Puisi prismatis merupakan puisi yang menggunakan banyak kiasan sehingga lebih sulit dipahami. Oleh karena itu, simak contoh puisi prismatis dan penjelasannya berikut ini.
Puisi adalah karya sastra yang berisikan ungkapan hati dan perasaan dari penciptanya.
Ada banyak ragam bentuk puisi dalam bahasa Indonesia yang dapat dipelajari, termasuk jenis puisi prismatis.
Puisi prismatis hadir dengan pesonanya yang unik, menantang para pembaca untuk menyelami makna tersembunyi di balik kata-katanya.
Puisi prismatis memiliki makna yang multitafsir dengan menggunakan banyak kata kiasan sehingga sulit dipahami.
Oleh karena itu, membaca puisi prismatis membutuhkan kesabaran dan ketelatenan.
Tak jarang, makna puisi ini baru terkuak setelah dibaca berulang kali, hingga tiga kali atau bahkan lebih.
Setiap pembaca memiliki interpretasi yang berbeda, tergantung pada pengalaman, pengetahuan, dan imajinasi mereka.
Pengertian Puisi Prismatis
Menurut buku Pembelajaran Puisi untuk Mahasiswa oleh Mohd. Harun, puisi prismatis adalah puisi yang mengandung unsur-unsur pembangunan puisi secara apik, baik dari segi ketepatan penggunaan diksi, kata konkret, imaji, maupun penggunaan majas atau gaya bahasa melalui ekspresi yang tidak langsung.
Dalam kata lain, dalam bukunya, Harun menjelaskan bahwa puisi prismatis adalah puisi yang remang-remang atau tidak terlalu terang dan tidak pula terlalu gelap.
Akan tetapi, meski puisi dapat melahirkan banyak kemungkinan makna, pembaca tetap bisa merasakan maksud dari puisi.
Hal ini berbeda dengan puisi diafan yang memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi untuk dipahami.
Puisi prismatis akan lebih jelas untuk dipahami jika dibaca minimal lebih dari satu kali.
Hal senada juga disampaikan Diro Soeyatno dalam buku Kesederhanaan dalam Berpuisi.
Menurutnya, puisi prismatis seakan-akan maknanya terhalang oleh prisma sehingga perlu dipahami apa yang ada dibalik prisma tersebut.
Ciri-Ciri Puisi Prismatis
Puisi prismatis dominan menggunakan kata konotatif, kiasan, dan citraan.
Hal tersebut membuat puisi ini memiliki kandungan makna yang bersifat multitafsir (makna ganda).
Untuk mengetahui jenis puisi prismatis, simak ciri-cirinya berikut ini:
- Puisi banyak menggunakan kiasan, majas, atau bahasa figuratif.
- Makna sajak dapat membias ke mana-mana seperti prisma atau memiliki makna ganda.
- Makna yang sulit dipahami sehingga perlu dibaca berulang kali.
- Butuh imajinasi untuk memahami maknanya.
- Kalimatnya perlu ditafsirkan karena tidak menggunakan kalimat sehari-hari.
Contoh Puisi Prismatis
1. Contoh Puisi Prismatis 1
Tanah Air Mata
Oleh: Sutardji Calzoum Bachri
Tanah air mata tanah tumpah dukaku
Mata air airmata kami
Airmata tanah air kami
Di sinilah kami berdiri
Menyanyikan airmata kami
Di balik gembur subur tanahmu
Kami simpan perih kami
Di balik etalase megah gedung-gedungmu
Kami coba sembunyikan derita kami
Kami coba simpan nestapa
Kami coba kuburkan duka lara
Tapi perih tak bisa sembunyi
Ia merebak kemana-mana
Bumi memang tak sebatas pandang
Dan udara luas menunggu
Namun kalian takkan bisa menyingkir
Ke manapun melangkah
Kalian pijak airmata kami
Ke manapun terbang
Kalian kan hinggap di air mata kami
Ke manapun berlayar
Kalian arungi airmata kami
Kalian sudah terkepung
Takkan bisa mengelak
Takkan bisa ke mana pergi
Menyerahlah pada kedalaman air mata.
