Sahabat 99, apakah kamu tahu apa saja bangunan cagar budaya yang ada di Indonesia? Ternyata, ada banyak sekali daftarnya. Apa saja? Yuk, simak selengkapnya di artikel ini!
Dari sekian banyak daftarnya, mungkin kamu sudah mengenal beberapa di antaranya.
Misalnya saja Gedung Sate, Hotel Savoy Homann, Benteng Van Der Wijck, dan yang lainnya.
Namun, ternyata ada banyak peninggalan yang mungkin belum banyak diketahui, lo.
Cagar Budaya sendiri adalah warisan budaya bersifat kebendaan yang perlu dilestarikan keberadaannya.
Ini karena memiliki nilai penting bagi sejarah, agama, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kebudayaan.
Selain itu juga melalui proses penetapan dengan serangkaian verifikasi oleh Ditjen Kebudayaan Kemendikbud.
Lantas, apa saja daftarnya, ya?
5 Kategori Cagar Budaya
Sebelum kamu menyimaknya, ada baiknya juga mengetahui lima kategori cagar budaya.
Dikutip situs Ditjen Kebudayaan Kemendikbud, berikut lima kategori tersebut:
1. Benda
Benda alam dan/atau benda buatan manusia, baik bergerak maupun tidak bergerak, berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya, atau sisa-sisanya yang memiliki hubungan erat dengan kebudayaan dan sejarah perkembangan manusia.
2. Bangunan
Susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding dan/atau tidak berdinding, dan beratap.
3. Struktur
Susunan binaan yang terbuat dari benda alam dan/atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang kegiatan yang menyatu dengan alam, sarana, dan prasarana untuk menampung kebutuhan manusia.
4. Situs
Lokasi yang berada di darat dan/atau di air yang mengandung benda, bangunan, dan/atau struktur cagar budaya sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti kejadian pada masa lalu.
5. Kawasan
Satuan ruang geografis yang memiliki dua situs atau lebih yang letaknya berdekatan dan atau memperlihatkan ciri tata ruang yang khas.
10 Daftar Bangunan Cagar Budaya
1. Gedung Museum Sumpah Pemuda, Jakarta
Bangunan cagar budaya yang pertama adalah Gedung Museum Sumpah Pemuda.
Awalnya, merupakan rumah tinggal bergaya Indisch.
Bangunan tersebut didirikan oleh Sie Kong Liong di atas lahan seluas 1.041 m² pada akhir abad XIX dengan luas 505 m².
Dalam perkembangannya, gedung ini tidak hanya difungsikan sebagai rumah tinggal, tetapi juga fungsi-fungsi lainnya.
Kini, bangunan tersebut dalam keadaan relatif baik dan terpelihara.
2. Gedung Kebangkitan Nasional, Jakarta
Gedung Kebangkitan Nasional berarsitektur neo renaissance dirancang dan dibangun oleh tentara Zeni Angkatan Darat Hindia Belanda pada 1899.
Selesai pada 1902, gedung ini diberi nama School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) atau Dokter Djawa School.
Bangunan satu lantai tersebut secara keseluruhan memiliki luas 5.160,8 m2.
3. Hotel Majapahit, Surabaya
Cagar budaya selanjutnya merupakan hotel yang dibangun pada 1910 dan diresmikan pada 1 Juli 1911.
Bangunan ini dirancang oleh Regent Alfred John Bidwell dengan memadukan gaya Art Nouveau dan Art Deco.
Pada 1923 dan 1926, dilakukan perluasan bangunan sayap kanan serta kiri.
Hotel Majapahit berdiri di atas tanah seluas 6.377 m2 dengan luas bangunan mencapai 5.000 m2.
4. Hotel Toegoe, Yogyakarta
Pada awalnya, Hotel Toegoe bernama NV Grand Hotel de Djogdja lalu diubah menjadi NV Narba.
Hotel tersebut dibangun di atas lahan seluas 6.320 m2 dengan luas bangunan 1.527,63 m2.
