Polemik penolakan untuk mendirikan rumah ibadah bagi umat agama minoritas memang bukanlah cerita baru. Hingga kini, bahkan belum ada solusi nyata untuk mengatasinya. Lantas, kenapa membangun gereja di Indonesia sering dianggap sulit?
Tak hanya berlaku bagi gereja saja, minimnya jumlah pemeluk agama tertentu di suatu wilayah nyatanya berdampak pada kesulitan pendirian rumah ibadah.
Bahkan saat minoritas, umat Islam di beberapa daerah di Indonesia pun juga sulit membangun masjid.
Merujuk pada tata cara pendirian rumah ibadah yang termuat dalam Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 9 dan No. 8 Tahun 2006 Pasal 14 ayat 1, disebutkan bahwa pendirian rumah ibadah harus memenuhi syarat administratif dan teknis bangunan gedung.
Selain itu, ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi kenapa membangun gereja atau rumah ibadah minoritas di suatu daerah sulit…
Kenapa Membangun Gereja Lebih Sulit?
Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Oleh karena itu, secara singkat, alasannya bisa karena penduduk Kristen di Indonesia merupakan minoritas.
Merujuk pada studi yang dilakukan oleh Ali Fauzan, Ihsam, et al. (2011) dengan judul “Kontroversi Gereja di Indonesia”, ada beberapa hal yang mendasari kenapa membangun gereja di Indonesia lebih sulit dari masjid.
1. Faktor ‘Ormas’ atau ‘Penduduk Sekitar’
Sama halnya dengan membangun usaha atau kantor di rumah penduduk, biasanya ada hal-hal yang harus diselesaikan.
Contohnya seperti nego dengan Karang Taruna di tempat sekitar, apakah lokasi gedung merugikan masyarakat setempat atau tidak, dan perizinan terhadap tokoh setempat.
Hal-hal tersebut sangat krusial dalam membangun rumah ibadah, khususnya bagi kaum minoritas.
2. Faktor Penolakan
Bukan rahasia umum lagi jika pembangunan rumah gereja sering mendapatkan penolakan pembangunan gereja, sebab kasus seperti itu sering dijumpai.
Rata-rata penolakan pembangunan gereja bersumber dari ‘ormas’, sebagaimana disebutkan dalam studi tersebut karena alasan ‘Kristenisasi’.
3. Faktor Politik
Alasan ketiga kenapa membangun gereja lebih sulit dari membangun masjid adalah karena adanya faktor politik.
Di mana banyak aliansi politik, biasanya dari pemilihan gubernur/bupati/wali kota setempat, mengharuskan orang gereja untuk ‘sungkem’ ke pemimpin lokat setempat.
Contohnya memberikan dukungan atau orang politiknya menyesuaikan ideologinya untuk mendapatkan dukungan mereka.
Di dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang didominasi umat Islam, kadang justru mempersulit keadaan gereja, khususnya jika keputusan diambil melalui voting.
***
Semoga artikel ini bermanfaat ya, Sahabat 99!
Simak informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Kunjungi www.99.co/id dan rumah123.com untuk menemukan hunian impianmu dari sekarang!
Dapatkan hunian terbaik, salah satunya di Mustika Park Place!