Contoh puisi ode berikut ini dapat kamu gunakan untuk memahami jenis karya sastra tersebut dan menjadi jawaban tugas. Yuk, simak infonya!
Puisi memiliki berbagai jenis sesuai dengan tujuan dibuatnya puisi tersebut.
Salah satu jenis puisi yang kita kenal adalah puisi ode.
Puisi ode adalah bagian dari puisi baru yang dikategorikan menurut larik atau isinya.
Puisi ode umumnya berisi pujian atau sanjungan untuk seseorang, suatu hal, ataupun situasi tertentu.
Kata ode diambil dari bahasa Yunani yang artinya adalah nyanyian atau melantunkan.
Sebagian orang percaya kalau dulu puisi ode dibawakan dengan nyanyian dan diikuti tari-tarian bangsawan Yunani.
Puisi ini memiliki ciri pilihan katanya yang halus, sopan, dan terdengar tulus serta tema yang bersifat mulia dan baik.
Pembawaan dari puisi tersebut menggunakan nada yang anggun dan indah sehingga pendengar bisa menyimaknya dengan penuh perasaan.
Berikut ini adalah contoh puisi ode berbagai tema yang bisa kamu ketahui.
Yuk, langsung saja kita simak informasi lengkapnya di artikel berikut ini, melansir berbagai sumber.
Contoh Puisi Ode Lengkap
1. Tafsir Ayub, Sang Nabi
Karya: Motinggo Busye
Empat puluh masa
Genap sudah
Sang Nabi teruji
Dalam sakit kulit yang parah
Ayub keluar lewat belukar
Dari hutan sunyi
Dekat air terjun yang bernyanyi
Wahai Nabi-Ku, titah Tuhan
Sungguh tabah kau bertahan
Sekarang ambillah
Seratus ranting kering
Rajamlah tiap ranting
Istrimu seratus kali
Ayub mengikat seratus ranting dalam seikat
Dia rajam sang istri
Satu kali.
2. Untuk Ibu
Karya: Pejalandikakibumi
Ibu, baginya anak adalah titipan Tuhan
Dibawa ke dunia dengan kebahagiaan
Meski nyawanya harus meregang
Sakit pun dia tahan
Dalam senyumnya ada ketulusan
Dalam tawanya ada kehangatan
Dalam tangisnya ada pengharapan
Bahasa kalbu yang terulang sejak dalam kandungan
Melahirkan adalah keberanian
Membesarkanku kadang jadi ujian
Mencintaimu adalah sebuah kehormatan
Menjadi dirimu adalah kebangaan
3. Diponegoro
Karya: Chairil Anwar
Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak genta. Lawan banyaknya seratus kali
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api
Punah di atas menghamba binasa di atas ditindas
Sungguhpun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju.
Serbu.
Serang.
Terjang.
Februari 1943
4. Ibu Kartini
Karya: Fatkhan T. Haqque
Ibu Kartini bunga bangsa
Harum mewangi sepanjang masa
Meski kini engkau tiada
Harum muliamu tetap terbawa
Tetap abadi hingga masa kini
Meski engkau tak hidup kembali
Serasa hati kau masih ada
Masih bicara masih berkata
Jasamu takkan kulupa
5. Guruku
Guruku
Engkau Pahlawanku
Pahlawan tanpa tanda jasa
Engkau menemaniku
Saatku di sekolah
Saatku belum mengenalmu
Engkau mengajariku
Mulai dari taman kanak-kanak
Hingga ku sampai kuliah
Guruku
Takkan ku lupakan semua jasamu
Yang telah bersusah payah mengajariku
Hingga aku bisa
Terima kasih guruku
6. Ode Prajurit Tanpa Nama
Karya: Ahmadun Yosi Herfanda
Bendera-bendera berkibar di udara.
Burung-burung bernyanyi di dahannya.
Dan orang-orang berteriak “telah bebas negeri kita”.
Tapi aku tertatih sendiri.
Di bawah patung kemerdekaan yang letih.
Dan tersuruk di bawah mimpi reformasi.
Kau pasti tak mengenaliku lagi.
Seperti dulu,
Ketika tubuhku terkapar penuh luka.
Di sudut stasiun Jatinegara,
Setelah sebutir peluru menghajarku dalam penyerbuan itu.
Dan negeri yang kacau mengubur riwayatku.
Dalam sejarah berdebu.
Setengah abad lewat kita melangkah.
Di tanah merdeka,
Sejak Soekarno-Hatta mengumumkan kebebasan negeri kita.
Lantas kau dirikan partai-partai.
Juga kursi-kursi di atasnya.
Tapi kau kini menjelma konglomerat berdasi.
Penguasa yang merampas kemerdekaan rakyat sendiri.
Gedung-gedung berjulangan.
Hotel-hotel berbintang, toko-toko swalayan,
Jalan-jalan layang,
Mengembang bersama korupsi, kolusi, monopoli, manipulasi,
Yang membengkakkan perutmu sendiri.
Sedang aku tetap prajurit tanpa nama,
Tanpa tanda jasa, tanpa seragam veteran,
Tanpa kursi jabatan, tanpa gaji bulanan,
Tanpa tanah peternakan, tanpa rekening siluman,
Tanpa istri simpanan.
Bendera-bendera kini berkibaran lagi.
Dan sambil bernyanyi “padamu negeri”.
Kau bagi-bagi uang hasil korupsi.
Sedang aku tertatih sendiri.
Letih dibakar matahari.
7. Puisi untuk Guru
Karya: Muhammad Yanuar
Engkau bagaikan cahaya
Yang menerangi jiwa
Dari segala gelap dunia
Engkau adalah setetes embun
Yang menyejukkan hati
Hati yang ditikam kebodohan
Sungguh mulia tugasmu guru
Tugas yang sangat besar
Guru engkau adalah pahlawanku
Yang tidak mengharapkan balasan
Segala yang engkau lakukan
Engkau lakukan dengan ikhlas
Guru jasamu takkan kulupa
Guru ingin kuucapkan
Terima kasih atas jasamu
***
Nah, itulah contoh puisi ode yang bisa jadi bahan inspirasi buat kamu.
Semoga artikel ini bermanfaat ya!
Kunjungi website 99.co/id untuk mendapatkan penawaran terbaik seperti di Podomoro Park Bandung.
Karena mencari rumah #segampangitu.
Lalu jangan sampai ketinggalan untuk mendapatkan berita dan tips terbaru tentang properti di 99.co.