Ingin mengekspresikan hal-hal yang terjadi di sekitarmu? Sebagai rujukan, intip contoh puisi balada lengkap di bawah ini!
Berdasarkan isinya, puisi terbagi ke dalam empat jenis.
Salah satunya adalah puisi balada.
Puisi balada sendiri adalah sebuah karya sastra yang berisikan cerita yang diberi efek nyanyian.
Umumnya, puisi ini menguraikan peristiwa berdasarkan pengamatan pernyair terkait kejadian yang dialami sendiri, orang lain, atau masyarakat.
Apabila tertarik mendalami jenis puisi ini, kamu berada di tempat yang tepat.
Tengok saja beberapa contoh puisi balada berikut ini!
5 Contoh Puisi Balada Terlengkap
1. “Bendera”
Oleh: Taufiq Ismail
Mereka yang berpakaian hitam
Telah berhenti di depan sebuah rumah
Yang mengibarkan bendera duka
Dan masuk dengan paksa
Mereka yang berpakaian hitam
Telah menurunkan bendera itu
Di hadapan seorang ibu yang tua
“Tidak ada pahlawan meninggal dunia”
Mereka yang berpakaian hitam
Dengan hati yang kelam
Telah meninggalkan rumah itu
Tergesa-gesa
Kemudian ibu tua itu
Perlahan menaikkan kembali
Bendera yang duka
Ke tiang yang duka
2. “Perempuan Tua”
Oleh: Aziz Abdul Gofar
Namamu siapa perempuan tua
Menyulam pinggiran gunung
Dalam tahun-tahun berserakan
Angin lembah menggugurkan daun
Udara bergemuruh menujum telinga
Gelombang awan menyikap kelam
Ada penjaga hutan bernyanyi tentangmu
Lalu menghimpun embun dari bulir hujan
Bertahun-tahun pula semenjak silam
Entah apakah ini cerita berujung duga
Apa kabarmu duhai perempuan tua
Aku mengingatmu sebagai purnama
Jika aku menerawang senja
Muncul pula jiwaku yang kelana
Aku tautkan pada kubah menara
Maka ia datang tak kenal ketika
Menaruh rupa-rupa belah dunia
Selalu mengusik dan menunggu
Tetap menjulang dan mengawang
3. “Derita Anak Bangsa”
Oleh: Ainun Qalb S. R.
Ia mengayuh sepedanya
Ia mengayuh semangatnya
Menjual koran di pagi hari
Panasnya matahari, dinginnya hujan
Tak ia rasakan
Ia sampai putus sekolah
Cita-cita tak lagi ia gantungkan
Hanya ada satu kewajiban
Menjual koran, mencari makan
4. “Balada Pembungkus Tempe”
Oleh: W.S. Rendra
Fermentasi asa
Mengharap sempurna
Bentuk utuh nan konyol
Rasa, karsa tempe
Pembungkus yang berjasa
Penuh kisah bertulis duka lara
Dibuang tanpa dibaca
Pembungkus tempe
Bukan plastik tetapi kertas usang tak terpakai
Masihkah ada yang membelai sebelum membuangnya?
5. “Balada Orang-Orang Tercinta”
Oleh: W.S. Rendra
Kita bergantian menghirup asam
Batuk dan lemas terceruk
Marah dan terbaret-baret
Cinta membuat kita bertahan
dengan secuil redup harapan
Kita berjalan terseok-seok
Mengira lelah akan hilang
di ujung terowongan yang terang
Namun, cinta tidak membawa kita
memahami satu sama lain
Kadang kita merasa beruntung
Namun, harusnya kita merenung
Akankah kita sampai di altar
Dengan berlari terpatah-patah
Mengapa cinta tak mengajari kita
Untuk berhenti berpura-pura?
Kita meleleh dan tergerus
Serut-serut sinar matahari
Sementara kita sudah lupa
rasanya mengalir bersama kehidupan
Melupakan hal-hal kecil
yang dulu termaafkan
Mengapa kita saling menyembunyikan
Mengapa marah dengan keadaan?
Mengapa lari ketika sesuatu
membengkak jika dibiarkan?
Kita percaya pada cinta
Yang borok dan tak sederhana
Kita tertangkap jatuh terperangkap
Dalam balada-balada orang tercinta
***
Semoga pembahasan contoh puisi balada di atas bisa bermanfaat untuk Property People, ya.
Temukan artikel seputar puisi dengan mengakses Berita.99.co dan Google News kami.
Lewat situs properti terbaik www.99.co/id, jual beli properti bisa #segampangitu.