Floating rate adalah istilah yang wajib kamu ketahui jika kamu ingin mengajukan KPR. Yuk, cari tahu lebih lengkapnya di sini!
Hadirnya program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) memang menjadi angin segar bagi mereka yang ingin memiliki hunian pribadi.
Nah, dalam program KPR ini, calon nasabah akan dihadapkan pada dua pilihan suku bunga.
Salah satunya adalah floating rate atau suku bunga mengambang.
Floating rate adalah jenis bunga yang wajib kamu pahami sebelum daftar KPR agar tidak merasa rugi di tengah-tengah cicilan.
Untuk itu, yuk, simak ulasan lengkap seputar suku bunga mengambang mulai dari kelebihan, kekurangan, hingga maksimal bunganya di bawah ini!
Floating Rate Adalah…
Floating rate adalah nilai suku bunga KPR yang tidak tetap alias naik-turun mengikuti angka bunga.
Angka bunga ini ditetapkan oleh pasar Indonesia dan internasional seperti LIBOR dan SIBOR.
Ketika suku bunga pasaran sedang naik, maka bunga yang diterapkan pada cicilan kredit pun akan secara otomatis bertambah.
Oleh karena angkanya fluktuatif, pihak bank dan penyedia kreditnya biasanya tidak pernah mencantumkan jumlah suku bunga pada angsuran brosurnya.
Kelebihan dan Kekurangan Floating Rate
Floating rate atau suku bunga mengambang memiliki kecenderungan angka bunga yang tidak pasti.
Walaupun cenderung tidak pasti, nyatanya jenis suku bunga ini bisa membawa keuntungan tersendiri, lo.
Saat bunga acuan dari BI turun, maka cicilan pun akan ikut turun.
Dalam kasus tersebut, kamu bisa menghemat sampai puluhan persen uang yang biasanya dikeluarkan.
Namun, layaknya penurunan suku bunga, kenaikan suku bunga juga dapat melonjak kapan saja.
Hal ini menjadi kekurangan floating rate yang tidak akan cocok untuk dipilih jika kamu berencana mengambil kredit jangka panjang.
Seperti kredit rumah yang tenornya bisa mencapai 25 tahun, misalnya.
Perbedaan Floating Rate dan Fixed Rate
Terdapat dua jenis suku bunga yang biasanya ditawarkan saat kamu memutuskan untuk mengajukan pinjaman, yakni floating dan fixed rate.
Floating rate adalah suku bunga yang memiliki kecenderungan angka yang tak pasti.
Sebaliknya, fixed rate adalah jenis suku bunga yang nilainya tidak akan berubah selama periode peminjaman.
Nasabah yang memilih suku bunga tetap akan mendapat angsuran setiap bulan.
Karena angkanya yang tak berubah, fixed rate sangat cocok untuk mereka yang memang memiliki penghasil tetap setiap bulannya.
Pilihan ini juga tepat bagi mereka yang tidak ingin mengambil banyak risiko.
Namun, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan dari suku bunga tetap.
Misalnya, kamu tidak bisa komplain untuk menurunkan cicilan kredit saat nasabah floating rate mendapatkan diskon karena suku bunga KPR turun.
Kamu juga wajib waspada karena nilai angsuran pada suku bunga tetap umumnya relatif lebih besar dibanding suku bunga mengambang.
Maksimal Bunga Floating KPR
Seperti yang disinggung sebelumnya, fixed rate tidak berubah nilainya selama beberapa periode tertentu.
Dilansir oleh indonesiapropertiexpo.com, ada beberapa suku bunga tetap yang biasa ditawarkan.
Contohnya adalah suku bunga tetap 5,8 persen selama dua tahun, 6,5 persen selama tiga tahun, dan 8,75 persen untuk lima tahun.
Setelah masa bunga fixed berakhir, berlakulah suku bunga mengambang yang besarannya tidak melebihi suku bunga tetap.
Suku bunga mengambang ini berlaku fluktuatif namun tetap berada maksimal di angka 12 persen.
Jadi, jika suku bunga acuan naik jadi 13 persen, suku bunga mengambang yang berlaku berada pada batas maksimalnya saja.
