Ada beberapa dampak yang mungkin saja terjadi, andai Indonesia terlalu bergantung kepada China. Apa saja dampak besar tersebut?
Seorang peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) bernama M. Zulfikar Rahmat pernah mengatakan, jika Indonesia pada saat ini sangat bergantung kepada China.
Melansir laman gatra.com, pernyataan tersebut diungkapkan Rahmat dalam sebuah diskusi daring dengan Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) bertajuk “Evaluasi Politik Luar Negeri dan Perubahan Ekonomi Global”, pada November 2020 lalu.
Hal pertama yang membuat Indonesia terlalu bergantung kepada China karena China merupakan investor terbesar kedua setelah Singapura, sekaligus mitra dagang RI.
Selain itu, China juga jadi negara tujuan ekspor terbesar RI, pada tahun 2019 dengan nilai US$25,8 juta atau sekitar 16,68% dari total ekspor.
“Pada 2019 Tiongkok turut menjadi sumber impor terbesar Indonesia senilai US$44,5 juta setara dengan sepertiga total impor Indonesia,” ungkap Zulfikar.
Kemudian, beberapa waktu lalu Indonesia sudah sepakat akan menggunakan mata uang Yuan dalam perdagangan serta investasi.
Menurut sang peneliti, hal itu adalah tahapan luar biasa dalam hubungan RI dengan China.
Masih melansir laman gatra.com, Zulfikar menjelaskan, bila ‘pendekatan’ China ke Indonesia, tak hanya soal politik dan ekonomi.
Lebih dari itu, ada pula pendekatan melalui budaya.
“Belakangan ini saya melakukan penelitian terhadap salah satu institusi Konghucu yang ada di Malang dan saya menemukan bahwa apa yang diajarkan di sana sangat erat kaitannya dengan kepentingan politik dan ekonomi Tiongkok,” ungkapnya.
Dampak Besar yang Mungkin Terjadi Bila Indonesia Terlalu Bergantung kepada China
Lalu, apakah dampak besar yang mungkin terjadi bila Indonesia terlalu bergantung kepada China?
Jawabannya ada.
Hal ini terungkap dari artikel yang dimuat oleh theconversation.com yang ditulis Yeta Purnama, seorang mahasiswi Universitas Islam Indonesia.
Beberapa dampak yang bisa terjadi jika Indonesia terlalu bergantung kepada China, antara lain:
1. Segi Ekonomi
Catatan utang Indonesia ke China dinilai terlalu mengkhawatirkan, contohnya tahun 2019, nilai utang Indonesia mencapai US$ 17,75 miliar atau meningkat 11% jika dibandingkan tahun 2017.
Nilai utang tersebut konon bisa terus bertambah seiring masuknya proyek Belt and Road Initiatives (BRI) yang sudah disepakati.
Dikhawatirkan, dengan nilai utang yang besar akan meningkatkan risiko gagal bayar, seperti yang dialami oleh Sri Lanka.
Masih melansir laman theconversation.com, kejadian yang dialami Sri Lanka menghadirkan spekulasi bila China sengaja merencanakan ‘diplomasi perangkap utang’, sehingga tampak seperti punya niat untuk mengeksploitasi ekonomi dari negara pengutang.
2. Segi Politik
Selain ekonomi, ada dampak lain jika Indonesia terlalu bergantung kepada China, salah satunya dari segi politik.
Bila Indonesia terlalu bergantung ke China, ditakutkan akan bikin RI sulit melawan secara tegas atas perlakuan China di Laut China Selatan.
Seperti kita tahu, jika China dalam beberapa tahun terakhir kapal-kapalnya kerap dilaporkan masuk ke wilayah RI tanpa izin.
Solusi
Ada beberapa solusi yang bisa dilakukan Indonesia.
Menurut laman theconversation.com, salah satunya dengan melakukan negosiasi ulang dengan China agar Indonesia menghindari jebakan utang.
Hal ini pernah dilakukan oleh Malaysia ketika menegosiasi ulang dengan pihak Beijing yang dilakukan oleh Mahathir Mohamad.
Pada saat itu Malaysia sanggup membuat perjanjian ulang sehingga total nilai biaya proyek bisa dikurangi.
Kemudian mengingat kondisi China pada saat ini yang tidak menentu, di mana ledakan Covid-19 di kota besar seperti Beijing memaksa China memberlakukan lockdown yang berdampak pada berbagai hal.
***
Semoga bermanfaat, Sahabat 99.
Baca artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Derwati Mas Estate bisa jadi opsi untuk mendapatkan hunian nyaman yang berada di Kota Bandung.
Temukan informasi lebih lengkap hanya di www.99.co/id dan rumah123.com, karena kami selalu #AdaBuatKamu.
Cek sekarang juga!