Berita Ragam

7 Contoh Puisi Ode yang Bisa jadi Inspirasi

3 menit

Contoh puisi ode berikut ini dapat kamu gunakan untuk memahami jenis karya sastra tersebut dan menjadi jawaban tugas. Yuk, simak infonya!

Puisi memiliki berbagai jenis sesuai dengan tujuan dibuatnya puisi tersebut.

Salah satu jenis puisi yang kita kenal adalah puisi ode.

Puisi ode adalah bagian dari puisi baru yang dikategorikan menurut larik atau isinya.

Puisi ode umumnya berisi pujian atau sanjungan untuk seseorang, suatu hal, ataupun situasi tertentu.

Kata ode diambil dari bahasa Yunani yang artinya adalah nyanyian atau melantunkan.

Sebagian orang percaya kalau dulu puisi ode dibawakan dengan nyanyian dan diikuti tari-tarian bangsawan Yunani.
Puisi ini memiliki ciri pilihan katanya yang halus, sopan, dan terdengar tulus serta tema yang bersifat mulia dan baik.

Pembawaan dari puisi tersebut menggunakan nada yang anggun dan indah sehingga pendengar bisa menyimaknya dengan penuh perasaan.

Berikut ini adalah contoh puisi ode berbagai tema yang bisa kamu ketahui.

Yuk, langsung saja kita simak informasi lengkapnya di artikel berikut ini, melansir berbagai sumber.

Contoh Puisi Ode Lengkap

contoh puisi ode

Sumber: 99.co

1. Tafsir Ayub, Sang Nabi

Karya: Motinggo Busye

Empat puluh masa

Genap sudah

Sang Nabi teruji

Dalam sakit kulit yang parah

Ayub keluar lewat belukar

Dari hutan sunyi

Dekat air terjun yang bernyanyi

Wahai Nabi-Ku, titah Tuhan

Sungguh tabah kau bertahan

Sekarang ambillah

Seratus ranting kering

Rajamlah tiap ranting

Istrimu seratus kali

Ayub mengikat seratus ranting dalam seikat

Dia rajam sang istri

Satu kali.

2. Untuk Ibu

Karya: Pejalandikakibumi

Ibu, baginya anak adalah titipan Tuhan

Dibawa ke dunia dengan kebahagiaan

Meski nyawanya harus meregang

Sakit pun dia tahan

Dalam senyumnya ada ketulusan

Dalam tawanya ada kehangatan

Dalam tangisnya ada pengharapan

Bahasa kalbu yang terulang sejak dalam kandungan

Melahirkan adalah keberanian

Membesarkanku kadang jadi ujian

Mencintaimu adalah sebuah kehormatan

Menjadi dirimu adalah kebangaan

3. Diponegoro

Karya: Chairil Anwar

Di masa pembangunan ini

Tuan hidup kembali

Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti

Tak genta. Lawan banyaknya seratus kali

Pedang di kanan, keris di kiri

Berselempang semangat yang tak bisa mati

MAJU

Ini barisan tak bergenderang-berpalu

Kepercayaan tanda menyerbu

Sekali berarti

Sudah itu mati

MAJU

Bagimu Negeri

Menyediakan api

Punah di atas menghamba binasa di atas ditindas

Sungguhpun dalam ajal baru tercapai

Jika hidup harus merasai

Maju.

Serbu.

Serang.

Terjang.

Februari 1943

4. Ibu Kartini

Karya: Fatkhan T. Haqque

Ibu Kartini bunga bangsa

Harum mewangi sepanjang masa



Meski kini engkau tiada

Harum muliamu tetap terbawa

Tetap abadi hingga masa kini

Meski engkau tak hidup kembali

Serasa hati kau masih ada

Masih bicara masih berkata

Jasamu takkan kulupa

5. Guruku

Guruku

Engkau Pahlawanku

Pahlawan tanpa tanda jasa

Engkau menemaniku

Saatku di sekolah

Saatku belum mengenalmu

Engkau mengajariku

Mulai dari taman kanak-kanak

Hingga ku sampai kuliah

Guruku

Takkan ku lupakan semua jasamu

Yang telah bersusah payah mengajariku

Hingga aku bisa

Terima kasih guruku

6. Ode Prajurit Tanpa Nama

Karya: Ahmadun Yosi Herfanda

Bendera-bendera berkibar di udara.

Burung-burung bernyanyi di dahannya.

Dan orang-orang berteriak “telah bebas negeri kita”.

Tapi aku tertatih sendiri.

Di bawah patung kemerdekaan yang letih.

Dan tersuruk di bawah mimpi reformasi.

Kau pasti tak mengenaliku lagi.

Seperti dulu,

Ketika tubuhku terkapar penuh luka.

Di sudut stasiun Jatinegara,

Setelah sebutir peluru menghajarku dalam penyerbuan itu.

Dan negeri yang kacau mengubur riwayatku.

Dalam sejarah berdebu.

Setengah abad lewat kita melangkah.

Di tanah merdeka,

Sejak Soekarno-Hatta mengumumkan kebebasan negeri kita.

Lantas kau dirikan partai-partai.

Juga kursi-kursi di atasnya.

Tapi kau kini menjelma konglomerat berdasi.

Penguasa yang merampas kemerdekaan rakyat sendiri.

Gedung-gedung berjulangan.

Hotel-hotel berbintang, toko-toko swalayan,

Jalan-jalan layang,

Mengembang bersama korupsi, kolusi, monopoli, manipulasi,

Yang membengkakkan perutmu sendiri.

Sedang aku tetap prajurit tanpa nama,

Tanpa tanda jasa, tanpa seragam veteran,

Tanpa kursi jabatan, tanpa gaji bulanan,

Tanpa tanah peternakan, tanpa rekening siluman,

Tanpa istri simpanan.

Bendera-bendera kini berkibaran lagi.

Dan sambil bernyanyi “padamu negeri”.

Kau bagi-bagi uang hasil korupsi.

Sedang aku tertatih sendiri.

Letih dibakar matahari.

7. Puisi untuk Guru

Karya: Muhammad Yanuar

Engkau bagaikan cahaya

Yang menerangi jiwa

Dari segala gelap dunia

Engkau adalah setetes embun

Yang menyejukkan hati

Hati yang ditikam kebodohan

Sungguh mulia tugasmu guru

Tugas yang sangat besar

Guru engkau adalah pahlawanku

Yang tidak mengharapkan balasan

Segala yang engkau lakukan

Engkau lakukan dengan ikhlas

Guru jasamu takkan kulupa

Guru ingin kuucapkan

Terima kasih atas jasamu

***

Nah, itulah contoh puisi ode yang bisa jadi bahan inspirasi buat kamu.

Semoga artikel ini bermanfaat ya!

Kunjungi website 99.co/id untuk mendapatkan penawaran terbaik seperti di Podomoro Park Bandung.

Karena mencari rumah #segampangitu.

Lalu jangan sampai ketinggalan untuk mendapatkan berita dan tips terbaru tentang properti di 99.co.



Christantio Utama

Lulusan Binus jurusan Hubungan Internasional. Mengawali karier sebagai jurnalis di Detikcom pada 2018 dan sekarang bekerja di 99 Group sebagai Penulis SEO. Tio rutin menulis tentang properti, gaya hidup, dan teknologi.
Follow Me:

Related Posts