Meski masih berada di masa pandemi, Bank Indonesia mengungkapkan bahwa harga rumah tapak atau properti residensial naik tipis di kuartal IV-2020.
Dilansir dari kompas.com, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Erwin Haryo mengatakan data ini diambil dari Survei Harga Properti Residensial (SHPR).
Berdasarkan dari SHPR, Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada periode kuartal empat tahun 2020 mengalami kenaikan sebesar 1,43 persen secara tahunan.
Menurut Erwin, kenaikan IHPR ini sedikit lebih rendah dibandingkan dengan IHPR di kuartal ketiga 2020.
“Hal ini tercermin dari kenaikan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan IV-2020 sebesar 1,43 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 1,51 persen (year on year),” ujar Erwin.
Erwin juga memperkirakan IHPR akan terus tumbuh sampai 1,17 persen di kuartal I-2021.
Selain Harga Rumah Tapak Naik, Volume Penjualan Juga Menunjukan Perbaikan
Selain harga rumah tapak yang naik, data juga menunjukan bahwa volume penjualan rumah ikut mendapatkan perbaikan.
Namun, perbaikan tersebut berada dalam kondisi yang masih terkontraksi.
Pada kuartal IV-2020, volume transaksi penjualan mengalami minus 20,59 year on year dari kuartal sebelumnya.
Di kuartal tiga 2020, volume transaksi penjualan tercatat mengalami kontraksi 30,93 year on year.
“Penurunan penjualan properti residensial ini terjadi pada seluruh tipe rumah,” ucap Erwin.
Sama dengan sektor lainnya, penyebab kontraksi penjualan ini terjadi karena adanya pandemi Covid-19.
Keberadaan pandemi Covid-19 dan berlangsungnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai daerah di Indonesia menjadi alasan turunnya volume penjualan rumah di Indonesia.
Namun meski mengalami kontraksi, program pembangunan rumah tapak masih akan terus dilanjutkan oleh pemerintah.
Program pembangunan ini dibuat menggunakan pembiayaan non-perbankan yang masih menjadi andalan pengembang.
Hal ini terbukti dengan adanya porsi dana internal pengembang untuk pembiayaan pembangunan rumah yang tinggi.
Porsi dana internal pengembang untuk pembiayaan pembangunan rumah telah mencapai 65,46 persen dari total modal di kuartal empat 2020.
“Untuk pembangunan properti residensial, pengembang masih mengandalkan pembiayaan non-perbankan, sementara yang masih mengandalkan sumber dari perbankan itu dari sisi konsumen yaitu pembiayaan kreditnya,” kata Erwin.
***
Itulah berita lengkap mengenai naiknya harga rumah tapak di Indonesia pada kuartal empat 2020 menurut Bank Indonesia.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi kamu.
Kamu sedang mencari rumah di Bogor?
Bisa jadi Kota Wisata Cibubur adalah jawabannya!
Cek saja di 99.co/id untuk menemukan rumah idamanmu!