Berita Ragam

Kisah Heroik Jenderal Sutiyoso yang Nyaris Tewas demi Selamatkan Prajuritnya. Tidak Makan Berhari-hari!

2 menit

Termasuk pasukan elite TNI Angkatan Darat, Jenderal Sutiyoso ternyata memiliki kisah heroik yang fantastis, lo. Ia pernah hampir kehilangan nyawa ketika tengah berjuang menyelamatkan prajuritnya. Begini kisah selengkapnya!

Sutiyoso sempat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta selama dua periode, yakni di tahun 1997-2007.

Sebelum terjun ke dunia politik, ia merupakan anggota pasukan elite TNI AD Kopassus.

Berbagai operasi militer telah dilaluinya demi menjaga keamanan nasional.

Bahkan, tidak jarang Sutiyoso harus mempertaruhkan nyawa demi menjalankan tugas negara.

Contohnya saat ia tengah bertugas di perbatasan Timor Portugis alias Timor-Timur.

Penasaran seperti apa kisah Jenderal Sutiyoso selengkapnya?

Langsung saja simak dalam artikel berikut ini, ya!

Operasi Rahasia Jenderal Sutiyoso ke Timor-Timur

kisah heroik jenderal sutiyoso

Sumber: tribunnews.com

Di tahun 1975, pra operasi Sandi Yudha, Benny Moerdani mengutus Sutiyoso ke Timor-Timur.

Status tugasnya adalah clandestine alias rahasia, ia harus menyusup untuk mengumpulkan informasi penting.

Misi ini terkenal juga dengan nama sandi Operasi Flamboyan.

Tidak hanya itu, Satgas Intelijen Kopassus di bawah pimpinan Mayor Yunus Yosfiah juga mengirimkan anggotanya ke sana.

Total personel yang turun mencapai 100 orang dan terbagi menjadi tiga tim dengan nama sandi Susi, Tuti, dan Umi.

Selama bertugas, mereka mengenakan pakaian layaknya masyarakat sipil dengan rambut gondrong, kemeja, dan celana jeans.

Inilah yang membuat mereka kemudian mendapat julukan The Blue Jeans Soldiers.

Sutiyoso sendiri menjadi Wakil Komandan dari tim Umi pimpinan Mayor Infanteri Sofian Effendi.

Nyaris Kehilangan Nyawa demi Selamatkan Prajuritnya

cerita jenderal sutiyoso

Sumber: indoleft.org

Suatu ketika, tim Umi mendapat perintah untuk menyusup ke pedalaman pegunungan di selatan Viqui.



Misi utamanya adalah menyerang markas polisi dan tentara di sana dengan strategi hit and run.

Dalam penyerangan ini, sejumlah prajurit pimpinan Sutiyoso terluka akibat tembakan musuh.

Akibatnya, pergerakan tim untuk kembali ke markas pun terhambat.

Ini karena mereka harus bertempur sembari membopong anggota yang terluka.

Demi mengevakuasi prajurit yang terluka, Jenderal Sutiyoso nekat menembakkan isyarat berwarna hijau agar bisa mendapatkan bantuan helikopter.

Sayangnya, langkah ini juga membuat pasukan lawan lebih mudah menemukan lokasi mereka.

Karena itu, setelah membopong anggota yang terluka naik ke helikopter, perjalanan sisa anggota tim menuju perbatasan menjadi lebih sulit.

Mereka harus bergerak di malam hari untuk melepaskan diri dari kejaran tim lawan.

Efeknya, perjalanan yang semestinya selesai dalam 10 hari berubah menjadi 15 hari.

Mereka juga harus menahan lapar dan haus karena sudah kehabisan perbekalan sejak hari ke sepuluh.

Untunglah, pada akhirnya semua anggota pasukan berhasil masuk ke wilayah Nusa Tenggara Timur dengan selamat.

Hanya saja, kondisi mereka semua, termasuk Jenderal Sutiyoso, sangat kurus karena berhari-hari tidak makan.

***

Itu dia kisah heroik Jenderal Sutiyoso yang nyaris tewas demi menyelamatkan prajuritnya.

Pantau terus informasi penting seputar properti lewat Berita 99.co Indonesia.

Kamu tertarik untuk tinggal di kawasan Cisauk Point?

Temukan penawaran menariknya di 99.co/id dan Rumah123.com yang selalu #AdaBuatKamu!



Hanifah

Hanifah adalah seorang penulis di 99 Group sejak tahun 2020. Lulusan Jurnalistik UNPAD ini fokus menulis tentang properti, gaya hidup, marketing, hingga teknologi. Di waktu senggang, ia senang menghabiskan waktu untuk kegiatan crafting dan membaca.
Follow Me:

Related Posts