Cerita Kita

Inspirasi Mini Bar Dapur Black Vanilla House, Area Kumpul Keluarga dengan Konsep Tongkrongan ala Kafe Kekinian

4 menit

Bermula dari ide sederhana, Ria Tanaya bertekad mewujudkan area memasak yang nyaman di lantai dua berupa mini bar dapur sesuai konsep yang diinginkan.

Ria Tanaya adalah kalangan milenial yang memiliki rumah impiannya bersama suami, Arsa Swastyastudi, di usia yang masih muda.

Wanita yang biasa disapa Yaya itu merancang sendiri interior rumahnya tanpa bantuan jasa arsitek.

Salah satu bagian menarik di rumah yang bertajuk Black Vanilla House ini adalah mini bar dapur.

Mini bar yang terletak di lantai dua itu berkonsep unik, aesthetic, dan menarik.

Menurut Yaya, konsep awal pembuatan mini bar tersebut adalah keinginan untuk memiliki area memasak kecil-kecilan di lantai dua.

Misalnya untuk membuat minuman hangat atau memasak makanan instan pada waktu malam. Hal ini mengingat letak dapur utama dan ruang makan berada di lantai satu

“Jadi akan sangat ‘mager’ sekali jika malam hari kami terbangun dan harus turun tangga untuk sekadar minum hangat atau ngemil,” katanya pada 99.co Indonesia.

Lantas, seperti apa kisah pembuatan mini bar dapur tersebut? Simak selengkapnya!

Inspirasi Mini Bar Dapur Black Vanilla House

1. Mini Bar dengan Konsep Tongkrongan

mini bar dapur

Bermula dari keinginannya itu, Yaya mulai merencanakan konsep untuk mini barnya kelak.

Konsep yang diinginkan Yaya adalah membuat dapur dan ruang makan di lantai dua dengan konsep tongkrongan.

Jika biasanya posisi dapur berada di belakang rumah dengan letak tersembunyi, namun tidak demikian dengan Yaya.

Alih-alih memposisikan dapur di bagian belakang rumah, Yaya memilih menonjolkan mini bar sehingga lebih terekspos.

“Kami terapkan sistem open kitchen, dapur dibuat terbuka menghadap depan, akses ke dapur menjadi lebih mudah. Selain itu, [aktivitas] memasak, menyajikan, sampai makan bersama pun bisa langsung di satu tempat,” ujarnya.

Letaknya pun dekat dengan jendela besar sehingga membuat cahaya dan sirkulasi udara berjalan dengan lancar.

Selain itu, kata dia, pemandangan pada dapur mini bar juga terjangkau.

“Akses menuju ke balkon atau teras juga mudah,” kata Yaya.

Konsep tongkrongan mini bar dapur Black Vanilla House mengingatkan pada desain kafe-kafe kekinian.

2. Berdesain Industrial

mini bar dapur

Mini bar dapur Black Vanilla House berukuran panjang 2,5 meter, lebar 1,8 meter, dan tinggi 0,85 meter.

Mulai dibangun pada 2017, Yaya mengatakan bahwa desain mini bar dapur tersebut adalah industrial. Desain tersebut serupa dengan konsep keseluruhan rumah ini yaitu industrial tropical.

Aksen industrial kental dengan penggunaan material dan dinding setengah jadi atau unfinished.

Namun, Yaya juga menambahkan material kayu untuk menampilkan kesan hangat pada dapur ini. Salah satunya adalah kayu trembesi 2,5 meter pada area serving.

Jadi, gaya industrial pada dapur ini tampak tidak terlalu maskulin dan kaku.

3. Dekorasi Fungsional

mini bar dapur

Dekorasi mini bar Black Vanilla House dirancang secara fungsional sekaligus dapat dimanfaatkan. Dekorasi tersebut tidak terlalu ramai.

Dekorasi pada mini bar dapur ini antara lain lampu gantung, ambalan pada dinding, dan aksen kayu kotak di tengah roster sebagai pajangan.

“Untuk lampu gantung kami pilih dari material logam, diamond shaped dari kawat logam, bohlam-nya pakai edison, supaya dapat kesan vintage-nya,” ujar Yaya.

Sementara ambalan yang dipajang hingga atas dinding menggunakan bahan kayu dan logam tanpa menggunakan kitchen kabinet.

“Aneka perintilan perkopian yang kami display di ambalan dapat sekaligus menjadi dekorasi yang cukup menarik, semakin menonjolkan aura tongkrongan.”

Adapun area penyimpanan peralatan aktivitas memasak berada di bawah meja bar dengan kondisi masih terbuka.

Planning-nya nanti ditutup menggunakan perforated metal sehingga kesan industrial dan fungsionalnya dapat,” tuturnya.



