Beberapa tahun lalu, Program Sejuta Rumah yang digagas Presiden Joko Widodo sempat ramai diperbincangkan, bagaimana kabar program ini kini?
Program Sejuta Rumah pada awalnya disebut sebagai program unggulan bagian dari Nawacita yang menjadi fokus kerja Jokowi di periode pertama.
Menurut Basuki Hadimoeljono sendiri, program ini adalah wajah terdepan untuk proyek pembangunan nasional.
Namun, belakangan ini kabar soal Program Sejuta Rumah sudah tak bergaung sekeras dulu.
Hal ini tentu menjadi perhatian besar masyarakat, terutama mereka yang memang berharap banyak untuk terwujudnya program ini.
Apa Kabar Program Sejuta Rumah Kini?
Sejak pertama kali diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo pada 29 Agustus 2015, Program Sejuta Rumah memiliki target 5 juta unit per Agustus 2019.
Namun, sayangnya target tersebut dipastikan tak tercapai sesuai rencana.
“Capaian Program Sejuta Rumah status per 5 Agustus 2019 mencapai angka 735.547 unit.
Jadi kita punya target tahun 2019 untuk mendongkrak kekurangannya dari total akumulatif menjadi 5 juta unit. Kita bisa capai kurang lebih 4,79 juta atau 94% dari total target.
Baca Juga:
Pemerintah Minta Swasta Bangun Hunian Terintegrasi Transportasi Publik
Jadi kurangnya tidak terlalu banyak,” beber Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Khalawi A. Hamid dalam keterangannya sebagaimana dikutip laman cnbcindonesia.com.
Jika dilihat dari grafik, angka pembangunan Program Sejuta Rumah memang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Dari yang awalnya hanya 904.758 unit di tahun 2015 meningkat jadi 1.132.621 unit per tahun 2018.
Secara keseluruhan selama tahun 2015-2018 total telah terbangun sekitar 3.542.318 unit rumah di mana 70% rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan 30% non MBR.
Berbagai Kendala dalam Proses Pembangunan Sejuta Rumah
Meskipun telah berjalan selama satu periode pemerintahan, namun proses pembangunan sejuta rumah tak terlepas dari berbagai masalah dan kendala.
Salah satu yang paling menjadi sorotan adalah soal lokasinya yang jauh atau kurang strategis.
Tapi, Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Soelaeman Soemawinata menganggap permasalahan-permasalahan tersebut masih wajar.
“Ibarat kita membangun kapal tapi sambil berlayar, tentu banyak hal yang perlu dievaluasi.
Dari segi pemerintah maupun dari segi pengembang, maupun dari segi konsumen,” ujar Soelaeman sebagaimana diwartakan FinanceDetik.
Beberapa permasalahan lain yang menjadi sorotan di antaranya penyediaan lahan (landbanking), sulitnya perizinan, hingga keterbatasan anggaran.
Bagaimana Tanggapan Masyarakat?
Selain masih memiliki kekurangan dalam proses pembangunannya, rumah bersubsidi dari Program Sejuta Rumah juga masih banyak kendala.
Keluhan utama yang disampaikan masyarakat adalah rumitnya proses persyaratan yang harus disiapkan.
Mulai dari slip gaji resmi, surat keterangan belum memiliki rumah, hingga surat kuasa pemotongan gaji langsung dari perusahaan.
Dampaknya, banyak masyarakat yang merasa sangat kebingungan dengan persyaratan-persyaratan yang cukup merepotkan tersebut.
Diharapkan, ke depannya pemerintah akan lebih menyederhanakan proses dan persyaratannya agar semua masyarakat bisa lebih mudah mengaksesnya.
Baca Juga:
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat ya, sahabat 99!
Jangan lupa bookmark Blog 99 Indonesia agar tak ketinggalan artikel menarik lainnya.
Sedang mencari properti? Pastikan untuk mengakses lewat 99.co/id!