Cerita Kita

Kisah Pembangunan Rumah Tapak Redu House ala Rully dan Siwi. Berhasil Renovasi Total dengan Bujet Minimal!

3 menit

Sejak pandemi Covid-19, kebutuhan akan hunian tapak semakin meningkat seiring dengan mobilitas di dalam rumah yang kian besar. Hal ini membuat banyak orang, termasuk penghuni apartemen turut memilih rumah tapak untuk memenuhi kebutuhan ruang geraknya. Seperti yang dirasakan pasangan Rully dan Siwi, meski telah menempati unit apartemen di pusat kota, mereka merasa lahan yang tersedia kurang ideal dalam memenuhi mobilitas keluarganya di rumah.

Untungnya, Siwi dan Rully telah memiliki rumah cluster yang dibeli secara Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) pada tahun 2008.

“Saat itu rumah saya masih disewakan dan tidak pernah kami tinggali,” ujar Siwi, saat diwawancara redaksi 99 Group.

Lalu, selama enam bulan masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menghantui masyarakat Indonesia, Siwi dan keluarga memutuskan untuk renovasi hunian tersebut agar bisa ditinggali.

Berkeinginan Punya Rumah sejak Awal Menikah

rumah kemiri sebelum renovasi

Menikah sejak 2005, Siwi dan Rully memang sudah memiliki keinginan punya rumah.

Berbekal survei satu lokasi ke tempat lainnya, mereka putuskan beli bangunan standar developer dengan cara KPR.

Adapun lokasi yang dipilih merupakan salah satu perumahan cluster di Pondok Cabe.

Perumahan itu ia pilih karena lokasinya berada di cluster baru dengan penjagaan 24 jam yang memiliki tempat bermain untuk anak-anak.

“Selain itu, lokasi rumah ini juga cukup dekat dengan hunian orang tua suami,” terang Siwi.

Awalnya, ujar Siwi, luas bangunan yang ditawarkan developer tergolong kecil, yaitu 39 m2.

Namun, ia dengan cerdik memilih lokasi hunian di pojok perumahan sehingga ada kelebihan tanah yang ia pikir bisa dikembangkan nantinya.

Meski telah membeli hunian tersebut, Siwi tak lantas menempatinya dan lebih memilih tinggal di apartemen.

“Waktu itu kita maunya rumah direnovasi dulu sebelum ditinggali. Namun, saat itu dana renovasinya belum ada, jadi sementara kita kontrakan dulu,” ungkapnya.

Kemudian, alasan Siwi dan keluarga putuskan tinggal di apartemen yang berada di daerah Pancoran juga karena letaknya dekat dengan sekolah anak dan rumah orang tua.

Putuskan Renovasi Total Rumah yang Tak Pernah Ditempati

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ketika pandemi Covid-19 merebak, kebutuhan ruang gerak Siwi dan keluarga menjadi lebih besar.

Akhirnya, pada 2021, ia mengambil keputusan untuk renovasi total rumah tapak yang tak pernah ditempatinya itu agar bisa disesuaikan dengan preferensinya.

Memilih Arsitek

renovasi rumah kemiri

Memiliki rumah yang sesuai dengan kepribadian pemiliknya tentu sangat memuaskan. 

Untuk itu, tak jarang diperlukan bantuan dan jasa dari arsitektur profesional, seperti yang dilakukan Siwi dan suami.

Setelah dipikirkan secara matang, Siwi memilih arsitek Rahmat Indrani dari SPOA yang bertanggung jawab untuk merancang rumahnya.



“Mas Rahmat adalah arsitek pertama yang kami temui dan kami langsung suka dengan ide serta visi misi beliau,” jelas Siwi.

Terlebih, kebanyakan hunian yang dirancang Rahmat dengan mengusung redu house dirasa sesuai dengan kebutuhan Siwi dan keluarga.

Redu House

redu house

Mengenai redu house, konsep hunian ini dipandang bisa menekan biaya pembangunan rumah sampai 30 persen. 

Konsep ini diinisasi oleh Orbit Bekraf dan menunjuk Rahmat Indrani untuk mengembangkan konsep hunian bagi kelompok menengah.

Siwi melihat, penggunaan konsep redu house membuat penggunaan bahan material jadi lebih efisien.

“Karena menggunakan bata ekspos dan tembok unfinished tanpa cat,” tambahnya.

Kemudian, tambah Siwi, ketinggian plafonnya juga sekitar 2,4 m.

Dengan penerapan tersebut, ia merasa lebih berhemat energi karena dapat mengurangi penggunaan lampu di siang hari.

“Saat menyalakan AC pun akan lebih cepat dingin karena ketinggian plafon yg tidak terlalu tinggi,” tambahnya.

Biaya Renovasi Rumah

interior rumah kemiri

Dalam merenovasi rumahnya, Siwi mengajukan KPR refinancing dengan jaminan surat rumah.

Ajuan tersebut akhirnya diterima dan ia berhasil merenovasi hunian menjadi lebih besar dengan luas tanah 154 m2 dan luas bangunan 180 m2.

Disinggung soal bujet, Siwi mengatakan anggaran yang digelontorkan untuk renovasi hunian yang ia sebut dengan Rumah Kemiri ini adalah sekitar Rp5,5 juta per meter persegi.

Dalam pengaturannya, Siwi selalu berpegangan dengan Rancangan Anggaran Biaya (RAB).

Selain itu, konsultasi dengan arsitek juga sangat membantu saat pemilihan bahan-bahan finishing supaya bisa menekan bujet yang tidak efisien.

***

Semoga artikel ini bisa menginspirasimu ya, Property People.

Temukan beragam informasi seputar kisah Instagramer dengan mengakses laman portal Berita.99.co.

Ikuti dan akses Google News kami agar tidak ketinggalan artikel terbaru lainnya!

Punya rumah impian kini bisa #segampangitu karena ada situs properti www.99.co/id.

***sumber foto: instagram.com/rumahkemiri



Gadis Saktika

Gadis Saktika adalah Content Writer di 99 Group yang sudah berkarier sebagai penulis dan wartawan sejak tahun 2019. Lulusan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI ini senang menulis tentang etnolinguistik, politik, HAM, gaya hidup, properti, dan arsitektur.
Follow Me:

Related Posts