4. Unik dan Menonjol dengan Roster

mini bar dapur

Saat merancang ide mini bar ini, Yaya berpikir bagaimana caranya agar bentuk bar ini nantinya tampak unik dan menonjol, namun minim effort dan bisa mencuri perhatian.

Pada akhirnya, Yaya dan suami membuat roster beton untuk menyesuaikan dengan konsep industrial rumah Black Vanilla.

Selain unik dan menonjol, alasan membuat roster beton adalah pemasangannya yang mudah dan tidak perlu perawatan khusus.

“Harganya murah, tapi bisa langsung mengubah tampilan secara keseluruhan. Aneka motif roster memudahkan permainan ide kreatif,” ujarnya.

Meskipun demikian, Yaya mengaku sempat mengalami kendala dalam pemilihan roster. Roster dengan motif sejenis berukuran 20 cm x 20 cm tidak tersedia dan mencukupi.

Pada akhirnya, dia memilih motif lain sehingga tak heran kalau motif roster di mini bar dapur ini berbeda-beda, namun tetap unik.

“Akhirnya untuk mempercepat proses sekaligus menekan anggaran, kami memilih seadanya motif yang masih tersisa, bahkan kadang sisa motif satu-satunya. Sama-sama saling menguntungkan untuk kami dan penjual tentunya,” kata dia.

5. Biaya Membuat Mini Bar

mini bar

Banyak orang berpikir bahwa membuat mini bar dapur bisa menghabiskan anggaran hingga puluhan juta. Padahal, pembuatan mini bar bisa ditekan seminim mungkin.

Yaya mengaku, pembuatan fisik bar sampai dengan jadi di Black Vanilla menghabiskan anggaran sekitar Rp6,6 juta dan upah tukang sekitar Rp2 jutaan.

Adapun proses pembuatan mini bar ini kurang lebih 10 hari.

6. Minim Perawatan

Salah satu kelebihan dapur Black Vanilla House adalah minim perawatan. Hal ini karena pemilihan material dan finishing yang tepat.

“Minim sekali perawatan, bahan roster kami coating clear gloss dengan pelapis batu untuk antilumut, sekaligus supaya menutup pori-pori roster supaya tidak terlalu banyak menyimpan debu,” ujarnya.

Meski demikian, Yaya tetap memperhatikan perawatan pada bagian roster dengan cara dibersihkan menggunakan kuas atau alat penghisap debu.

Adapun untuk bagian lain seperti top table yang berbahan granit dan kayu, Yaya dan suami cukup mengelapnya menggunakan kain basah atau cairan pembersih serbaguna.

Material kayu juga tak lepas dari perhatian karena meskipun kuat dan tahan cuaca, akan tetapi berisiko lapuk jika berada di tempat yang terlalu lembap.

“Apalagi jika pemilihan bahannya kurang baik. Kayu muda, atau kayu yang belum diproses atau belum di oven, risiko bubukan atau lapuknya lebih tinggi,” katanya.

7. Area Kumpul Keluarga

mini bar dapur

Mini bar dapur Black Vanilla House adalah area multifungsi bagi Yaya dan keluarga. Tidak cuma aktivitas memasak, dapur tersebut jadi tempat nongkrong bersama teman-teman.

Konsepnya yang open kitchen membuat kegiatan memasak, makan, dan minum bisa dilakukan di satu tempat yang sama karena area dapur terjangkau dengan mudah.

“Kami biasa nongkrong ramai-ramai bersama teman atau keluarga. Menghabiskan waktu untuk mengobrol dan makan dengan santai atau bermain. Ada yang duduk di kursi bar, sofa, ada yang memilih lesehan, sampai tidur-tiduran gegoleran,” tuturnya.

Jika area mini bar terlalu ramai, lanjut Yaya, beberapa orang juga dapat duduk di teras sambil menikmati angin yang berembus di sana.

Informasi Mini Bar Dapur Black Vanilla House

Konsep: Open kitchen
Desain: Industrial
Ukuran: 2,5m x 1,8m x 0,85m
Bahan utama material: Tembok bata ringan, roster, granit, kayu, rangka besi galvani
Tahun pembuatan: 2017
Lokasi: Lombok, NTB
Biaya pembuatan: Rp6,6 juta, upah tukang Rp2 juta
Arsitek: –
Instagram: @blackvanilla.house
YouTube: BlackVanilla House

***

Semoga menginspirasi.

Simak artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.

Jangan lupa, kunjungi www.99.co/id dan rumah123.com untuk menemukan rumah impian!

**Sumber foto: dokumentasi black vanilla house



Ilham Budhiman

Content Editor
Lulusan Sastra Daerah Unpad yang pernah berkarier sebagai wartawan sejak 2017 dengan fokus liputan properti, infrastruktur, hukum, logistik, dan transportasi. Saat ini, fokus sebagai penulis artikel di 99 Group.
Follow Me:

Related Posts