Sebelum membuat tulisannya, kamu perlu mengetahui beberapa contoh teks anekdot dialog sebagai referensi. Tengok ulasan di bawah ini!
Menurut buku Teks Anekdot, teks anekdot dialog adalah jenis teks berbentuk percakapan yang di dalamnya terdapat kandungan unsur lucu dan bermaksud untuk melakukan kritikan.
Umumnya, teks ini digunakan untuk menyampaikan kritik dengan cara yang lebih menyenangkan supaya tidak menyakiti siapa pun
Wajar saja jika teks anekdot ini seringkali mengangkat tentang orang yang memiliki jabatan penting dan dimasukkan unsur rekaan untuk menambah kesan lucu.
Jika kamu butuh contohnya, cek saja penjelasan yang kami rangkum berikut ini!
- Contoh Teks Anekdot Dialog yang Lucu dan Penuh Makna
- 1. “Siapa yang Lebih Pintar”
- 2. “Candaan Teman”
- 3. “Menjual Roti atau Buah”
- 4. “Baju Termahal di Indonesia”
- 5. “Obrolan Monyet”
- 6. “Tugas Sekolah”
- 7. “Pendaftaran Siswa Baru”
- 8. “Aksi Maling Tertangkap CCTV”
- 9. “Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi”
- 10. “Satpam yang Kredibel”
- 11. “Ketemu Pocong”
- 12. “Tas Diskon”
- 13. “Janji Kampanye dan Kenyataan”
- 14. “Nonton Bola”
- 15. “Gejala Lupa”
- Struktur Teks Anekdot
- Tips Menentukan Tema Anekdot yang Menarik
Contoh Teks Anekdot Dialog yang Lucu dan Penuh Makna
1. “Siapa yang Lebih Pintar”
Hakim: Dengan ini, sidang memutuskan bahwa atas kejahatannya yang merugikan orang lain, terdakwa Johnny dijatuhi vonis 5 tahun penjara.
Koruptor: Keberatan, Yang Mulia. Kenapa hukuman yang saya terima berat sekali? Koruptor 2 triliun saja kemarin hanya dihukum 3 tahun.
Hakim: Dia itu korupsi 2 trilun dari 200 juta rakyat. Jadi, tiap rakyat hanya dirugikan 10 ribu saja. Sementara kamu merugikan 15 ribu per orang. Wajar hukumanmu jauh lebih lama!
Koruptor: Asem!
Baca Juga:Â 7 Contoh Catatan Anekdot PAUD atau TK Dilengkapi Fungsi, Unsur dan Tips Menulisnya
2. “Candaan Teman”
Elmi: Halo, Bob. Apa kabar?
Bobby: Baik. Kamu apa kabar?
Elmi: Kabarku baik, Bob. Apakah kamu yakin sedang sehat sekarang ini?
Bobby: Memangnya aku terlihat seperti orang sakit?
Elmi: Iya. Coba lihat kaki kamu. Sepertinya tampak bengkak.
Bobby: Ini memang karena aku gendut, Elmi!
3. “Menjual Roti atau Buah”
Pembeli: Bang, rotinya ada rasa apa saja?
Penjual roti: Banyak, dik.
Pembeli: Rasa yang jadi favorit di sini apa, Bang?
Penjual roti: Rasa cokelat, dik.
Pembeli: Kalau ini, rasa apa, Bang?
Penjual roti: Rasa nanas, dek.
Pembeli: Rotinya mana, Bang? Dari tadi Abang bicara buah-buahan terus. Abang itu menjual roti atau buah? (sambil tertawa)
Penjual roti: Adik bisa saja.
4. “Baju Termahal di Indonesia”
Hanifah: Ra, kamu tahu siapa yang punya baju termahal di Indonesia?
Tiara:Â Enggak, Han. Memangnya kamu tahu?
Hanifah: Tahu dong. Orang yang punya baju termahal di Indonesia itu politisi Indonesia yang kaya, Ra.
Tiara: Maksudnya bagaimana, Han?
Hanifah: Iya, kan baju tahanan KPK yang punya hanya politisi dan untuk memakai baju tersebut, mereka harus mencuri uang negara 1 milyar.
Tiara: Oh, aku baru mengerti.
5. “Obrolan Monyet”
Monyet cantik: Kaum manusia itu aneh, ya.
Monyet ayu: Memangnya kenapa?
Monyet cantik: Setiap orang yang dianggap jelek pasti dibilang dasar monyet.
Monyet ayu: Terima sajalah. Itu sudah nasib kita.
Monyet cantik: Padahal, kaum kita enggak ada yang korupsi kolusi nepotisme. Hanya ada KKN doang.
Monyet ayu: Sama saja kalau begitu.
Monyet cantik: Bukan KKN itu yang aku maksud, tetap kesana kesini nangkring.
Monyet ayu:Â Oh gitu, ya. Dasar monyet!
6. “Tugas Sekolah”
Setelah jam istirahat tiba, datanglah Ilham ke kantin dan memakan soto.
