Pupuk kandang ialah media tanam yang berasal dari kotoran hewan dan digunakan sebagai penyubur tanaman. Yuk, cari tahu jenis dan karakteristik lebih jauh tentang pupuk kandang di sini!
Pupuk kandang memiliki peran yang bisa memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
Komposisi unsur hara yang ada di dalamnya sangat tergantung pada jenis hewan, alas kandang, dan pakan yang diberikan pada hewan tersebut.
Seperti jenis pupuk organik lainnya, pupuk kandang memiliki banyak kelebihan, seperti merangsang aktivitas biologi tanah dan memperbaiki sifat fisik tanah.
Hanya saja, ia memiliki beberapa kelemahan berupa bentuknya yang kamba (bulky) dan tidak steril, sehingga rentan memberi bibit penyakit atau parasit pada tanaman.
Pada umumnya, pupuk kompos mudah dibuat dan penggunaan teknologinya pun sederhana.
Semua kalangan bisa membuatnya, baik dari cakupan pertanian maupun sekadar keperluan pekarangan.
Nah, kira-kira apa saja jenis pupuk kandang beserta karakteristiknya?
Jenis-Jenis Pupuk Kandang Beserta Karakteristiknya
Jenis pupuk alami ini terdiri atas bentuk padat ataupun cair.
Pupuk padat biasanya didapatkan dari tahi (feses) sedangkan pupuk cair diambil dari air kencing (urine).
Ada juga yang diambil dari campuran feses dan urine yang berbentuk campuran kental seperti lumpur.
Selain itu, ada juga pupuk kandang yang berupa campuran antara kotoran dengan material lain, seperti kotoran ayam bercampur sekam padi yang dijadikan alas kandang atau kotoran sapi.
Berikut ini adalah jenis pupuk kandang yang banyak dipergunakan untuk kebutuhan pertanian, dilansir dari alamtani.com.
1. Kotoran Sapi
Jenis pupuk ini memiliki kandungan serat tinggi yang berasal dari senyawa rantai karbon.
Selain serat, kotoran sapi memiliki kadar air tinggi yang bisa membuat ongkos pemupukan menjadi mahal karena bobot pupuk cukup berat.
Kotoran sapi telah dikomposkan dengan sempurna atau telah matang apabila berwarna hitam gelap, teksturnya gembur, tidak lengket, suhunya dingin, dan tidak berbau.
2. Kotoran Ayam
Kotoran ayam sangat diminati petani sayuran daun karena reaksinya cepat, sehingga cocok dengan karakter sayuran daun yang mempunyai siklus tanam pendek.
Pupuk ini biasanya diambil dalam bentuk campuran dengan sekam padi, terutama untuk kotoran ayam pedaging (broiler).
Walaupun begitu, kotoran ayam rentan membawa bibit penyakit, terutama bakteri jenis Salmonella.
Oleh karena itu, pemanfaatannya harus hati-hati dan digunakan sesuai kebutuhan.
Hal lainnya yang harus diperhatikan adalah, penggunaan obat-obatan dan hormon pada peternakan ayam akan terbawa ke dalam kotoran ayam.
Kontaminasi ini tentunya tidak diharapkan bagi petani sayur organik.
3. Kotoran Kambing
Kotoran kambing memiliki bentuk berupa butiran bulat yang sulit dipecah secara fisik.
Kotoran kambing dianjurkan untuk dikomposkan terlebih dahulu sebelum digunakan hingga pupuk menjadi matang.
Adapun ciri-ciri kotoran kambing yang telah matang, yaitu suhunya dingin dan kering, serta tidak memiliki bau.
Pupuk ini sangat cocok dipakai saat waktu pemupukan kedua untuk merangsang tumbuhnya bunga dan buah.
4. Air Kencing
Selain kotoran yang berbentuk padat, urine ternyata bisa dijadikan pupuk cair.
Urine sendiri merupakan buangan dari sisa-sisa metabolisme dalam tubuh yang mengandung kadar nitrogen tinggi sebagai hasil dari perombakan metabolisme protein.
Adapun urine yang paling populer digunakan sebagai pupuk cair adalah urine kelinci, karena memilki kandungan unsur hara yang cukup tinggi, yaitu mencapai 2,72%.
Cara penggunaannya pun cukup mudah, yaitu dengan mengencerkan 1 liter urine ke dalam 20 liter air bersih.
Kemudian campuran tersebut disemprotkan pada tanaman sebagai pupuk daun.
***
Semoga informasinya bermanfaat ya, Sahabat 99.
Simak berita dan informasi menarik lainnya hanya di portal Berita 99.co Indonesia.
Kamu sedang mencari rumah di Jakarta Utara?
Bisa jadi Manhattan Residence adalah jawabannya!
Cek saja di 99.co/id untuk menemukan rumah idamanmu!