Cerita Kita

Habiskan Waktu 2 Tahun, Begini Lika-liku Perjalanan Pemilik Ruma Ghi Menemukan Hunian Impian. Inspiratif!

3 menit

Menemukan hunian impian memang bukan hal yang mudah. Pemilik Ruma Ghi, Anindita, bahkan harus menghabiskan waktu dua tahun hingga menemukan hunian yang tepat untuknya dan keluarga. Berikut kisah selengkapnya!

Sejak awal menikah, Anindita dan sang suami sudah bertekad untuk membeli rumah sendiri.

Demi mewujudkan impian tersebut, mereka konsisten menabung setengah dari penghasilan yang didapatkan setiap bulannya.

Tidak hanya itu, selama dua tahun, keduanya rutin berkeliling Yogyakarta untuk berburu hunian.

Penasaran seperti apa perjalanan mereka hingga menemukan Ruma Ghi?

Langsung saja simak dalam ulasan di bawah ini, ya.

Bertekad Membeli Rumah secara Cash

kisah pembangunan rumah ghi

Perjalanan Anindita dan sang suami untuk mencari rumah dimulai ketika keduanya menikah.

“Kita berburu rumah itu sudah dua tahun lamanya, sejak awal menikah tahun 2020,” jelas Anindita kepada tim Berita 99.co Indonesia.

Namun, selama dua tahun itu mereka belum berhasil menemukan rumah yang cocok.

Salah satu kendala utamanya adalah bujet, karena mereka ingin membeli rumah secara cash.

“Jujur aja kita memang niat banget untuk membeli rumah ini secara cash,” jelasnya.

Sayangnya, tabungan yang mereka punya belum cukup untuk mendapatkan rumah di Jogja.

Ini karena harga properti di Jogja memang tergolong mahal, apalagi jika aksesnya sudah bagus.

“Di Jogja itu rumah tergolong mahal, dibandingkan dengan di Solo atau Surabaya. Harganya udah, gila-gilaan, deh,” kata Anindita.

Karena itulah pada akhirnya pasangan suami istri ini memutuskan untuk kembali menabung terlebih dahulu sambil tetap melakukan survei secara online maupun offline.

Pada tahun 2022, mereka akhirnya menemukan hunian yang harga maupun spesifikasinya sesuai dengan target.

Berlokasi di Kabupaten Bantul, hunian ini mereka beri nama Ruma Ghi.

Menjatuhkan Pilihan pada Ruma Ghi

kisah inspiratif ruma ghi

Menurut Anindita, ia dan suami sebenarnya sempat mempertimbangkan untuk membeli tanah kavling.

Namun, ternyata mereka menemukan developer yang menyediakan rumah siap bangun yang layout-nya bisa disesuaikan dengan permintaan.

Tapi untuk fasad, spek, dan lain-lainnya semua sudah ditentukan oleh developer. Kita cuman custom di layout aja,” kata Anindita.

Harganya pun cocok di kantong. Meski secara lokasi, perumahan tersebut cukup jauh dari kota, sekitar 30-45 menit dengan kendaraan.

Di awal bulan April 2022, pembangunan rumah mulai berjalan dengan target selesai dalam empat bulan.

Sayangnya, ada banyak kendala yang membuat konstruksi baru selesai di bulan ketujuh, yakni November 2022.



“Selama pembangunan, developer itu kurang pengawasan,” jelasnya.

Ada banyak detail eksterior maupun interior yang sudah disepakati tidak tersampaikan ke tukang.

Akibatnya, beberapa kali harus ada revisi karena tukang membangun rumah sesuai dengan default­ mereka.

“Karena ini salah, itu salah, tidak sesuai dengan DED atau Detail Engineer Design,” kata Anindita.

Sebagai solusi, ia dan suami memutuskan untuk turun langsung mengawasi proses pembangunan rumah.

Mereka juga mencetak gambar desain dari arsitek dan menempelkannya di tembok sebagai referensi tukang ketika bekerja.

Akhirnya, sedikit demi sedikit masalah yang muncul bisa terselesaikan dan rumah pun siap untuk dihuni.

Berukuran 40 meter persegi dengan lahan seluas 82 meter persegi, bangunan tersebut mereka beri nama Ruma Ghi.

“Ruma itu ya rumah, terus Ghi itu suku kata depan dari nama anak kami,” jelasnya.

Bujet Pembangunan Ruma Ghi

desain fasad rumah ghi

Bicara tentang pembangunan, tentu ini berkaitan erat dengan bujet atau biaya.

Nah, menurut penuturan Anindita, Rumah Ghi ternyata dibangun dengan bujet kurang dari Rp400 juta, lo.

“Kita beli dengan harga di bawah Rp400 juta, itu sudah tanah dan juga bangunan,” katanya.

Meski terdengar mustahil menemukan rumah semurah itu di zaman sekarang, realita inilah yang ia dan suami alami.

Namun, memang lokasinya bukan di tengah kota, melainkan di pinggiran Kabupaten Bantul.

Jarak dari rumah menuju jalan nasional mencapai 1-2 kilometer.

Selain itu, harga tersebut ia dapatkan karena membeli rumah secara cash, bukan sistem cicilan.

“Dengan belinya cash itu kita dapat diskon, walaupun tidak banyak. Beda lagi kalau dengan yang pengajuan KPR, tentu harganya akan lebih mahal,” tegasnya.

Seluruh dana tersebut murni berasal dari tabungannya dan suami selama bertahun-tahun.

Demi membeli rumah, setiap bulannya mereka menabung 50 persen dari penghasilan.

Ketika ada rezeki tambahan, ia akan langsung memasukkannya ke tabungan khusus untuk rumah.

Konsistensi inilah yang menurutnya harus dimiliki ketika kita ingin membeli rumah.

“Kita harus konsisten, tentukan target dulu, bujet rumah berapa, target waktu untuk menabung, besaran tabungan yang harus kita sisihkan per bulannya, dan yang paling penting kita tidak boleh mengutak-atik tabungannya,” jelas Anindita lebih lanjut.

***

Itu dia kisah inspiratif pemilik Ruma Ghi dalam menemukan hunian impian.

Temukan berbagai kisah menarik lainnya hanya di Berita.99.co.

Ikuti juga Google News Berita 99.co Indonesia untuk menemukan informasi terbaru seputar properti.

Terinspirasi untuk mulai berburu hunian impian versimu sendiri?

Tenang saja, menemukan rumah idaman kini bisa #segampangitu bersama www.99.co/idlo!

**Sumber Foto: instagram.com/ruma.ghi



Hanifah

Hanifah adalah seorang penulis di 99 Group sejak tahun 2020. Lulusan Jurnalistik UNPAD ini fokus menulis tentang properti, gaya hidup, marketing, hingga teknologi. Di waktu senggang, ia senang menghabiskan waktu untuk kegiatan crafting dan membaca.
Follow Me:

Related Posts