Jika diperhatikan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kerap menunjukkan diri mengendarai motor. Benarkah kegemaran Jokowi sering naik motor merupakan bentuk pesan politik? Simak ulasannya di sini!
Dalam banyak kesempatan Presiden Jokowi kerap menunjukkan diri mengendarai beragam motor.
Ada motor listrik, motor custom, hingga motor gede alias moge.
Bahkan rencananya, Presiden Jokowi akan melakukan parade motor bersama 20 pembalap MotoGP untuk menyambut MotoGP Mandalika 2022.
Masyarakat pun bertanya-tanya, apa alasan Presiden Jokowi kerap menunjukkan gestur mengendarai motor?
Untuk mengetahuinya, simak pembahasannya yang dilansir dari laman pinterpolitik.com berikut ini!
Kenapa Jokowi Sering Naik Motor?
1. Mendekatkan Diri dengan Milenial
Sebenarnya, pemimpin yang gemar menampilkan dirinya bersama motor tak hanya dilakukan oleh Presiden Jokowi.
Politisi di berbagai penjuru dunia juga kerap melakukan gestur serupa dengan pesan yang berbeda.
Di Amerika Serikat (AS), misalnya, berbagai politisi Partai Republik lumrah menampilkan gestur mengendarai motor pada tahun 2010-an.
Dikutip dari Time, gestur tersebut merupakan simbol konservatisme, khususnya metafora untuk menampilkan kebebasan dan individualisme yang didukung Partai Republik.
Namun berbeda dengan AS, pesan yang ditampilkan Presiden Jokowi dengan mengendarai motor bukanlah hendak menampilkan nilai-nilai kebebasan maupun individualisme.
Pada April 2018, pakar komunikasi politik dari Universitas Jayabaya, Lely Arrianie mengatakan gestur ini bisa dibaca untuk menggaet generasi milenial.
Lely Arrianie menilai hal ini sebagai pesan politik kepada pemilih, khususnya generasi milenial bahwa mantan Wali Kota Solo ini tidak berubah.
Pandangan senada juga diungkapkan oleh Direktur Populi Centre, Usep S. Ahyar pada 21 Agustus 2018.
Menurutnya, aksi Presiden Jokowi dan sembilan Sekretaris Jenderal partai politik Koalisi Indonesia Kerja (KIK) mengendarai moge ke kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) merupakan bentuk konstruksi simbol politik.
Ini bermakna bahwa terdapat seorang pemimpin yang menunjukkan kedekatan dan keberpihakan kepada anak-anak muda atau kelompok milenial.
“Moge ini sebenarnya simbol anak muda, simbol ini dikonstruksi oleh mereka untuk menunjukkan kreativitas, energik, pemimpin kita pro anak muda, dan tak kolot,” ungkap Usep.
2. Simbol Kegagahan
Dalam tulisan Matthew W. Rofe dan Hilary P. M. Winchester yang berjudul Masculine Scripting and the Mythology of Motorcycling meyakinkan motor dan mengendarainya telah melahirkan stigma maskulinitas yang telah ternaturalisasi.
Belum lagi beredar mitos kalau mengendarai motor, khususnya moge adalah bentuk dari maskulinitas, atau yang akrab kita sebut dengan “kegagahan”.
Mitos ini semakin diperkuat dengan berbagai iklan serta film yang menampilkan laki-laki berotot mengendarai motor-motor besar.
Dengan demikian, mungkin dapat dikatakan bahwa Presiden Jokowi tengah menampilkan dirinya sebagai individu yang gagah.
3. Menutupi Kekurangan
Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute, Hanta Yuda pada Juni 2013 mengungkapkan kalau Jokowi merupakan antitesa dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Tidak seperti SBY yang merupakan petinggi militer, Presiden Jokowi tidak menampilkan gestur garang, gagah, ataupun mimik muka tegas.
Selain itu, gaya komunikasi yang digunakan juga sangat kontras. Gaya komunikasi Presiden Jokowi sangat lembut, tidak tegas, tidak berapi-api, dan terkesan lemah.
Pada 15 November 2018, pakar komunikasi politik dari UIN Jakarta, Gun Gun Heryanto pernah menjelaskan perbedaan gaya komunikasi keduanya.
Menurutnya, berbeda dengan Prabowo Subianto yang menggunakan dynamic style, gaya komunikasi Presiden Jokowi merupakan egalitarian style.
Hal ini terlihat dari pidato-pidatonya yang tidak pernah menggunakan kata-kata yang tinggi dan susah dimengerti oleh publik.
Lanjutnya, Presiden Jokowi bukan seorang orator yang andal, tapi merupakan seorang komunikator yang sangat baik.
Mantan Wali Kota Solo ini mampu mengelola power di sekitarnya tanpa menggunakan bahasa-bahasa yang terlalu tinggi atau berlebihan.
Mungkin bisa dibilang, gestur mengendarai motor yang kerap ditampilkan Presiden Jokowi dilakukan sebagai cara untuk menutupi kekurangannya pada aspek kegagahan.
Respons Masyarakat di Media Sosial
Keberhasilan gestur mengendarai motor ini dapat kita lihat pada tingginya jumlah likes dan komentar pada akun Instagram Presiden Jokowi (@jokowi).
Jika dibandingkan dengan unggahan lainnya, foto tersebut mendapatkan respons yang jauh lebih tinggi.
Salah satunya adalah foto saat ia menjajal Sirkuit Mandalika dengan motor yang telah ratusan ribu likes, dan dipenuhi ribuan komentar.
***
Demikian beberapa penjelasan yang mungkin bisa menjawab kenapa Jokowi sering naik motor.
Baca artikel menarik dan terbaru lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Ingin miliki rumah masa depan seperti di Pavilia at Premier Estate 2?
Temukan beragam pilihan rumah hanya di situs properti 99.co/id dan Rumah123.com yang selalu #AdaBuatKamu.