2. Contoh Puisi Prismatis 2
Laju Aksara Timah
Oleh: Dian Chandra
Abad ke tujuh
Patung timah menyeru
Sang datuk keliru
Terburu menyumpah lanun
Dalam perut bumi
Aku mengais jejak timah
Begitu suruhmu
Hingga buntung kakiku
Dunia terus beradu
Tak tahu malu
Mengayak butir timah
Sendiri dalam kilah buru
AC hidup memberi sejuk
Ia duduk mengatur
Matahari merajuk
Kami tak tahu mundur
3. Contoh Puisi Prismatis 3
Sajak Putih
Beribu saat dalam kenangan
Surut perlahan
Kita dengarkan bumi menrima tanpa mengaduh
Sewaktu etik pun jauh
Kita dengar bumi yang tua dalam setia
Kasih tanpa suara
Sewaktu bayang-bayang kita memanjang
Mengaburkan batas ruang
Kita pun bisu tersekat dalam pesona
Sewaktu ia pun memanggil-manggil
Sewaktu kata membuat kita begitu terpencil
Di luar cuaca
4. Contoh Puisi Prismatis 4
Puisi Hitam
Oleh: D. Zawawi Imron
Di punggung tanah kelam
Angin terbang membedah Lembah
Membawa getir lahang berlaru darah
Pupuslah mayang
Bunyi saronen
Suara sedih penghuni
Jalan melas jalan ke kota
Putus di tengah
Langit luas melingkung dunia
Terengah
Sejumlah warna merebah ke bawah tanah
Dan tanah lekah
Menganga
Ada nyawa-nyawa yang dipanggilnya
Kemerdekaan milik siapa?
Milik sebagian atau semua?
Bila warna nurani luntur
Bintang-bintang pun segera gugur
Orang di dusun tinggal bertanya
Kapan kiamat tiba?
5. Contoh Puisi Prismatis 5
Sonet X
Oleh Sapardi Djoko Damono
Siapa menggores di langit biru
Siapa meretas di awan lalu
Siapa mengkristal di kabut itu
Siapa mengertap di bunga layu
Siapa cerna di warna ungu
Siapa bernafas di detak waktu
Siapa berkelebat setiap kubuka pintu
Siapa mencair di bawah pandangku
Siapa terucap di celah kata-kataku
Siapa mengaduh di bayang-bayang sepiku
Siapa tiba menjemut berburu
Siapa tiba-tiba menyibak cadarku
Siapa meledak dalam diriku
Siapa aku
FAQ
Jelaskan apa itu puisi prismatis?
Puisi prismatis adalah puisi yang menggunakan diksi atau kiasan lebih banyak dan sulit dipahami.
Oleh karena itu, puisi ini perlu dibaca berulang kali agar dapat memahami maknanya.
Apa perbedaan puisi diafan dan puisi prismatis?
Puisi diafan kurang menggunakan imajinasi seperti puisi prismatis yang mengandalkan permainan kata-kata atau kiasan.
***
Itulah ulasan seputar contoh puisi prismatis hingga pengertian dan ciri-cirinya yang dapat kamu jadikan referensi.
Baca juga artikel seputar puisi pendek di www.99updates.id.
Follow juga Google News Berita 99.co agar tidak ketinggalan informasi terkini.
Jangan lupa untuk mengakses laman www.99.co/id guna menemukan beragam rumah idaman dan properti.
Dapatkan pula berbagai promo dan diskon menggiurkan karena ternyata beli hunian emang #segampangitu.
**Referensi:Â
- Harun, Mohd. 2018. Pembelajaran Puisi Untuk Mahasiswa: Buku untuk Mahasiswa. Aceh: Syiah Kuala University Press.
- Soeyatno, Diro. Kesederhanaan dalam Berpuisi. 2019. Ponorogo: Myria Publisher.
- Wijayanti, Atrianing Yessi. 2019. Terampil Membaca dan Menulis Puisi. Depok: Guepedia.