Hotel Toegoe terdiri dari satu bangunan induk yang diapit oleh dua bangunan lain yang lebih kecil di samping kanan kirinya.
Bangunan utama memiliki luas 642,68 m2 dan terdiri dari 2 lantai.
Bangunan bergaya kolonial ini beratap pelana dengan kemiringan tajam, berdenah persegi panjang yang menghadap ke barat.
Adapun bentuk fasadnya sangat menonjol dan tinggi hingga menutupi atapnya.
5. Museum Geologi, Bandung
Pernah ke Museum Geologi, Sahabat 99? Ternyata bangunan tersebut ada nilai sejarahnya, lo.
Museum yang dibangun pada 1928 pada masa pemerintahan Kolonial ini dirancang Wnalda Van Scholtwenburg.
Gedung ini memiliki gaya arsitektur art deco dengan kesan horisontal yang sangat kuat.
Saat ini, bangunan tersebut masih dirawat dengan baik untuk penyimpanan koleksi benda purbakala.
6. Rumah Rasuna Said, Kabupaten Agam
Apakah kamu tahu pahlawan Rasuna Said?
Yup, dia merupakan seorang pejuang Minangkabau yang melawan Belanda sekitar tahun 1900.
Kini, bangunan rumah pahlawan tersebut difungsikan dengan baik sebagai musala.
7. Kantor Pos Besar Bandung, Bandung
Bagi kamu yang tinggal di Bandung mungkin sudah pernah melihat bangunan Kantor Pos ini.
Kantor Pos Besar Bandung diarsiteki J. Ven Gendt yang menampilkan gaya arsitektur modern fungsional (art deco geometris) dengan bentuk yang langka dan unik.
Pada ada awalnya bangunan ini berfungsi sebagai Kantor Pos dan telegraf (Posten Telegraf Kantoor).
8. Rumah Pengasingan Ir. Soekarno, Kabupaten Ende
Sebagian orang mungkin belum tahu rumah pengasingan Ir. Soekarno di Kabupaten Ende.
Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende memiliki luas 742,6 m² dan dibangun di atas lahan seluas 110,4 m².
Rumah dengan gaya sederhana ini terdiri atas ruang tamu, tengah, dan tiga kamar tidur.
Dapur dan kamar mandi berada di bagian belakang dan terpisah dari bangunan utama.
Di halaman belakang rumah terdapat sebuah sumur yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan air..
Di dalamnya masih disimpan benda-benda yang pernah dipakai oleh Ir. Soekarno dan keluarganya,
9. Rumah HOS Tjokroaminoto, Surabaya
Rumah ini merupakan kediaman Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto, selama tinggal di Surabaya.
HOS Tjokroaminoto adalah ketua salah satu organisasi pergerakan terbesar di Hindia Belanda yaitu Sarekat Islam.
Selain dibuat usaha kos-kosan oleh istrinya, rumah ini sering dipakai oleh Tjokroaminoto untuk mengajar dan berdiskusi dengan para aktivis muda.
Beberapa di antara adalah Soekarno, Semaoen, Alimin, Musso, dan Kartosoewirjo.
10. Rumah Pengasingan Bung Hatta, Banda Neira
Rumah pengasingan Bung Hatta didirikan di atas lahan seluas 660 m², memiliki luas bangunan 441 m² dan berbatasan dengan Benteng Belgica di sebelah utaranya.
Bangunan Cagar Budaya ini berkaitan erat dengan peristiwa pengasingan tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia, yaitu Bung Hatta dan Sjahrir.
Di rumah ini, Bung Hatta menjalani hukuman pengasingan sebagai tahanan politik selama 6 tahun.
***
Semoga informasi bermanfaat, Sahabat 99.
Ikuti terus artikel menarik lainnya di Berita Properti 99.co Indonesia.
Kamu sedang mencari rumah di Bandung? Yuk, cek selengkapnya hanya di www.99.co/id!