Demi membangun rumah, pemilik akun Instagram Rumahpojok, Dian rela menabung pelan-pelan dan mengutang ke orang tuanya. Simak kisah perjuangannya di sini!
Memiliki rumah sendiri adalah idaman semua orang.
Namun, mewujudkannya ini bukanlah hal yang mudah dikarenakan tingginya harga tanah serta biaya membangun rumah.
Hal ini juga dirasakan oleh Dian, pemilik akun Instagram Rumahpojok, yang harus menabung lama dan mengutang ke orang tua demi membeli tanah.
Bahkan, rumah miliknya hampir tak terbangun karena letaknya yang jauh dari tempat kerjanya.
Yuk, simak kisah lengkap perjuangan Rumahpojok bangun hunian impian mereka di bawah ini!
Membeli Tanah dengan Modal Nabung dan Pinjam Uang ke Orang Tua
Sebelum membeli tanah di kawasan Bogor, Dian bersama suaminya tinggal secara nomaden alias berpindah-pindah.
Dian mengatakan, sebelumnya dia dan suami tinggal di kos-kosan dan pernah pindah ke apartemen selama tiga tahun.
“Asal Sulawesi, sejak lulus kuliah rantau ke beberapa kota, luar negeri juga. Nah, waktu nikah kita kos-kosan dan sempet tinggal di Jepang, pindah-pindah apartemen selama tiga tahun,” kata Dian ke Shafira dari 99.co Indonesia, Selasa (31/05/2022).
Selama tinggal di Jepang, keduanya hidup berhemat karena pemasukannya tidak terlalu banyak.
Suami Dian menabung melalui uang beasiswa, sedangkan Dian memilih mencari pekerjaan selama menemani suaminya di Jepang.
Setelah mendapatkan pekerjaan tetap di Negeri Sakura, Dian dan suami pun mulai berpikiran untuk menabung demi membeli rumah.
Namun, pada akhirnya keduanya berubah pikiran dan memilih membeli tanah di Indonesia karena lebih mudah untuk dirawat.
“Kita mikir kalau kita nyicil rumah akan lebih tinggi ongkosnya. Karena punya rumah akan menurun kalau ditinggali, kalu disewakan, tetap harus di-maintain. Dari sisi cost lebih tinggi. Sedangkan kalau beli tanah ya beli tanah tanpa bangunan tanpa di-maintain. Panggil tukang kebun biar tanah ga dirawat biar ga jadi sarang ular,” ujar Dian.
Setelah pulang ke Indonesia, keduanya akhirnya mencari tanah yang dijual dan menemukan sebuah lahan di kawasan yang bagus.
Sayangnya, tabungan yang mereka kumpulkan hanya cukup untuk membayar 40 persen dari uang tanah.
Hal ini membuat keduanya akhirnya mengutang ke orang tua agar bisa membeli lahan tersebut.
“Beli tanah dari koneksi, teman orang tua kenal sama yang punya tanah. Saat itu kita ga buru-buru, nunggu ‘kan, memang masih di Jepang pengen beli tanah. Jadi proses pencariannya satu tahun, prosesnya ga buru-buru,” kata Dian.
Hampir Tak Jadi Bangun Rumah karena Pekerjaan
Dian dan suami membeli lahan Rumahpojok di tahun 2017, tetapi baru mulai membangun rumah di tahun 2021.
Ternyata, ada alasan mengapa Dian dan suami membutuhkan waktu lama untuk mulai membangun rumah.
“Saat itu sebeneranya kita ga bayangin bakal langsung dibangun, kita ga tahu bakal lokasi di sini. Yakin atau ngga dengan lokasi ini. Apakah akan nyaman dengan kondisi tempat kerja kita,” sebut Dian.
Ketika pulang di Indonesia, suami Dian bekerja sebagai seorang dosen di Bogor, tetapi Dian bekerja di salah satu perusahaan e-commerce di Jakarta.
Hal ini membuat keduanya menunda pembangunan rumah karena tidak memungkinkan untuk bulak-balik Bogor-Jakarta.
Selama belum memiliki rumah, Dian dan suami tinggal di sebuah kos-kosan di Jakarta.
Meski demikian, keduanya tetap menabung meski belum tentu tabungannya untuk membeli apartemen atau membangun rumah.
Lalu, ketika pandemi datang, Dian dan suami pindah ke rumah mertua karena pekerjaan mereka berubah menjadi work from home.
Setelah lama tinggal di rumah mertua, Dian dan suami pun akhirnya memilih untuk mulai membangun di lahan yang mereka beli di tahun 2017.
“Pandemi harus WFH di Bogor, nebeng di mertua. Terus ya udah lama lama kita, akhirnya kita memilih hubungin arsitek, dana ga ada, cuma ada ⅙ untuk bangun rumah. Suka dengan rumah dan beberapa bulan kemudian langsung bangun rumah,” tambah Dian.
Proses Membangun Rumah dengan Bantuan Kredit Bank
Karena tidak memiliki dana banyak untuk membangun rumah, Dian dan suami akhirnya memilih untuk menggunakan kredit bank.
Di tahun 2021, Rumahpojok akhirnya terbangun dengan pembiayaan 50 persen dari tabungan dan 50 persen dari KPA.
Alasan mengapa Dian dan suami menggunakan KPA untuk membangun rumah adalah karena waktu cicilannya tidak selama KPR.
“Kita fokus ke bunganya yang paling rendah. Fokusnya gedein DP terus cicilannya jangan terlalu lama. Jadi cicilannya lima tahun. Aku juga ga yakin mau terus berkarir di Jakarta jadi hitungnya berdasarkan kemampuan kerja di Jakarta berapa lama,” ujar Dian.
Untungnya, Dian dan suami tidak merasa kesulitan untuk membayar cicilan kredit bank karena sudah biasa menabung sejak lama.
Akhirnya, rumah idaman Dian dan suami pun terbangun di November 2021.
***
Masih banyak kisah inspiratif dari Rumahpojok yang belum terungkap, Sahabat 99!
Bagi yang masih penasaran, tunggu artikel lainnya di portal Berita 99.co Indonesia.
Jika sedang mencari rumah di Bandung, bisa jadi Kenari Kebonkopi Alamasri adalah jawabannya.
Cek saja di 99.co.id dan rumah123.com untuk menemukan rumah idamanmu!
Wujudkan hunian idamanmu sekarang juga, karena kami selalu #AdaBuatKamu!