Peluang saham properti untuk pulih di tahun 2021 ini tampaknya akan terbuka lebar, bahkan diprediksi akan mengalami kenaikan hingga 30 persen. Simak ulasan selengkapnya di artikel ini!
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony memprediksi sektor properti akan pulih di tahun ini.
Namun, hal tersebut tergantung pada perkembangan kasus Covid-19, termasuk vaksinasi yang dilakukan pemerintah.
Menurut Chris, kebijakan dari pemerintah masih simpang siur sehingga tarik ulur antara perbaikan ekonomi dengan penyebaran Covid-19 masih cenderung membingungkan.
Jika Covid-19 dapat teratasi, hal ini dapat menjadi penyokong perbaikan pada sektor properti.
Kenaikan Saham Properti Dipengaruhi Pengendalian Covid-19
Kebijakan PSBB yang cenderung hanya untuk larangan berkumpul, membuat kinerja emiten properti pada 2021 diprediksi bisa meningkat dibandingkan tahun lalu.
“Tetapi tetap saja kebijakan tersebut tentu berdampak pada emiten-emiten properti. Peningkatan di tahun ini diprediksi sekitar 30 persen dari tahun lalu dari sisi pendapatan,” jelas Chris, Senin (1/2/2021) yang dikutip dari investasi.kontan.co.id.
Hal senada diutarakan Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus.
Menurutnya menekankan pemulihan sektor properti akan terjadi apabila pengendalian Covid-19 berhasil dilakukan sehingga konsumen cukup percaya diri untuk membelanjakan dananya.
“Harapannya juga dengan rendahnya inflasi saat ini Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan suku bunga karena harus ada stimulus melalui kebijakan moneter yang bisa hingga turunnya kredit dan mendorong konsumsi,” jelasnya.
Apa yang Harus Dilakukan Investor?
Apabila vaksinasi berhasil dan angka penyebaran dapat dikendalikan, Nico memprediksi tahun ini sektor properti bisa mengalami kenaikan kinerja hingga 25 persen.
Hal itu diperkuat jika tren suku bunga rendah masih berlanjut.
Kendati memiliki peluang perbaikan kinerja, Nico menyarankan investor untuk wait and see terlebih dahulu apabila ingin masuk ke sektor properti.
Namun tidak ada salahnya mengamati emiten yang masih punya fundamental baik seperti BSDE dan CTRA.
Sementara Chris justru melihat sub sektor properti konstruksi yang menarik karena terbantu efek SWF seperti WSKT dan PTPP.
Keduanya direkomendasikan beli dengan target harga masing-masing Rp1.800 dan Rp2.000.
Kilas Balik Saham Properti di Awal Tahun 2020
Di awal tahun 2020, sektor properti dinilai memiliki prospek cerah.
Hal ini sejalan dengan tren penurunan suku bunga pada tahun 2020.
“Sentimen positif untuk saham sektor properti apabila suku bunga kembali diturunkan. Sebaliknya, jika BI menahan untuk tidak turun pada tahun ini dan kondisi ekonomi tidak sesuai yang diharapkan maka akan berdampak penurunan daya minat akan properti,” kata Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas, Selasa (21/1/2020).
Sukarno mengatakan, ada beberapa saham dari sektor properti yang layak untuk dikoleksi dalam jangka panjang yaitu Bumi Serpong Damai (BSDE), Ciputra Development (CTRA), Pakuwon Jati Tbk (PWON).
Saham-saham tersebut menarik untuk dilirik lantaran tergolong relatif murah valuasinya.
Selain itu, ketiganya juga mampu menciptakan rasio NPM, ROE di atas rata-rata.
Meski begitu, Sukarno menyarankan investor untuk wait and see lebih dulu saham-saham tersebut sembari menunggu momentum teknikal.
“Karena saat ini sepertinya dalam tren turun. Jadi saran saya wait and see terlebih dahulu,” ungkapnya.
***
Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk Sahabat 99.
Simak juga artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Sedang mencari perumahan impian di Pekanbaru?
Kunjungi 99.co/id dan temukan beragam pilihan perumahan seperti di Citraland Pekanbaru.