Pengembang properti memprediksi harga rumah tapak dan apartemen akan meningkat seiring dengan berjalannya pemilu 2024. Berikut penjelasan selengkapnya!
Di tahun 2024, Indonesia akan kembali mengadakan pemilihan umum (pemilu) untuk presiden dan wakil presiden.
Perhelatan pemilu ini diperkirakan akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Secara spesifik, kabarnya harga rumah akan mengalami kenaikan signifikan.
Untuk lebih jelasnya, langsung saja simak informasi dalam artikel berikut ini, ya!
Harga Rumah Diprediksi Naik Usai Pemilu
Optimisme akan pertumbuhan sektor properti ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Real Estate Indonesia (REI), Hari Gani.
Menurutnya, kenaikan harga rumah akan terjadi seiring dengan membaiknya sisi makroenokomi dalam negeri.
Selain itu, rampungnya sentimen tahun politik juga berperan besar terhadap perubahan pasar.
“Setelah 2024 kita optimis tidak ada gangguan makro. Baik ekonomi makro maupun politik,” tegas Hari dilansir dari ekonomi.bisnis.com, Kamis (4/8/2023).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa saat ini rata-rata kenaikan harga properti per tahun ada di angka 5 persen.
Angka tersebut menunjukkan bahwa pasar properti sudah mengalami perbaikan setelah pandemi Covid-19.
Adapun pertumbuhan positif ini terutamanya terlihat di kawasan yang mapan seperti wilayah selatan Tangerang, yakni Serpong.
“Sekarang kawasan paling mapan itu Serpong ada 10.000 hektare properti skala besar di sana. Karena itu, kenaikan kawasannya itu semakin baik dan semakin mahal. Terlebih hari ini mereka terus membangun sekolah, mal, outlet hingga tempat wisata baru,” jelas Hari.
Lebih lanjut, menurutnya kenaikan harga rumah juga akan terlihat di kawasan Cileungsi, Cibubur, Depok, Cinere, dan Sawangan.
Selain itu, kawasan apartemen berkonsep transit oriented development (TOD) juga diprediksi akan mengalami kenaikan harga yang signifikan.
Ini karena huniannya memiliki akses transportasi yang baik sehingga dapat memudahkan mobilitas penduduk.
Inflasi Turut Mendorong Kenaikan Nilai Properti
Jika dikaji lebih lanjut, sebenarnya pendorong utama kenaikan nilai properti adalah inflasi.
Ini karena inflasi di tahun pemilu diprediksi akan lebih tinggi dari tahun ini.
“Inflasi pada tahun ini maksimal akan berada di angka 2,5 persen. Sementara di tahun pemilu prediksinya di kisaran lebih dari 2,5 persen, tetapi tidak akan menyentuh angka 3 persen,” kata Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal, dilansir dari nasional.kontan.co.id, Kamis (4/8/2023).
Fenomena ini terjadi karena menjelang pemilu pemerintah akan berusaha menahan kenaikan harga.
Sementara setelah pemilu berakhir, penetapan kebijakan baru akan mendorong perubahan harga dan meningkatkan angka inflasi.
Seiring dengan tingkat inflasi yang tinggi ini, harga rumah dan properti lainnya juga akan cenderung naik.
***
Semoga informasi di atas bermanfaat untukmu, ya.
Temukan beragam informasi menarik lainnya hanya di Google News Berita 99.co Indonesia.
Kamu sedang mempertimbangkan untuk memiliki hunian?
Membeli rumah bisa #segampangitu melalui situs www.99.co/id, lo!
Dapatkan artikel bermanfaat lainnya di laman www.99updates.id.