Bagi kamu yang berencana membeli rumah dari developer ada baiknya memperhatikan sejumlah hal termasuk jargon yang ditawarkan: rumah siap huni. Ternyata, ini fakta di balik jargon tersebut!
Sahabat 99, apakah kamu berencana membeli rumah dalam waktu dekat?
Bagi kamu yang ingin segera membeli rumah ada baiknya jangan terburu-buru.
Saat membeli rumah, ada baiknya kamu memperhatikan sejumlah hal.
Tak jarang saat kita mencari rumah dari berbagai media seperti brosur atau situs properti, kita mendapati jargon rumah siap huni.
Jargon tersebut juga kerap ditemui di pameran properti dengan memberikan penawaran yang menarik.
Lantas, seperti apa sih fakta rumah siap huni yang kerap digaungkan pengembang?
Apa Itu Rumah Siap Huni?
Rumah siap huni berbeda dengan rumah inden.
Rumah inden umumnya dijual meski belum siap dihuni karena proses pembangunannya belum dimulai oleh pengembang.
Pengembang akan membangun rumah tersebut jika konsumen sudah membayar atau proses KPR di acc oleh bank.
Rumah siap huni adalah hunian yang sudah tersedia atau pembangunannya telah selesai sehingga langsung bisa ditempati.
Dengan kata lain, rumah tersebut bisa disebut sebagai hunian yang sudah jadi atau ready stock.
Namun, ternyata ada fakta yang jarang diketahui semua orang mengenai jargon tersebut.
Bagi kamu yang tertarik beli rumah jadi, simak faktanya secara detail di bawah ini.
Fakta Rumah Siap Huni
Salah satu pertanyaan yang kerap ada dibenak konsumen adalah apakah benar hunian siap huni itu dipastikan sudah tersedia secara keseluruhan?
Hal ini baik dari progres rumah hingga Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU) di perumahan tersebut.
Menurut Manager Research & Consultancy Coldwell Banker Commercial Angra Angreni, fakta di lapangan sangatlah berbeda.
“Tidak semua rumah siap huni sudah dilengkapi dengan fasilitas pendukung di dalam kawasan. Bahkan, alih-alih fasilitas kawasan, ya, landscape seperti taman-taman terkadang belum ditata dengan baik,” kata Angra pada 99.co Indonesia.
Dengan kata lain, kata dia, rumah siap huni hanya terhitung pada hunian yang sudah jadi atau tersedia.
Hanya saja, secara kawasan atau PSU terkadang belum siap sepenuhnya.
Fasilitas Menyusul
Angra mengatakan bahwa di balik jargon tersebut, adakalanya pengembang menunggu penjualan sampai batas tertentu misalnya sampai mencapai 50 persen.
Setelah itu, fasilitas PSU di perumahan secara bertahap juga dibangun.
“Pengembang yang baik, biasanya akan mention seperti ini sehingga konsumen juga bisa mengetahui target fasilitas nantinya apa dan kapan akan ready,” tuturnya.
Bahkan, hampir setiap pengembang perumahan melakukan tersebut tak terkecuali pengembang besar.
Artinya, fokus pengembang lebih mengarah pada ke penyediaan rumah terlebih dahulu, sedangkan fasilitas lainnya menyusul.
Hati-hati Jargon Rumah Siap Huni
Bagi kamu yang tertarik beli rumah jadi ada baiknya jangan mudah terbuai dengan jargon tersebut.
Namun, bagi kamu yang telanjur tertarik dengan rumah jadi maka ada hal yang harus diperhatikan.
Angra menyarankan supaya end user atau konsumen memperhatikan betul kualitas bangunan.
“Jangan sampai malah keluar biaya lagi untuk renovasi segala macam,” ujarnya.
Angra menilai bahwa konsumen jangan hanya melihat dari sisi fasadnya saja, namun ketahui pula spesifikasi bangunan.
Perlu juga perhatikan keamanan dan lingkungan di dalam kawasan perumahan meskipun fasilitas belum tercakup semua.
Jadi, hati-hati saat membeli rumah jadi dan jangan mudah terbuai dengan rayuan jika kamu belum melihat secara langsung rumah tersebut.
Kekurangan Rumah Siap Huni
1. Desain Tidak Bisa Custom
Angra mengatakan bahwa salah satu kekurangan rumah jadi adalah desain tidak bisa custom atau disesuaikan dengan permintaan.
“Dari sisi desain, spesifikasi dan kualitas bangunan, layout ruangan, ukuran masing-masing ruang sudah given, artinya gak bisa di apa-apain lagi, ya,” ujar dia.
Padahal, terkadang konsumen punya selera dan kebutuhan yang berbeda-beda terhadap layout dan ukuran ruangan.
Berbeda dengan inden, konsumen masih bisa custom sesuai kebutuhan.
2. Usia Bangunan
Selain itu, kekurangan lainnya adalah dari usia bangunan.
Menurut Angra, tak jarang usia hunian siap huni sudah berjalan alias tidak baru lagi.
“Artinya, rumah yang didapat konsumen gak baru-baru amat,” jelasnya.
3. Harga Rumah Lebih Mahal
Harga rumah juga terbilang cukup mahal daripada inden.
Dengan kata lain, ini berpengaruh pada capital gain.
Hal ini jika konsumen akan menjadikan rumah tersebut sebagai investasi maka capital gain yang ingin dicapai tidak bisa terlalu tinggi.
4. Tidak Fleksibel
Kekurangan lainnya adalah kemudahan financing.
Dia menyebut bahwa rumah jadi tidak sefleksibel rumah inden di mana masih bisa mengharapkan diskon, promo, dan kemudahan cara bayar.
“Akan ada surcharge yang dikeluarkan jika konsumen melakukan renovasi terhadap rumah jadi,” tuturnya.
Kelebihan Rumah Siap Huni
Meskipun begitu, Angra menyebut bahwa konsumen yang telanjur memilih rumah jadi jangan terlalu khawatir.
Hal ini karena rumah jadi juga memiliki kelebihan.
Menurut dia, konsumen tidak perlu khawatir mengenai kepastian pembangunan.
Hal ini karena konstruksi proyek seringkali menjadi isu sehingga konsumen perlu ada jaminan dalam kepastian pembangunan.
“Selanjutnya, konsumen dapat langsung menghuni rumah tersebut sesuai kebutuhan, konsumen dapat langsung menjadikan rumah sebagai sarana investasi, misalnya, bisa langsung disewakan,” katanya.
***
Semoga informasi di atas bermanfaat, Sahabat 99.
Pantau artikel menarik lainnya hanya di Berita 99.co Indonesia.
Kamu sedang cari rumah siap huni?
Pastikan cek dari sekarang hanya di www.99.co/id!