Luhut Binsar Pandjaitan sempat menceritakan kenangannya semasa menjadi perwira Kopassandha (Kopassus) dan terlibat dalam Operasi Seroja di Timor Timur. Konon, ia dan perwira lainnya mesti menahan kencing dan buang air besar.
Operasi Seroja adalah invasi Indonesia atas Timor Timur yang terjadi pada 7 Desember 1975.
Melansir kompas.com, operasi ini dilancarkan sebagai respons atas tindakan Partai Fretilin yang mendeklarasikan kemerdekaan Republik Demokratik Timor Timur secara sepihak.
Bahkan, peristiwa tersebut disebut operasi militer terbesar yang pernah dilakukan Indonesia.
Ditambah, Operasi Seroja melibatkan semua unsur angkatan bersenjata, mulai dari Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), hingga Angkatan Udara (AU).
Sebagai salah satu prajurit hebat di Kopassus kala itu, Luhut Pandjaitan menceritakan kenangan yang tak bisa ia lupakan.
Salah satunya yakni banyak prajurit yang harus menahan kencing dan buang air besar.
“Kami di pesawat hampir enam jam. Mungkin maaf banyak yang buang air kecil di celana, buang air besar di celana,” kata Luhut dalam peringatan 40 tahun penerjunan di Kota Dili seperti dikutip merdeka.com.
Setiap Hari Harus Gendong Ransel 35 Kilogram
Tak hanya cerita ketika berada di pesawat, Luhut juga mengisahkan bahwa para prajurit yang ikut dalam Operasi Seroja merasa kelelahan.
Prajurit Kopassus dihadapkan pada situasi yang menuntut kesiagaan.
Misalnya, ketika akan terjun dari pesawat, musuh langsung mengarahkan tembakan sehingga diperlukan kewaspadaan ekstra.
“Ada tembakan, pesawat belok. Ada (prajurit) yang masuk di laut. Ini suatu momen yang benar-benar membuat kita teringat semua bagaimana operasi dilakukan. Gagah berani, tapi tidak terencana dengan baik,” ujar pria yang menjabat sebagai Menko Marves tersebut.
Di luar itu, para prajurit juga harus menggendong ransel seberat 35 kilogram, lengkap dengan persenjataan.
Maka dari itu, Luhut berpesan kepada para perwira TNI untuk selalu merencanakan satu operasi dengan baik dan cermat.
Pengalaman yang Membekas?
Bagi Luhut, Operasi Seroja sangat membekas sekaligus menjadi kenangan pahit.
Terlebih, sebanyak 8 anak buahnya langsung gugur padahal beberapa jam sebelumnya ia sempat memberikan semangat dan banyak berbicara dengan mereka.
Perasaannya kala itu pun campur aduk antara kesal, marah, dan khawatir.
Pasalnya, ia merasa tak berdaya dan tak mampu memimpin anak buahnya.
“Teman-teman yang gugur di Timtim itu selalu menjadi pengingat hati nurani saya untuk tidak berbuat korupsi atau mencari uang negara sebagai warganegara yang berusaha dengan jujur dan terhormat. Saya tidak pernah menodai pengorbanan mereka,” kata Luhut dikutip dari papua.inews.id.
***
Semoga bermanfaat ya.
Baca artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Jika kamu sedang mencari hunian nyaman di sekitar Lebak, bisa jadi Citra Maja Raya adalah tempat yang cocok.
Cek ragam pilihan serta harga kompetitif di 99.co/id dan rumah123.com, karena kami selalu #AdaBuatKamu.