Rumah adat kasepuhan merupakan bangunan adat di kawasan Cirebon, Jawa Barat. Sebagai warisan budaya, bangunan ini memiliki keunikan tersendiri yang filosofis dan menarik untuk dikenali, Sahabat 99. Berikut informasi selengkapnya!
Hunian adat kasepuhan merupakan perluasan dari Keraton Pakungwati di Cirebon.
Bangunan ini pertama kali didirikan sekitar tahun 1529 oleh Pangeran Cakrabuana.
Jika berkunjung ke Cirebon, tak ada salahnya berkunjung dan melihat langsung rumah ada satu ini.
Ada banyak keunikan rumah adat kasepuhan yang bisa menambah pengetahuanmu, lo.
Keunikan Rumah Adat Kasepuhan
1. Desain Pintu Gerbang Utama Rumah Adat Kasepuhan
Keunikan rumah adat Kasepuhan pertama, pintu gerbang utama bangunan ini harus berada di arah Utara.
Bentuknya tampak seperti sebuah jembatan dan memiliki nama Kreteg Pangrawit.
Ini diambil dari kata ‘Kreteg’ yang artinya perasaan dan ‘Rawit’ yang artinya lembut.
Merujuk pada karakter manusia yang haru berjiwa halus dan baik budi selama hidup.
Ada pula gerbang kedua bernama Lawang sanga yang berarti pintu sembilan di sisi lain bangunan.
2. Bangunan Pancaratna
Di sisi kiri kompleks rumah adat Kasepuhan, berdiri bangunan pancaratna.
Ukurannya sekitar 8×8 meter dengan atap yang tersangga oleh empat tiang sokoguru.
Pada bagian atas, kamu bisa melihat genteng tanah liat berjajar dengan rapi melindungi bangunan.
Area ini konon digunakan sebagai area tunggu ketika seseorang akan menghadap Sang Raja atau petinggi kerajaan lainnya.
Pancaratna sendiri mengandung makna lima panca indra yang harus dijaga untuk mengendalikan hawa nafsu.
3. Bangunan Pancaniti
Sejauh ini, bangunan Kasepuhan tampak berbeda dari rumah adat Sunda pada umumnya, bukan?
Hal ini karena budaya di Cirebon juga turut dipengaruhi oleh suku Jawa, Sahabat 99.
Selain bangunan pancaratnam, ada bangunan pancaniti di bagian sebelah timur.
Ukurannya sama seperti bangunan pancaratna, hanya saja lantainya terbuat dari tegel.
Fungsi utamanya adalah sebagai tempat perwira melatih para prajurit.
Bangunan ini terbuka tanpa dinding dan kamu tidak boleh menggunakan alas kaki ketika memasukinya.
4. Area Siti Inggil di Rumah Adat Kasepuhan
Ada juga area Siti Inggil, yang tampak seperti komplek candi di masa Majapahit.
Di area ini ada lima bangunan tanpa dinding, yang konstruksinya berlandaskan pada filosofi Islam.
Berikut fakta kelima bangunan tersebut:
- Mande Malang Semirang, memiliki enam tiang utama untuk melambangkan rukun iman dan merupakan bangunan utama
- Area Mande Pendawa Lima, terletak di samping bangunan utama dan memiliki lima tiang penyangga sebagai simbol rukun Islam
- Mande Semar Tinandu, terletak di kanan bangunan utama dan terdiri dari dua tiang sebagai simbol dua kalimat syahadat
- Area Mande Pengiring, tempat pengiring Sultan menunggu dan lokasinya persisi di belakang bangunan utama
- Mande Karasemen, terletak disebelah mande pengiring, menjadi tempah pengiring tetabuhan atau gamelan yang hanya dibunyikan ketika Idul Fitri dan Idul Adha
5. Memiliki Dua Halaman Utama
Area halaman di rumah adat Kasepuhan terbagi menjadi dua, ada halaman pertama dan kedua.
Halaman pertama lokasinya berada tepat setelah bangunan pancaratna dan pangrawit.
Di sini kamu bisa melihat Gapura Adi berbentuk bentar dengan ukuran 3,7×1,3×5 m yang terbuat dari material batu bata.
Serta Gapura Banteng beurkuran 4,5×9 m yang di bagian bawahnya ada Candra Sakala bertuliskan Kuta Bata Tinata Banteng.
6. Pembangunannya Tanpa Paku atau Baut
Keunikan rumah adat Kasepuhan berikutnya adalah konstruksinya masih menggunakan metode konvensional.
Teknik ini tidak mengandalkan paku ataupun baut untuk menyambungkan tiap kayu yang ada di bangunan.
Meski begitu, setiap struktur bangunan tetap berdiri dengan kokoh dan kuat.
Ini mirip seperti konsep pembangunan rumah adat Aceh, Krong Bade.
7. Struktur Pintu yang Lurus dari Depan Hingga Belakang
Semakin jauh kamu masuk ke kompleks hunian adat Kasepuhan, maka fungsi ruangan akan semakin intim.
Namun uniknya, dari area depan kamu bisa langsung melihat area paling belakang rumah.
Hal ini karena setiap pintu di sini tertata dalam satu garis yang lurus.
Ini merupakan simbol kejujuran dari pemilik rumah, bahwa tidak ada apapun yang ia sembunyikan.
Tampak berbeda dari konsep desain pintu rumah unik masa kini, bukan?
8. Rumah Adat Kasepuhan Memiliki Umpak
Bangunan ini juga memiliki area umpak yang terbuat dari batu, lo.
Fungsi utamanya adalah untuk menahan sambungan langsung bangunan dengan tanah.
Sehingga kayu lebih awet dan tidak mudah lapuk, Sahabat 99.
Kamu bisa menemukan konsep yang sama diterapkan pada rumah adat Baileo, Maluku.
***
Itu dia sejumlah keunikan rumah adat Kasepuhan yang menarik untuk kamu saksikan langsung.
Simak artikel menarik lainnya di Berita Properti 99.co Indonesia.
Untuk menemukan hunian impianmu, jangan lupa kunjungi 99.co/id dan Rumah123.com.
Salah satunya adalah kawasan perumahan  Kenari Kebonkopi Alamasri.