Beberapa menit kemudian datang juga guru bahasa Indonesia, yakni Pak Alya.
Akhirnya, mereka pun duduk bersebelahan di bangku kantin dan terjadi obrolan singkat.
Ilham: Pak, saya ingin bertanya. Kalau menghukum murid itu apakah tidak berdosa, Pak? Sementara murid seperti teman saya si Hendi enggak ada salah malah dijemur
Alya: Tidak boleh seperti itu, Ilham. Jika tidak salah, ya, jangan dikasih hukuman. Kamu ini bagaimana?
Ilham: Terima kasih, Pak. Saya sebenarnya belum membuat tugas teks eksplanasi sosial yang kemarin Bapak beri.
Alya: Aseeem!
7. “Pendaftaran Siswa Baru”
Orang tua tersebut datang ke sekolah bersama sang anak.
Lalu, ia berbincang dengan kepala sekolah.
Orang tua: Ibu, saya ingin mendaftarkan anak saya menjadi peserta didik di sekolah ini.
Kepala sekolah: Baik, tetapi anak anda harus memenuhi beberapa syarat.
Orang tua: Bolehkah saya bertanya, Ibu?
Kepala sekolah: Silakan.
Orang tua: Siapa yang harus memenuhi syarat itu? Siswanya atau orang tuanya?
Kepala sekolah: (kepalanya menunduk dan malu)
8. “Aksi Maling Tertangkap CCTV”
Dihimpun dari buku Buku Ajar Bahasa Indonesia untuk SMA/MA, berikut contoh teks anekdot dialog lain.
Seseorang warga melaporkan kemalingan kepada polisi.
“Pak, saya kemalingan,” lapor si warga
“Kemalingan apa?” jawab polisi.
“Mobil, Pak, tetapi saya beruntung,” jawab warga sambil tersenyum.
Polisi bingung mendengar cerita warga tersebut.
“Iya, Pak. Saya beruntung karena CCTV merekam dengan jelas. Saya dapat melihat wajah malingnya,”
“Sudah meminta izin kepada malingnya untuk merekam,” tanya polisi.
“Belum,” ujar pelapor sambil menatap polisi dengan penuh keheranan.
“Itu ilegal. Anda saya tangkap!” kata polisi.
Pelapor termenung dan hanya bis pasrah menerima kenyataan.
9. “Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi”
Dalam buku Bahasa Indonesia untuk SMA/MK/SMK/SMAK Kelas X, terdapat contoh teks anekdot yang wajib kamu ketahui.
Inilah teks lengkapnya.
Pada puncak pengadilan korupsi, jaksa penuntut umum menyerang saksi.
“Apakah benar,”, teriak jaksa, “bahwa Anda menerima uang lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini.
Saksi menatap keluar jendela seolah-olah tidak mendengar pertanyaan.
“Bukankah benar bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?” ulang pengacara.
Saksi masih tidak menanggapi.
Akhirnya, hakim berkata, “Pak, tolong jawab pertanyaan jaksa,”
“Oh, maaf,”
Saksi terkejut sambil berkata kepada hakim, “Saya pikir dia tadi berbicara dengan Anda.”
Baca Juga:Â 10 Contoh Teks Anekdot Dialog yang Lucu dan Penuh Makna. Dijamin Menghibur!
10. “Satpam yang Kredibel”
Dalam buku Teks Negosiasi dan Teks Anekdot, inilah contoh teks anekdot lain yang bisa kamu baca.
Manager: Perusahaan kita membutuhkan satpam yang kredibel. Syaratnya adalah harus memiliki wajah galak, tegas, tetapi tak kenal kompromi dan ditakuti orang. Apakah di antara pelamar kerja, ada kandidat yang memenuhi kriteria tersebut?
Staf HRD: Jika di antara pelamar, tidak ada, Pak. Namun, saya punya calon yang sangat cocok dengan kriteria Bapak.
Manager: Bagus. Siapa dia?
Staf HRD: Istri saya, Pak!
11. “Ketemu Pocong”
Guru: “Andi, kenapa kamu terlambat lagi?”
Andi: “Maaf Bu, tadi jalan saya ketemu pocong, jadi saya agak lama ngobrolnya.”
Guru: “Pocong? Jam segini ada pocong? Kamu ini bohong!”
Andi: “Iya Bu, bohong. Tapi kan Bu, kalau saya bilang macet, pasti Ibu nggak percaya.”
12. “Tas Diskon”
Istri: “Mas, aku mau beli tas baru yang lagi diskon itu.”
Suami: “Sayang, kan kita lagi nabung buat liburan.”
Istri: “Tapi Mas, tas itu kan penting buat penampilan aku.”
Suami: “Penting sih, tapi liburan kan penting buat kesehatan kita berdua.”
Istri: “Ya udah deh, kalau gitu aku beli tasnya, kamu beli obat kuat aja.”
13. “Janji Kampanye dan Kenyataan”
Wartawan: “Bapak, bagaimana komentar Bapak mengenai kasus korupsi yang sedang ramai?”
