 

Keberhasilan Andi mengajar kita bahwa bahkan dalam situasi terburuk sekalipun, ada titik terang jika kita tidak pernah menyerah.

5. Cerpen tentang Kehidupan dengan Judul “Kebaikan Tanpa Batas”

Di sebuah kota besar, hiduplah seorang pria bernama Ahmad. Dia adalah seorang pekerja biasa yang selalu siap membantu siapa pun yang membutuhkan. Setiap hari, dia memberikan makanan kepada orang-orang tunawisma di sudut kota.

Suatu hari, ketika Ahmad pergi ke tempat kerjanya, dia melihat seorang wanita tua yang berdiri di pinggir jalan. 

Wanita itu terlihat kebingungan dan tidak tahu harus pergi ke mana. Ahmad menghampirinya dan menawarkan bantuan. Wanita itu menjelaskan bahwa dia tersesat dan tidak tahu cara pulang.

Ahmad tidak hanya memberikan petunjuk kepada wanita itu, tetapi juga membawanya pulang dengan mobilnya. Wanita itu sangat bersyukur dan terkejut dengan kebaikan Ahmad. 

Mereka berdua menjadi teman baik, dan Ahmad sering mengunjungi wanita itu untuk mengobrol dan membantunya dengan berbagai keperluan.

Kisah Ahmad mengajarkan kita bahwa kebaikan tidak pernah terlupakan dan dapat menciptakan hubungan yang berharga. 

Terkadang, tindakan sederhana seperti membantu seseorang yang tersesat dapat mengubah hidup kita dan orang lain menjadi lebih bermakna.

***

Itulah beberapa contoh cerpen tentang kehidupan sehari hari.

Semoga bermanfaat, Property People.

Baca artikel menarik lainnya di Berita.99.co.

Ikuti Google News dari Berita 99.co Indonesia agar kamu tidak ketinggalan banyak informasi terbaru.

Praktis dan #segampangitu melakukan jual beli rumah di www.99.co/id.

Tak percaya? Cek sekarang juga!



Insan Fazrul

Sejak kuliah sudah aktif menulis di Pers Kampus. Usai lulus, Insan menjadi penulis lepas yang fokus dengan topik gaya hidup dan sepak bola. Kini, menulis di 99 Group dengan membahas properti, pendidikan, gaya hidup, hingga teknologi.
Follow Me:

Related Posts