Mbak Tutut yang notabene anak Soeharto pernah memelihara hewan liar dan buas di rumahnya. Hal ini diungkap langsung oleh Mbak Tutut, pada tahun 2018 silam.
Belakangan, tren memelihara hewan liar dan buas di rumah pribadi banyak dilakukan oleh banyak orang.
Terutama oleh kalangan selebriti, sebut saja seperti Irfan Hakim, Lucky Hakim, hingga sepupu dari Raffi Ahmad, yakni Alshad Ahmad.
Namun, jauh sebelum selebriti di atas, ada salah satu keluarga Soeharto yang pernah memelihara hewan liar di kediaman pribadi pada tahun 1980an.
Keluarga Soeharto yang pernah memelihara hewan liar itu adalah Siti Hardijanti Hastuti atau akrab disapa Mbak Tutut.
Hal ini langsung diungkapkan oleh Mbak Tutut, di website pribadi, tututsoeharto.id, pada Agustus 2018 silam.
Dalam catatan yang ditulis Mbak Tutut, ia mengatakan bila pernah memelihara sejumlah hewan liar secara berurutan, dari Gajah, Singa, Beruang Madu, hingga Macan.
Anak Soeharto Memelihara Hewan Liar yang Masih Kecil
“Saya dan keluarga penyuka binatang. Binatang-binatang yang kami piara, tinggal satu rumah dan menjadi teman sepermainan anggota keluarga,” tulis Mbak Tutut.
Hewan pertama yang dipelihara Mbak Tutut di rumahnya adalah Macan yang diberi nama ‘Astrid’, pada tahun 1987-an.
Setelah Macan, kemudian keluarga anak pertama Presiden Soeharto ini pernah mempunyai bayi gajah.
“Soal Gajah… Januari 1980 Mas Indra (suami saya) pulang dari Lampung. Mas Indra telpon dan mengabarkan kalau mau membawa kado ulang tahun. Saya tanya, kadonya apa… Mas Indra bilang “lihat sendiri nanti”,” ungkapnya.
Namun, gajah yang kemudian diberi nama ‘Dumbo’ harus diambil oleh pihak kebun binatang.
Tak lama setelah diambil kebun binatang, Dumbo justru mati.
Lalu pada tahun 1984, suami Mbak Tutut memberi hadiah seekor bayi beruang madu yang mempunyai nama ‘Ochan’ dari Lampung.
“Ochan suka bermain-main dengan anak-anak saya, tidur dengan anak-anak bagai sahabatnya. Pada tahun 1984 itu Ochan masih kecil, kadang juga ikut tidur dengan saya.”
Beruang madu tersebut juga mati dan dikuburkan di halaman rumah Mbak Tutut.
Cerita lebih tragis datang dari singa peliharaan keluarga Mbak Tutut.
Sebab, singa itu harus mati karena diberi racun oleh seseorang.
“Kisah Singa agak tragis. Mungkin ada orang yang takut, kemudian dikasih makan daging. Rupanya daging itu diberi racun. Singa yang sudah menjadi sahabat sepermainan kami itu mati,” ujar perempuan yang lahir pada 1949 ini.
Diambil dari Hutan karena Masih Kecil dan Sendirian
Mungkin kamu akan bertanya-tanya, mengapa Mbak Tutut dan keluarga memelihara hewan liar dari kecil langsung dari hutan?
Menurut Mbak Tutut, gajah dan beruang madu yang pernah diambil dari hutan hidup sendirian.
“Kalaupun dikembalikan ke hutan, dia akan mati. Karena itu mas Indra mengambil keputusan biarlah saya yang memelihara,” kenangnya.
Mengenai pendapatnya tentang pelestarian hewan liar, Mbak Tutut berpandangan, jika idealnya mereka hidup bebas di alam liar, selama mempunyai keluarga.
Pasca ada aturan mengenai larangan memelihara hewan buas, Mbak Tutut dan keluarga pun sudah tidak memeliharanya lagi.
“Pendapat saya terkait pelestarian satwa liar, saya setuju binatang itu dikembalikan ke habitatnya ke hutan, selama binatang itu ada keluarganya dan dapat hidup bebas. Mereka layak hidup di hutan,” ungkapnya.
***
Semoga bermanfaat, Sahabat 99.
Baca artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Temukan rekomendasi hunian terbaik hanya di www.99.co/id dan rumah123.com.
Cek sekarang juga!