Politikus: “Wah, itu masalah yang sangat kompleks. Perlu kajian mendalam dan solusi yang komprehensif.”
Wartawan: “Maksud Bapak?”
Politikus: “Maksud saya, kita perlu membentuk tim khusus untuk mempelajari kasus ini secara seksama.”
Wartawan: “Tapi, Bapak kan sudah pernah janji akan memberantas korupsi.”
Politikus: “Oh, itu janji kampanye. Kan beda dengan kenyataan.”
14. “Nonton Bola”
Dosen: “Andi, kenapa kamu ketiduran di kelas saya?”
Andi: “Maaf Pak, saya semalam begadang nonton bola.”
Dosen: “Bola? Penting sekali ya sampai kamu rela mengorbankan kuliah?”
Andi: “Tentu Pak, ini menyangkut harga diri bangsa.”
Dosen: “Harga diri bangsa? Lha, kamu main bola apa nonton?”
15. “Gejala Lupa”
Pasien: “Dok, saya sering pusing-pusing.”
Dokter: “Sudah berapa lama?”
Pasien: “Sudah sekitar seminggu.”
Dokter: “Terus, ada gejala lain?”
Pasien: “Iya Dok, saya juga sering lupa.”
Dokter: “Lupa apa?”
Pasien: “Lupa kalau sudah bayar.”
Struktur Teks Anekdot
Agar makin paham soal teks anekdot dialog, kamu wajib mengetahui strukturnya.
Menurut buku Cermat Berbahasa Indonesia, berikut struktur teks anekdot.
- Abstrak: berisi bagian umum dalam sebuah cerita
- Orientasi: berisi tentang pengenalan tokoh, latar, dan alur cerita
- Krisis: berisi munculnya masalah
- Reaksi: berisi penyelesaian dan reaksi akibat adanya masalah
- Koda: penutup dari sebuah cerita. Biasanya, kelucuan terletak di reaksi atau koda
Tips Menentukan Tema Anekdot yang Menarik
-
Amati Kehidupan Sehari-hari
- Perhatikan interaksi: Perhatikan percakapan lucu atau situasi unik yang sering terjadi di sekitarmu, misalnya di keluarga, sekolah, tempat kerja, atau transportasi umum.
- Identifikasi karakter: Cari karakter-karakter yang unik atau memiliki kebiasaan lucu, seperti teman yang selalu terlambat, guru yang kocak, atau tetangga yang suka menggosip.
- Tangkap momen lucu: Catat kejadian-kejadian lucu yang pernah kamu alami atau dengar dari orang lain.
-
Manfaatkan Berita atau Peristiwa Aktual
- Parodikan berita: Buat cerita lucu dengan mengganti tokoh atau situasi dalam berita dengan karakter fiktif.
- Satirkan isu sosial: Angkat isu-isu sosial yang sedang hangat dengan cara yang humoris dan kritis.
- Gunakan peristiwa sejarah: Buat cerita lucu dengan menggabungkan peristiwa sejarah dengan elemen modern.
-
Eksplorasi Hobi dan Minat
- Gunakan pengalaman pribadi: Ceritakan pengalaman lucu terkait hobi atau minatmu, misalnya saat belajar bermain alat musik atau mengikuti lomba olahraga.
- Satirkan komunitas tertentu: Buat cerita lucu yang menggelitik komunitas tertentu, misalnya komunitas pecinta kucing atau penggemar sepak bola.
-
Perhatikan Audiens
- Sesuaikan dengan umur: Jika ingin membuat anekdot untuk anak-anak, gunakan bahasa yang sederhana dan tema yang dekat dengan kehidupan mereka.
- Perhatikan latar belakang: Sesuaikan tema dengan latar belakang budaya dan sosial audiens.
- Hindari tema sensitif: Hindari tema yang dapat menyinggung atau menyakiti perasaan orang lain.
-
Gunakan Imajinasi
- Buat cerita yang unik: Jangan takut untuk berkreasi dan membuat cerita yang tidak biasa.
- Gabungkan elemen yang berbeda: Kombinasikan elemen yang berbeda-beda, misalnya karakter hewan dengan manusia atau benda mati yang bisa berbicara.
***
Semoga pembahasan contoh teks anekdot dialog di atas bisa memberi manfaat lebih bagi Property People, ya.
Temukan artikel contoh teks dengan mengakses 99updates.id dan Google News kami.
Lewat situs properti www.99.co/id, jual beli tanah gak bikin pusing karena pasti #SegampangItu.
Referensi:
- Af’idah, Millah dan Asmarani, Silvia Sri. 2020. Teks Anekdot. Guepedia
- Indah. 2022. Teks Negosiasi dan Teks Anekdot. Guepedia
- Rukmana, Asyahari Dwi, Dkk. 2022. Buku Ajar Bahasa Indonesia untuk SMA/MA. Pustaka Rumah C1nta
- Suherli, Dkk. 2017. Bahasa Indonesa untuk SMA/MK/SMK/SMAK Kelas X. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
- Sutarno. 2019. Cermat Berbahasa Indonesia. CV Jejak