Simulasi Perhitungan Bunga Floating KPR
Pada dasarnya, perhitungan cicilan bunga floating KPR bisa dihitung dengan menggunakan dua cara, yakni skema efektif dan anuitas.
Agar lebih paham, kami akan suguhkan simulasi perhitungannya.
Sebagai referensi, inilah data yang akan digunakan pada simulasi perhitungan floating rate.
- Pokok pinjaman: Rp300 juta
- Tenor: 15 tahun (180 bulan)
- Suku bunga: 10 persen (tahun pertama) lalu 12 persen (tahun kedua)
1. Skema Efektif
Pada perhitungan skema efektif, acuan utama yang harus diperhatikan adalah saldo pinjaman.
Ini berarti saldo pinjaman bulan sebelumnya akan dimasukkan ke dalam perhitungan angsuran periode berikutnya.
Formula yang digunakan dalam perhitungan skema Efektif adalah sebagai berikut
- Pokok pinjaman = total pinjaman/tenor (dalam bulan)
- Angsuran bunga = saldo pinjaman bulan sebelumnya x suku bunga per tahun x (30/360)
Angka 30 pada rumusan ini adalah jumlah hari dalam sebulan.
Sementara, angka 360 berarti jumlah hari dalam setahun.
- Total angsuran yang dibayarkan = pokok pinjaman + angsuran bunga
Dengan rumus di atas, mari simulasikan berapa besar cicilan yang harus dibayar adalah sebagai berikut.
Pokok pinjaman: Rp 300 juta/180 bulan = Rp 1.666.666 per bulan
Angsuran bunga: Rp300 juta x 10 persen x (30/360) = Rp2.500.000
Total angsuran bulan ke-1 tahun pertama
Angsuran pertama: Rp1.666.666 + Rp2.500.000 = Rp4.166.666
Total angsuran bulan ke-2 tahun pertama
(Rp300 juta – Rp1.666.666) x 10 persen x (30/360) = Rp2.486.111
Angsuran kedua: Rp1.666.666 + Rp2.486.111 = Rp4.152.777
Apabila bunga pada tahun kedua naik menjadi 12 persen, tinggal hitung menggunakan rumus yang sama.
Namun, saldo pokok pinjaman sudah berkurang karena cicilan sudah dibyar setahun sebelumnya.
2. Skema Anuitas
Dibanding skema sebelumnya, skema anuitas terbilang lebih sering digunakan pihak bank.
Skema ini sebenarnya mirip dengan efektif, tetapi besaran angsuran setiap bulannya dibuat sama.
Namun, jangan sampai kamu menyamakannya dengan skema flat.
Pada skema flat, tidak ada perubahan angsuran bunga.
Bisa dianggap, skema anuitas adalah kombinasi dari skema flat dan efektif.
Mengapa Floating Rate Kerap Direkomendasikan
Meski memiliki nilai yang dapat berubah sewaktu-waktu, sejumlah ahli tetap menyarankan nasabah untuk memilih floating rate.
Alasannya, jika saat periode fixed rate yang Property People pilih berakhir, beberapa bank akan menaikan suku bunga di atas bunga acuan yang berlaku di pasaran.
Hal tersebut tentu akan memberatkan dan merugikan nasabah yang tidak menyiapkan cadangan dana.
Walhasil, risiko kredit KPR macet pun semakin besar.
Tak hanya itu, bank yang memberlakukannya dari awal biasanya memberikan penawaran berupa potongan suku bunga.
Hasilnya adalah suka bunga KPR ini bisa lebih rendah daripada suku bunga acuan.
***
Semoga artikel di atas bermanfaat untuk Property People.
Cek artikel seputar KPR lainnya untuk disimak di Google News Berita 99.co Indonesia..
Akses sekarang juga situs properti favorit 99.co/id dan Rumah123.com untuk dapatkan hunian impianmu, karena kami selalu #AdaBuatKamu.
Ada banyak pilihan menarik saat kamu mencari hunian impianmu, seperti kawasan Kolmas Regency di Cimahi.