Berita Ragam

Kisah Mualaf Bertato yang Islamkan Sang Ayah dan 5 Sahabatnya. Menyesal Masuk Islam?

2 menit

Yohanes Kusnaryo, seorang mualaf bertato, bercerita tentang kisah panjangnya selama menganut ajaran Islam. Simak kisah selengkapnya di sini!

Tidak ada yang pernah tahu kapan seseorang mendapat hidayah dari Allah Swt.

Hal tersebut lah yang dialami oleh Yohanes Kusnaryo atau sering disapa Naryo.

Mualaf bertato itu sempat menyesal menjadi muslim, tetapi bisa umrah dan mengislamkan ayah serta sahabat terdekatnya.

Mengkutip dari kanal YouTube Mualaf Center Aya Sofya, berikut kisahnya!

Masuk Islam untuk Syarat Administrasi dan Sempat Menyesal

kisah mualaf bertato menikahi muslim perempuan

sumber: tirto.id

Yohanes Kusnaryo sudah menjadi seorang mualaf sejak tahun 2011.

Saat itu, ia melakukannya hanya untuk memenuhi syarat administrasi menikahi pacarnya yang seorang muslim.

Tak heran jika perilaku Naryo justru masih jauh dari ajaran Islam.

Ia tidak pernah menjalankan ibadah salat lima waktu.

Bahkan, ia sampai memakai obat-obatan terlarang dan membuat tato di kedua tangannya.

Mualaf bertato ini berdalih tidak pernah salat karena tidak ada yang membimbingnya.

“Setelah membaca syahadat, saya cuma dikasih buku panduan salat. Tapi saya enggak ngerti dan enggak ada yang memandu juga. Jadi, saya tinggalkan bukunya,” ujar Naryo.

Tak dipungkiri, naik turun kehidupannya setelah masuk Islam sempat menimbulkan rasa penyesalan dalam diri Yohanes.

Apalagi, ia sudah mengetahui bagaimana konsekuensi jika melanggar larangan Allah Swt. dan siksa kubur yang menunggunya kelak.

Sebuah Mimpi Ubah Hidup Mualaf Bertato

mimpi terbakar api dirasakan mualaf bertato

sumber: manado.tribunnews.com

Proses menemukan Islam baru ia dapat enam tahun setelah mengucap syahadat.

Saat itu, ia mengalami mimpi buruk yang mengubah hidupnya.

“Anehnya, saya benar-benar merasakan panas dan saya sampai terbangun pun panasnya masih terasa. Anehnya juga, setelah bangun, saya langsung membaca istigfar,” ujar Naryo.



Bergabung dengan Mualaf Center Yogyakarta dan Sering Beribadah

Walau belum sepenuhnya lepas dari taibat buruk, Naryo sedikit demi sedikit mulai rajin beribadah.

Pada mulanya, ia merasa malu dan bahkan, tidak mengetahui sama sekali bacaan salat.

Mualaf bertato ini hanya hafal surat Al-Fatihah, yang diajarkan oleh tetangganya semasa kecil.

Setelah mulai rajin beribadah, Yohanes mulai bertekad mengubah lingkungannya agar bisa mengenal Islam lebih dalam.

Ia pun memutuskan untuk bergabung dengan Mualaf Center Yogyakarta.

Di tempat ini, ia merasa mempunyai teman baru.

Salah satunya adalah Hani, mantan pendeta yang kini seorang mualaf.

Diajak Umroh dan Islamkan Ayah serta Sahabat

mualaf bertato sedang umrah

sumber: islamkaffah.id

Sempat vakum beberapa saat, telepon selular milik Yohanes terus berdering dari teman-teman muslim di Mualaf Center.

Tak diduga, Hani ingin bertemu dengan Yohanes karena ingin mengajaknya umrah.

“Gimana, ya. Saya bengong di situ. Gak bisa berkata apa-apa. Percaya nggak percaya rasanya,” kenang Naryo.

Ketika berada di Tanah Suci, Naryo berdoa di hadapan Ka’bah dan meminta kepada Allah Swt. untuk memberikan hidayah kepada sang ayah.

Sepulangnya dari umrah, Naryo tidak menyangka apa yang ia lihat.

Tak hanya sang ayah, teman-teman dekatnya berniat untuk belajar masuk Islam.

***

Semoga pembahasan kisah mualaf bertato di atas dapat bermanfaat untuk Sahabat 99, ya!

Simak terus artikel seputar kisah mualaf lainnya hanya di Berita 99.co Indonesia.

Sedang mencari hunian idaman seperti Singhamerta City di Wagir, Malang?

Dapatkan beragam kemudahan dalam menemukan rumah masa depan hanya di 99.co/id dan rumah123.com, karena kami selalu #AdaBuatKamu.



Emier Abdul Fiqih P

Menjadi penulis di 99 Group sejak 2022 yang berfokus pada artikel properti, gaya hidup, dan teknologi. Lulusan S2 Linguistik UPI ini sempat berprofesi sebagai copy editor dan penyunting buku. Senang menonton film dan membaca novel di waktu senggang.
Follow Me:

Related Posts