Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menyambut bulan suci Ramadan. Salah satunya adalah mengucapkan selamat dan membuat puisi Ramadhan singkat yang kemudian dibagikan di media sosial. Jika tertarik mencoba, simak kumpulan contoh puisinya di sini!
Ramadan merupakan bulan yang sangat dinantikan oleh umat Islam di seluruh dunia.
Pasalnya, di bulan ini, banyak sekali kemuliaan-kemuliaan yang diberikan oleh Allah Swt..
Untuk menyambut bulan yang suci ini, sejumlah orang pun kerap berkirim ucapan selamat, pantun, hingga puisi kepada orang terdekat.
Selain dikirimkan kepada orang-orang, kamu juga dapat membagikannya di media sosial seperti status WhatsApp atau Facebook.
Jika Property People sedang mencari puisi tentang Ramadan singkat dan menyentuh hati, simak contohnya di bawah ini sebagai referensi!
11 Contoh Puisi Ramadhan Singkat yang Penuh dan Menyentuh Hati
1. “Ramadan Tiba”
Bila Ramadan telah tiba
Berubahlah semua suasana
Semua Muslim bersuka ria
Menyambut bulan Ramadan yang mulia
Siang hari harus ditahan lapar dan dahaga
Sore hari boleh kita berbuka
Malam hari didirikan salat malam
Tiada hentinya orang membaca Al-Qur’an
Bulan Ramadan bulan mulia
Sungguh beruntung orang yang pandai mengisinya
Dapat mencapai kesucian dirinya
Memperoleh pahala berlipat ganda
Berpuasa sungguh mulia
Walaupun berat dirasa
Menahan makan sejak fajar
Menahan diri dengan hati sabar
Azan magrib telah terdengar
Kita berbuka terasa segar
Akhir malam makan sahur
Tak lupa kita bersyukur
2. “Ramadan di Kampung”
Bila Ramadan tiba
Meneteskan air mata
Semua orang bergembira
Menyambut ibadah puasa
Orang sekampung berbahagia
Masjid-masjid bersih semua
Demi menyambut tamu mulia
Bulan Ramadhan yang penuh berkah
Ramai masjid dan musala
Berkumpul ramai anak muda
Datang lebih awal orang orang tua
Untuk menikmati ibadah bulan puasa
Dari rumah terdengar lantunan
Orang-orang yang membaca Al-Qur’an
Seluruh kampung mendapat keberkahan
Dengan datangnya bulan Ramadan
3. “Dalam Nikmat Tadarus”
Karya: Y. S. Sunaryo
Gerimis masih merinai di akhir Mei
Sebuah anugerah sejukan Ramadan suci
Bersama tadarus enggan berhenti
Hingga sahur nikmat tersaji
Betapa tinggi keagungan puasa Ramadan
Bangkitkan semangat puncaki kesadaran
Bahwa Tuhan segala sandaran
Pada Al-Qur’an sumber ajaran
Ajaran tentang iman dan pembebasan
Hingga manusia terikat kepada kebenaran
Berbuat kebajikan untuk kemanusiaan
Tak menyekutukan, tak hunuskan pertengkaran
Al-Qur’an beningkan jiwa untuk kemuliaan
Sucikan debu pada akal pikiran
Usai memakna nikmat lantunan tadarus
Jalan kehidupan semoga sejuk dan lurus
4. “Marhaban ya Ramadan”
Terima kasih Tuhan
Kau pertemukan hamba-Mu dengan bulan yang kudambakan
Kau berikan kami untuk harapkan sebuah ampunan
Sebuah ampunan di bulan suci Ramadan
Rasa bahagia yang tak bisa terucap oleh kata-kata
Hanya kata syukur yang terucap penuh rasa pengagungan
Rasa pengagungan penuh kebahagiaan
Karena diberi kesempatan bertemu bulan yang Kau agungkan
Kubersihkan jiwa dan raga untuk menyambutnya
Kutanamkan rasa penyesalan di hari-hari sebelumnya
Kusucikan batin tanpa rasa iri tuk memuliakan bulan yang Engkau muliakan
Kubersujud pada-Mu Tuhan semesta alam
Lantunan ayat-ayat Al-Qur’an aku dendangkan
Untuk muliakan bulan yang engkau muliakan
Demi nama-Mu tuhan ku harapkan belas kasihan
Dan harapkan kekuatan tuk mengisi bulan yang engkau muliakan dengan kebaikan
Marhaban ya Ramadan
5. “Di Penghujung Ramadan”
Kala kerinduan belumlah usai
Kala penghayatan dalam doa belumlah sempurna
Menapaki lajunya perjalanan yang tiada henti
Menyusuri lorong yang penuh liku menghadang
Kuingin Kau basuh dalam renunganku
Saat Kau pancarkan cahaya dalam bulan nan mulia
Mengharapkan ampunan dalam sujudku yang panjang
Masihkah kan kupalingkan wajah ini?
Ingin kuhapus semua noda dan dosa
Ingin kuhempas semua kobaran emosi dalam dada
Meluruhkan jiwa yang sarat dengan hasrat
Tenggelam dalam tangisan penuh sesal
Sanggupkah kan kutapaki hariku?
Menyongsong esok yang telah siap menanti
Semoga di penghujungmu ya Ramadhan
Ampunan Illahi kan terpancar lewat pribadi nan luhur
6. “Puasa Dipertanyakan”
Karya Y. S. Sunaryo
Niaga dan kongsi banyak yang berhenti
Jam kerja dipangkas dikurangi
Tidur sepanjang hari diberi arti
Katanya, demi Ramadan bulan suci
Raga dimanja-manja
Lemas diduga khusuk puasa
Berkeringat banyak diwanti-wanti
Takut puasa tak kuat sehari
Katanya, puasa untuk Tuhan
Hingga tarawih mesti semalaman
Tadarus palingkan kehidupan
Mulut-mulut semata wiridan
Lalu di mana puasa hendak berperang?
Jika serba sendirian menjadi pilihan
Jalan pagi sunyi bak di pengungsian
Menangkah berperang jika sambil tiduran?
Ramadan mestilah bukan sebulan kemalasan
Bukan pula bulan hentikan kepedulian
Justru bangkit menangkan keimanan
Cumbui Tuhan dan berjibaku untuk martabat kemanusiaan
7. “Bulan Keberkahan”
Karya Alya Novelia Putri
Sambutlah bulan Ramadan
Bulan suci di antara lainnya
yang selalu ditunggu umat
Bulan yang penuh ampunan
Malam terdengar suara ayat
Berzakat pada yang membutuhkan
Malam yang begitu bercahaya
Di antara malam-malam lainnya
8. “Kemuliaan yang Dirindukan”
Karya Adi Taufika Adi
Butir-butir tasbih berputar tak terhitung
Mengiringi zikir di bulan suci
Menyeru umat Islam seisi bumi
Melantunkan kalimat-kalimat agung
Sungguh indahnya di malam hari
Sejuk mendengar alunan bersenandung
Melebihi merdunya suara kidung
Yaitu alunan kalam ilahi
Sungguh kemuliaan yang layak kita junjung
Ramadan penuh kedamaian hati
Penuh rahmat Sang Maha Pelindung
Kemuliaan itu selalu dinanti
Rindu datangnya tiada terbendung
Karena datangnya setahun sekali
9. “Ramadan”
Karya Aziz Java
Yang bagimu tak lagi menjadi candu
Seiring waktu seolah kian jadi semu
Hilang waktu istimewa tanpa kamu tahu
Jika kehilangan adalah guru, haruskah itu perlu bagimu
Bukankah Ramadanmu adalah kerinduanmu?
Namun mengapa kini kamu acuh dan tak mau tahu
Setengah Ramadan sudah berlalu
Hanya sedikit ibadah, itupun palsu
Merenunglah sejenak dan siapkan hati
Angkat tanganmu dan berdoalah
Dududuk bersimpuh dan menangislah
Doamu dikabulkan, dosamu dihapuskan, dan amalmu dilipat gandakan
Apalagi? Di mana lagi kamu cari waktu seperti ini?
Putuskan bahwa kamu harus mulai berlari
Untuk memperjuangkan Ramadan tahun ini
Karena esok
Belum tentu berjumpa dengan Ramadan lagi
10. “Ramadan Menghampiri”
Karya Noviyanti
Syakban akan berganti
Ramadan kini dinanti
Bulan suci dambaan hati
Bagi setiap insan yang menanti
Selalu ku dapati wajahmu
dalam lelap tidurku menjelang Ramadan tiba
Engkau datang
Walau sekilas dan hanya tersenyum padaku
Kali ini,
Ku lihat bayangmu
seperti biasa
Menjelang Ramadan tiba
Namun, kali ini
Kamu tersenyum padaku tak seperti biasanya
Kali ini
Senyummu begitu indah
Dengan cahaya yang memancar di wajahmu
Kamu tersenyum padaku juga padanya
Yang sebenarnya baru aku temui beberapa waktu ini
Menjelang Ramadan
Kamu hadir walau hanya dalam mimpi
Menghapus rinduku
Yang sebenarnya nanti akan tumbuh kembali
Ibu, semoga doa-doaku bisa melapangkan barzakhmu
11. “Ramadhan Tiba”
Berikut adalah puisi tentang bulan Ramadhan untuk anak SD.
Oleh: Ozy V. Alandika
Hilal telah tampak
Berganti tanggal pada almanak
Kagum berdecak
Sadar akan Allah Maha Berkehendak
Tanggal itu adalah sesudah Sya’ban
Tanggal itu adalah Ramadhan
Kekaguman itu kepada bulan keberkahan
Sadar itu adalah begitu berharganya kesempatan
Ramadhan telah tiba
Menyapa taubatku yang menjauh dari takwa
Menegur imanku yang ternoda
Menampar islamku yang masih setengah jiwa
***
Demikian beberapa contoh puisi tentang Ramadhan singkat tetapi menyentuh hati.
Simak artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Jangan lupa untuk follow Google News Berita 99.co untuk dapatkan berita terupdate dari kami!
Sedang mencari hunian impian di Tangerang?
Temukan beragam pilihan perumahan hanya di www.99.co/id, karena pencariannya dijamin #segampangitu.